Israel Pakai AI untuk Bombardir Palestina, Seberapa Bahaya?


Jakarta, CNN Indonesia —

Pasukan Israel (IDF) disebut menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menargetkan lokasi atau bangunan yang diserang saat melancarkan agresi di Gaza, Palestina, yang hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 13 ribu orang, dengan lebih dari separuhnya perempuan dan anak.

Sebahaya apa penggunaan AI dalam perang?

Sebuah laporan menyebutkan bahwa Israel mulai menggunakan Ai untuk menargetkan lawan-lawan mereka di medan pertempuran di Gaza. Namun, ada kekhawatiran bahwa hal ini disalahgunakan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan Al Jazeera, Israel memiliki sebuah cabang militer bernama Sigma yang didedikasikan untuk mengembangkan dan menggunakan AI untuk serangan. Mereka bahkan menyebut perang 2021 dengan Hamas sebagai perang kecerdasan buatan pertama.

IDF menggunakan Fire Factory, sebuah perangkat lunak berbasis AI untuk memilih target di seluruh Gaza yang jumlahnya mencapai ribuan. IDF kemudian menugaskan mereka ke drone, pesawat tempur, tank, dan unit artileri. Semuanya dilakukan serentak, dalam waktu bersamaan.

“Ini secara keseluruhan lebih fleksibel dan secara keseluruhan lebih adaptif untuk menciptakan segala jenis kumpulan data atau jenis jaringan saraf tiruan daripada membeli F-35,” kata Brigjen Aviad Dagan, Direktur Administrasi Transformasi Digital IDF, dalam sebuah video yang diposting Al Jazeera di X (sebelumnya Twitter).

IDF, dalam laman resminya, mengakui bahwa kecerdasan buatan merupakan kunci. Mereka mengklaim bahwa Sigma merupakan cabang IDF “untuk mengembangkan, meneliti, dan mengimplementasikan kecerdasan buatan dan penelitian perangkat lunak canggih yang terbaru agar IDF tetap mutakhir.”

Letnan Kolonel Nurit Cohen yang memimpin proyek ini pada 2017 mengatakan Sigma bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi IDF. Sigma mengembangkan teknologi dan mencari cara untuk memberikan dampak yang nyata.

IDF percaya AI bakal memberikan dampak yang lebih besar pada kegiatan operasional mereka. Menurutnya ada tiga tahap AI yang digunakan IDF.

“Ada AI deskriptif, di mana komputer dapat memahami konteks dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan data. Ada AI prediktif, di mana komputer kemudian memprediksi dampak dari data tersebut. Terakhir, ada AI perspektif, di mana komputer dapat membuat pilihan cerdas berdasarkan prediksinya. Saat ini, kami telah menguasai tahap pertama, dan sedang mengerjakan AI yang lebih canggih,” kata Cohen.

IDF mengumumkan mereka telah menanamkan kecerdasan buatan ke dalam operasi-operasi yang mematikan. Seperti yang dilaporkan Bloomberg pada 15 Juli, awal tahun ini, IDF telah mulai “menggunakan kecerdasan buatan untuk memilih target serangan udara dan mengatur logistik masa perang.”

[Gambas:Twitter]

Para pejabat Israel mengatakan pada saat itu bahwa IDF menggunakan sistem rekomendasi AI untuk memilih target untuk pengeboman udara, dan model lain yang kemudian akan digunakan untuk mengatur serangan berikutnya dengan cepat.

IDF menyebut sistem kedua ini sebagai Fire Factory, dan, menurut Bloomberg, sistem ini “menggunakan data tentang target yang disetujui militer untuk menghitung muatan amunisi, memprioritaskan dan menugaskan ribuan target ke pesawat terbang dan pesawat tak berawak, dan mengusulkan jadwal.”




Penampakan Gaza-Tepi Barat, 2 Wilayah Palestina yang Terpisah (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)



Dampak bahaya penggunaan AI di halaman berikutnya…

Elon Musk Donasikan Keuntungan X ke Gaza dan Israel Sekaligus


Jakarta, CNN Indonesia —

Manusia terkaya dunia versi Forbes, Elon Musk, mengaku akan menyumbang ke Rumah Sakit Israel dan Bulan Sabit Merah di Gaza sekaligus dengan dalih kepedulian terhadap orang-orang tak bersalah.

“X Corp akan mendonasikan seluruh pendapatan dari iklan dan langganan yang terkait dengan perang di Gaza ke rumah sakit di Israel dan Palang Merah/Bulan Sabit Merah di Gaza,” kicaunya di akun X, yang dulunya bernama Twitter, Rabu (22/11).

X Corp merupakan versi rebranding dari Twitter, perusahaan media sosial yang diakusisi oleh Musk pada Oktober 2022. 


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Salah satu netizen kemudian bertanya soal bagaimana caranya memastikan donasi Musk itu tak disalahgunakan oleh Hamas, kelompok militan Palestina yang tengah bertempur dengan Negara Zionis.

“Kami akan melacak bagaimana dana dibelanjakan dan disalurkan melalui Palang Merah/Bulan Sabit Merah. Ide-ide yang lebih baik dipersilakan,” Musk menjawab.

“Kita harus peduli terhadap orang-orang yang tidak bersalah tanpa memandang ras, keyakinan, agama, atau apa pun,” ia menambahkan.

Warganet @ChayaRaichik10 lantas mengunggah video pengakuan sosok yang diklaimnya sebagai pegawai Kementerian Kesehatan Gaza yang mengakui bahwa “Bulan Sabit Merah dimanfaatkan Hamas untuk kegiatan terorisnya.”

[Gambas:Twitter]

“Oke, apa cara yang lebih baik untuk membantu anak-anak di Gaza? Mungkin sekedar pembelian langsung perbekalan kesehatan anak,” Musk, yang juga CEO SpaceX, menyodorkan opsi lain.

“Tampaknya ini cara terbaik untuk memastikan pasokan medis benar-benar sampai ke anak-anak di Gaza,” timpal akun @ChayaRaichik10 itu.

Sementara, akun @krassenstein berkomentar bahwa perusahaan media sosial atau raksasa teknologi lain mesti melakukan hal yang sama, termasuk Google dan Meta.

“Kita harus melakukan apa pun yang kita bisa untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang,” ucap Elon Musk.

Sebelumnya, Musk beberapa kali berkomentar agak berbeda dengan tokoh-tokoh Barat lainnya soal perang di Gaza, yang bermula dari serangan Hamas ke Israel, Sabtu (7/10).

Meski masih bicara soal terorisme Hamas, Musk memilih menyarankan jalan damai kepada Israel berupa “conspicuous acts of kindness.” Bentuknya, memberi bantuan pengobatan hingga pangan kepada warga Gaza.

Beberapa raksasa teknologi juga mengutuk Hamas dan tak melakukan hal sebaliknya terhadap Israel, seperti yang dilakukan Meta dan CEO-nya Mark Zuckerberg, serta TikTok.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Sam Altman Akan Kembali Jadi CEO OpenAI


Jakarta, CNN Indonesia —

Sam Altman, sosok yang lekat dengan tren kecerdasan buatan (AI) setahun belakangan, akan kembali sebagai CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.

Dalam sebuah pernyataan, Selasa (21/11) malam waktu setempat, perusahaan mengaku mencapai kesepakatan dengan Altman.

“Kami telah mencapai kesepakatan prinsip agar Sam Altman kembali ke OpenAI sebagai CEO dengan dewan awal baru yang terdiri dari Bret Taylor (Ketua), Larry Summers, dan Adam D’Angelo,” kicau OpenAI di akun X-nya, hari ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Nama terakhir merupakan sisa dari dewan direksi sebelumnya yang memecat Altman. Dia tetap berada di dewan kecil awal ini untuk memberikan representasi pada dewan sebelumnya.

“Kami berkolaborasi untuk mencari tahu detailnya. Terima kasih banyak atas kesabaran Anda melalui ini,” lanjut OpenAI.

Sebelumnya, Altman dipecat oleh dewan direksi perusahaan atas dasar komunikasi yang tak jujur pada Jumat (17/11). Dewan menunjuk Mira Murati sebagai Plt. CEO saat itu.

Imbas pemecatannya, loyalisnya bereaksi. Mantan presiden sekaligus pendiri Greg Brockman turut mundur, dengan ratusan staf lainnya mengancam kabur dari perusahaan.

Sempat ada upaya negosiasi di akhir pekan, kesepakatan tetap tak tercapai. Dewan mengganti CEO sementara jadi Emmet Shear. Microsoft, salah satu mitra besar OpenAI, merekrut Altman untuk divisi baru terkait AI.

Pada Minggu (19/11), anggota kunci dewan, Ilya Sutskever, kembali ke kubu Altman, membuat tiga anggota dewan lainnya lebih rentan.

Emmett Shear, menurut laporan The Verge, bahkan mengancam akan mengundurkan diri kecuali dewan dapat memberikan dokumentasi atau bukti kesalahan yang mendukung pemecatan Altman.

Hal inilah yang diduga turut mendorong dewan kembali melakukan perundingan dengan sungguh-sungguh.

Dukungan Microsoft

Dikutip dari The Verge, Greg Brockman, yang mengundurkan diri sebagai protes atas pemecatan Altman, juga akan kembali ke OpenAI.

Sebuah sumber yang mengetahui langsung negosiasi tersebut mengatakan bahwa satu-satunya tugas dewan awal ini adalah memeriksa dan menunjuk dewan formal baru yang beranggotakan hingga sembilan orang yang akan mengatur ulang tata kelola OpenAI.

Microsoft kemungkinan akan mendapat kursi di dewan yang diperluas itu, begitu pula Altman.

“Saya mencintai OpenAI, dan semua yang sudah saya lakukan selama beberapa hari terakhir adalah untuk menjaga tim ini dan misinya tetap bersama,” kicau Altman.

[Gambas:Twitter]

Ia pun berdalih keputusannya untuk sempat bergabung dengan Microsoft pun terkait dengan misi ini. 

“Dengan dewan baru dan dukungan dari Satya (Satya Nadella, CEO Microsoft), saya berharap dapat kembali ke OpenAI, dan membangun kemitraan kuat kami dengan msft,” tutur Altman, yang pernah datang dan mengisi seminar soal AI di RI.

Mengomentari kicauan Altman, Nadella mengaku “terdorong oleh perubahan pada dewan OpenAI. Kami yakin ini adalah langkah penting pertama menuju tata kelola yang lebih stabil, terinformasi, dan efektif.”

“Sam, Greg, dan saya telah berbicara dan sepakat bahwa mereka mempunyai peran penting bersama dengan tim kepemimpinan OAI dalam memastikan OAI terus berkembang dan membangun misinya.”

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Spek Iron Sting Israel, Senjata Baru yang Diduga Diuji Coba di Gaza


Jakarta, CNN Indonesia —

Israel diduga menguji coba rudal mortir bernama Iron Sting dalam perang Gaza berdasarkan sejumlah rilis sebelum pertempuran dan deret korban.

Produsen bom yang berbasis di Haifa, Elbit Systems, diketahui sudah mengiklankan kualitas Iron Sting tersebut di situs webnya sejak Maret 2021.

Benny Gantz, yang pada 2021 menjabat sebagai menteri pertahanan Israel dan sekarang menjadi bagian dari kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menggambarkan Iron Sting sebagai senjata untuk menyerang target secara tepat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketepatan itu, katanya, berlaku baik di medan terbuka maupun di kawasan perkotaan, sekaligus mengurangi kemungkinan kerusakan tambahan dan mencegah cedera pada non-kombatan.

Dikutip dari Al Jazeera, pada 22 Oktober, tentara Israel merilis rekaman saat unit komando Maglan mengerahkan bom mortir 120 mm Iron Sting yang dipandu dengan presisi tinggi untuk melawan Hamas di Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Iron Sting untuk pertama kalinya dalam sebuah operasi militer. Unit elite Maglan IDF menggunakan teknologi inovatif ini untuk menargetkan peluncur roket Hamas di Jalur Gaza.

Hasil kolaborasi

Iron Sting sendiri lahir dari kolaborasi antara militer Israel dan perusahaan Elbit Systems.

Dikutip dari WION, Iron Sting menonjol sebagai rudal mortir yang dipandu laser presisi dan GPS. Amunisi utamanya adalah peluru mortir 120mm dengan akurasi sangat tinggi.

Sistem rudal ini dirancang untuk menargetkan berbagai jarak, dengan jangkauan yang sempurna mulai dari 1 hingga 12 kilometer, tergantung pada rudal yang digunakan.

Fitur yang paling kuat adalah Iron Sting cocok untuk digunakan di lingkungan perkotaan dan medan terbuka, menjadikannya solusi serbaguna.

Fitur lainnya adalah kemampuan untuk menembus beton berlapis ganda, menjadikannya kekuatan yang tangguh dalam perang perkotaan.

Kemampuan tersebut memberi pasukan Israel keuntungan yang signifikan dalam operasi yang menuntut ketepatan dan kerusakan tambahan yang minimal.

Diduga diuji coba

Perang Israel-Hamas kali ini telah berlangsung lebih dari sebulan dengan ribuan korban yang berjatuhan di Gaza. Belum ada tanda-tanda perang berakhir meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata kedua pihak.

Pihak Gaza menduga ada penggunaan persenjataan baru dalam perang kali ini berdasarkan luka para korban.

Pada pekan lalu, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa tim medis di Gaza mengamati luka bakar parah pada tubuh warga Palestina yang terbunuh dan terluka akibat bom Israel.

Luka bakar parah ini disebut belum pernah mereka saksikan pada konflik-konflik sebelumnya.

Dr Ahmed el-Mokhallalati dari divisi luka bakar dan bedah plastik di Rumah Sakit al-Shifa, dalam sebuah wawancara dengan Toronto Star, menggambarkan luka-luka tersebut sebagai “luka bakar yang sangat dalam – luka bakar tingkat tiga dan empat, dan jaringan kulit dipenuhi dengan partikel-partikel hitam dan sebagian besar ketebalan kulit serta semua lapisan di bawahnya terbakar hingga ke tulang.”

El-Mokhallalati mengatakan ini bukanlah luka bakar fosfor, “tetapi kombinasi dari semacam bom pembakar dan komponen lainnya.”

Sejauh ini, militer Israel belum memberikan komentar kepada Al Jazeera atas pernyataan yang dibuat oleh Kementerian Gaza.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Ahli Tepis Kerisauan Soal Nyamuk Wolbachia: Kami ‘Disedot’ 12 Tahun


Yogyakarta, CNN Indonesia —

Peneliti Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menyebut penyebaran nyamuk dengan bakteri Wolbachia tak perlu dirisaukan lantaran para peneliti lah yang jadi kelinci percobaannya selama bertahun-tahun.

Hal ini dikatakannya untuk menjawab kekhawatiran banyak warganet di media sosial yang gusar karena mengira mereka bakal jadi kelinci percobaan efektivitas nyamuk ber-Wolbachia.

“Banyak warganet yang mengatakan, jangan kami dijadikan kelinci percobaan,” kata Riris dalam acara ‘Selebrasi Sedasawarsa Warga Yogyakarta Hidup bersama Nyamuk Ber-Wolbachia’ di UGM, Sleman, Rabu (22/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia dan para peneliti lainnya selama 12 tahun mengaku telah memberi ‘makan’ nyamuk-nyamuk tersebut. Dia pun menekankan jika fase penelitian telah selesai sebelum tahap implementasi teknologi Wolbachia ini.

“Apa yang diimplementasikan itu bukanlah kelinci percobaan, karena kelinci percobaannya adalah kami,” cetus pria yang akrab dipanggil Doni ini.

Ia dalam kesempatan ini juga membawa salah satu insektarium penampungan nyamuk ber-Wolbachia. Tanpa ragu, Riris memasukkan lengan kirinya di atas insektarium itu dan membuat para nyamuk mengerumuni tangannya.

Kata dia, satu peneliti secara rutin setiap pekannya memberi makan nyamuk ber-Wolbachia dengan membiarkannya menghisap darah dari kaki dan tangan kanan-kiri. Durasinya biasanya 10-15 menit satu kali pemberikan makan sampai para nyamuk kenyang.

“Empat kandang, 600 [ekor] kali empat [kandang]. Dan kandang ada namanya [peneliti]. Itu spesifik, kalau saya terdaftar di sini ya jadi anak kandung saya, anak darah saya, kami bersaudara dalam darah,” katanya.

Hasilnya, gigitan nyamuk ber-Wolbachia ini hanya menimbulkan efek gatal pada kulit. Bakteri Wolbachia juga tidak bisa masuk ke dalam tubuh manusia, karena hanya bisa tinggal di dalam sel tubuh serangga dan akan mati ketika keluar dari sel tubuh serangga tersebut.

Riris menambahkan efek gatal yang dihasilkan nyamuk ber-Wolbachia masih sama seperti nyamuk lainnya. Namun, ketika nyamuk Aedes aegypti mengandung bakteri Wolbachia, gigitan tersebut tak lagi menularkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah.

“Makanan utamanya, kalau di alam kaya serangga yang lain, itu madu. Itu makanan utamanya. Tapi, nyamuk betina itu butuh protein darah untuk proses reproduksinya, untuk menghasilkan telur,” paparnya.

Riris mengklaim riset belasan tahun telah dibuktikan kesuksesannya dengan testimoni positif dari masyarakat yang lingkungan tinggalnya disebar nyamuk ber-Wolbachia.

Soal kekhawatiran menyebabkan radang otak, Riris juga membantahnya. Ia menjelaskan setiap penyakit itu punya vektor (pembawa)-nya masing-masing.

Contohnya, Aedes aegypti di Indonesia membawa penyakit dengue, chikungunya, dan yellow fever.

“Terkait dengan radang otak, itu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan memang Encephalitis. Vektor yang menyebabkan adalah [nyamuk] Culex, salah satu reservoir (inang)-nya adalah babi.”

“Virusnya juga ada di sana, makan, ketika ada vektornya. Maka akan bisa menyebabkan penyakit radang otak, dan itu tidak ada sama sekali hubungannya dengan Aides,” lanjutnya.

Kendati demikian, Riris menyadari bahwa suatu hal baru lumrah apabila menimbulkan kekhawatiran akibat ketidaktahuan.

“Ya sebenarnya tujuan kami agar kita juga bisa memberikan informasi berimbang. Bahwa memang teknologi ini tidak seperti yang disebarkan di media sosial,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(kum/rfi/arh)

Daftar Negara yang Buktikan Wolbachia Manjur Lawan Demam Berdarah


Jakarta, CNN Indonesia —

Kisah sukses perlawanan terhadap demam berdarah dengue (DBD) dengan teknik penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia sudah terjadi di empat negara, termasuk RI, selama bertahun-tahun. Simak daftarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap gigitan nyamuk menularkan berbagai parasit dan virus yang mencakup 17 persen dari semua penyakit menular, termasuk malaria, demam berdarah, dan chikungunya.

Manusia pun punya berbagai senjata dan strategi untuk melawan gigitan mereka, mulai dari kelambu, insektisida, minyak di atas genangan air, dan terkini bakteri Wolbachia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bakteri ini terdapat pada lebih dari 60 persen serangga, termasuk capung, kupu-kupu, dan ngengat. Namun, nyamuk Aedes aegypti – vektor atau hewan pembawa penyakit yang bertanggung jawab atas sebagian besar dari 96 juta kasus demam berdarah tahunan – tak memilikinya secara alami.

Ketika bakteri Wolbachia ini dimasukkan ke dalam Aedes aegypti, virus demam berdarah tidak dapat bereplikasi pada nyamuk hasil modifikasi yang menetas.

Mekanisme pasti terjadinya hal ini masih belum jelas. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa Wolbachia mampu mengalahkan virus dalam hal sumber daya seperti lipid, atau meningkatkan respons kekebalan tubuh.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangan resminya, mengungkap efektivitas pemanfaatan teknologi Wolbachia untuk melawan demam berdarah sudah dibuktikan di 13 negara lain selain Indonesia.

Yaitu, Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko, lanjutnya.

Melansir Nature, ada dua pendekatan untuk mengatasi demam berdarah dengan bakteri Wolbachia di berbagai negara. Pertama, pelepasan hanya nyamuk jantan yang telah dimodifikasi.

Sejak 2015, strategi ini berhasil diterapkan di Singapura dan Guangzhou (China), serta di beberapa wilayah Amerika Serikat, seperti Miami, Texas, dan California.

Karena telur yang dihasilkan dari nyamuk betina yang tidak dimodifikasi dan dikawinkan dengan nyamuk jantan yang dimodifikasi tidak menetas, jumlah nyamuk sangat berkurang.

Kedua, pelepasan nyamuk hasil modifikasi dari kedua jenis kelamin. Teknik ini sukses digunakan di beberapa kota di Vietnam, Indonesia, Malaysia, Brasil, dan Australia.

Lewat teknik ini, betina yang terinfeksi menularkan bakteri tersebut kepada keturunannya. Seiring waktu (beberapa bulan hingga tahun, tergantung pada karakteristik tempat pelepasannya), nyamuk yang dimodifikasi menggantikan populasi asli.

“Penggunaan Wolbachia sebagai alat untuk mengurangi kapasitas nyamuk menularkan demam berdarah adalah teknologi yang telah terbukti,” kata Leo Braack, spesialis pengendalian vektor di University of Pretoria, Afrika Selatan.

“Kemanjurannya telah dibuktikan dalam penelitian skala besar di banyak negara,” cetus dia.

Misalnya, ketika nyamuk yang dimodifikasi dilepaskan di Singapura pada 2018, kejadian demam berdarah diamati telah berkurang sebesar 88 persen setelah satu tahun.

Di Brasil, terdapat penurunan sebesar 69 persen dalam kasus demam berdarah yang dilaporkan selama tiga tahun dibandingkan dengan wilayah kontrol.

Di Yogyakarta, data mengungkap terjadi penurunan 77 persen kasus dalam 27 bulan setelah penyebaran nyamuk yang terinfeksi dari bulan Maret hingga Desember 2017.

“Ada banyak penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa nyamuk menjadi kebal [terhadap penyakit ini],” kata Scott O’Neill, peneliti penyakit yang ditularkan melalui vektor di Monash University, Melbourne, Australia, dan memelopori penelitian Wolbachia untuk demam berdarah.

Dia juga merupakan pendiri organisasi nirlaba World Mosquito Program, yang bekerja dengan pemerintah dan komunitas dalam program pelepasan Wolbachia, yang saat ini tersebar di 11 negara, dari Melbourne, Ho Chi Minh City (Vietnam), dan Panama City di Amerika Tengah.

Daftar negara yang terapkan Wolbachia di halaman berikutnya…

Bos ChatGPT Batal Dipecat, Dampaknya Sudah Meluas

Jakarta, CNBC Indonesia – Eropa sedang dalam tahap akhir untuk menyelesaikan serangkaian Undang-Undang (UU) yang mengatur teknologi kecerdasan buatan (AI). Akan tetapi, para anggota parlemen dan pakar mengatakan, pemecatan CEO OpenAI Sam Altman secara mendadak menimbulkan reaksi. Regulator merasa perlu ditambahkan lagi aturan yang lebih ketat untuk industri AI.

Altman, salah satu pendiri startup yang tahun lalu memulai booming AI generatif, tiba-tiba dipecat oleh dewan direksi OpenAI minggu lalu. Pemecatan bos ChatGPT itu membuat terkejut dunia teknologi dan mendorong karyawan untuk membuat ancaman pengunduran diri massal di perusahaan tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejauh ini dilaporkan bahwa Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa hampir mencapai akhir pembahasan rincian Undang-Undang AI, yang mengharuskan beberapa perusahaan menyelesaikan penilaian risiko ekstensif dan menyediakan data bagi regulator.

Namun, perundingan menemui hambatan mengenai sejauh mana perusahaan boleh melakukan pengaturan secara mandiri.

Brando Benifei, salah satu dari dua anggota parlemen Eropa yang memimpin negosiasi UU tersebut mengatakan drama pemecatan Altman dari OpenAI menunjukkan bahwa regulator tidak dapat mengandalkan pengaturan secara mandiri oleh tiap perusahaan.

“Regulasi, terutama ketika berhadapan dengan model AI yang paling canggih, harus tepat, transparan, dan dapat ditegakkan untuk melindungi masyarakat kita,” kata dia dikutip dari Reuters, Rabu (22/11/2023).

Reuters melaporkan bahwa Perancis, Jerman dan Italia telah mencapai kesepakatan tentang bagaimana AI harus diatur, sebuah langkah yang diharapkan dapat mempercepat negosiasi di tingkat Eropa.

Ketiga negara tersebut mendukung pengaturan mandiri yang wajib melalui kode etik bagi perusahaan yang menggunakan model AI generatif. Namun, beberapa ahli mengatakan hal ini tidak akan cukup.

Alexandra van Huffelen, Menteri Digitalisasi Belanda, mengatakan bahwa kisah OpenAI menjadi contoh perlunya aturan yang ketat.

“Kurangnya transparansi dan ketergantungan pada beberapa perusahaan menurut saya jelas menggarisbawahi perlunya regulasi,” ujarnya.

Sementara itu, Gary Marcus, pakar AI di Universitas New York, menulis di platform media sosial X, “kami tidak dapat sepenuhnya mempercayai perusahaan untuk mengatur AI secara mandiri ketika tata kelola internal mereka sendiri pun bisa sangat bermasalah”.

“Tolong jangan mengabaikan UU AI Uni Eropa; kami membutuhkannya sekarang lebih dari sebelumnya.”

Update terakhir, Altman kembali akan menjadi CEO OpenAI.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pencipta ChatGPT Dipecat, Karyawan Terima Surat Penuh Haru

(fab/fab)

Pencipta ChatGPT Balik Jadi CEO, Perusahaan Dirombak Habis

Jakarta, CNBC Indonesia – Industri teknologi dihebohkan dengan pemecatan tiba-tiba CEO OpenAI Sam Altman oleh dewan direksi pada Jumat (17/11) pekan lalu.

Dalam 5 hari terakhir, polemik ini menjadi topik hangat hingga akhirnya OpenAI mengumumkan Altman kembali ke perusahaan pada hari ini, Rabu (22/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Kembalinya Altman ke startup yang menaungi ChatGPT tersebut membawa perubahan besar. Jajaran direksi diisi nama-nama baru.

Mantan kepala eksekutif Salesforce Bret Taylor, mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers, dan pendiri Quora Adam D’Angelo akan menjadi bagian dari dewan komisaris di startup AI tersebut.

“Taylor akan menjabat sebagai ketua dewan,” kata perusahaan, dikutip dari TechCrunch.

Sebelumnya, dewan direksi OpenAI ada 6 orang. Selain Altman, ada Co-founder sekaligus Presiden dan Ketua Komisaris OpenAI Greg Brockman. Ia turut mengundurkan diri beberapa menit setelah dewan direksi memecat sang Altman.

Sisanya adalah Chief Scientist Ilya Sutskever, Tasha McCauley, Adam D’Angelo, dan Helen Toner. Sutskever merupakan sosok yang menegaskan bahwa dewan direksi berpegang teguh kepada keputusan memecat Altman, meski perusahaan mendapat tekanan dari berbagai pihak.

Antara lain, 97% karyawan OpenAI mengancam akan resign massal alias eksodus jika Altman tak kembali jadi CEO. Para karyawan juga menuntut dewan direksi yang memecat Altman untuk mengundurkan diri.

Microsoft, yang memiliki sekitar 49% saham OpenAI, terkejut dengan keputusan dewan direksi OpenAI pada minggu lalu. CEO Microsoft Satya Nadella kemudian bertindak cepat dan merekrut Altman untuk memimpin grup AI baru di Microsoft.

Namun, setelah Altman kembali ke OpenAI, Nadella mengatakan akan mendukung penuh kepemimpinannya dan tetap menjadi mitra sang startup.

“Saya menyukai OpenAI, dan semua yang saya lakukan selama beberapa hari terakhir adalah demi menjaga kesatuan tim dan misinya. ketika saya memutuskan untuk bergabung dengan Microsoft pada Minggu malam, jelas itulah jalan terbaik bagi saya dan tim. Dengan dewan baru dan dukungan Satya, saya menantikan untuk kembali ke OpenAI, dan membangun kemitraan kuat kami dengan Microsoft,” kata Altman dalam pernyataan yang diposting di X.

Emmett Shear, mantan CEO Twitch yang ditunjuk sebagai pemimpin sementara OpenAI pada hari Minggu, mengatakan dia senang dengan keputusan baru OpenAI.

“Mengenai OpenAI, saya tidak yakin apa jalan yang tepat. Ini adalah jalan yang dapat memaksimalkan keselamatan sekaligus melakukan hal yang benar untuk semua pemangku kepentingan yang terlibat. Saya senang menjadi bagian dari solusi ini,” tulisnya di X.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Adu Jotos Elon Musk Vs Zuckerberg, Bos ChatGPT Bilang Ini

(fab/fab)

Planet Mars Hilang dari Antariksa, NASA Beberkan Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia – Planet Mars hilang dari antariksa sejak akhir pekan lalu. Pasalnya, orbit Mars membawa planet tersebut jauh dari Matahari sehingga tidak bisa terlihat selama berminggu-minggu.

Fenomena yang disebut sebagai ‘konjungsi Matahari’ ini disebabkan orbit Mars bergerak melawan sisi Matahari yang mengarah ke Bumi, dikutip dari Space, Rabu (22/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Mars terpisah dari Matahari dalam jarak kurang dari 1 derajat. Keduanya berada di konstelasi Libra.

Setelahnya, Mars seolah lenyap dan tidak bisa diamati selama beberapa minggu karena terhalang oleh cahaya Matahari.

Konjungsi Matahari dialami oleh Bumi dan Mars setiap 2 tahun sekali, berdasarkan waktu di Bumi. Planet ke-3 dan ke-4 dari Matahari tersebut juga akan berjarak lebih jauh dari kondisi normal.

Biasanya, Mars dan Bumi terpisah dalam jarak sekitar 225 juta kilometer. Selama konjungsi Matahari berlangsung, Mars dan Bumi akan berjarak hampir 2 kali lipat lebih jauh, yakni sekitar 378 juta kilometer.

Selama lebih dari 20 tahun, NASA telah mengoperasikan robot penjelajah yang dinamai ‘Curios’ dan ‘Perseverance’ untuk mengamati permukaan Mars.

Selain itu, NASA juga menerbangkan helikopter ‘Ingenuity’ di atas Mars, serta beberapa pesawat ruang angkasa yang mengorbit di sekitar Planet Merah tersebut.

Dalam beberapa bulan ke depan, Mars akan muncul dari sisi lebar Matahari dan terlihat lebih lama di langit sebelum fajar menyongsong.

Lalu, selama satu tahun ke depan, Mars akan mencapai oposisi dan terlihat hampir sepanjang malam dari langit Bumi.

Selama konjungsi Matahari, pengendali misi di Bumi akan kehilangan kontak dengan robot yang menjalankan misi di Mars. Penjelajahan akan terhenti, helikopter Ingenuity dilarang terbang, dan pesawat ruang angkasa tidak bisa mengirimkan data ke Bumi.

Protokol itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan masuknya perintah parsial yang mengganggu operasional robot atau pesawat ruang angkasa.

“NASA akan menunda pengiriman perintah ke armada Mars selama dua minggu, mulai 11 hingga 25 November,” kata NASA dalam keterangan resminya.

“Misi ini dihentikan karena gas panas terionisasi yang dikeluarkan dari korona matahari berpotensi merusak sinyal radio yang dikirim dari Bumi ke pesawat ruang angkasa NASA di Mars, sehingga menyebabkan perilaku yang tidak terduga,” dijelaskan lebih lanjut.

NASA mengatakan timnya telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyiapkan daftar hal yang harus dilakukan ke semua pesawat luar angkasa Mars.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


NASA Buka-Bukaan Tanda Kiamat, Cek Faktanya

(fab/fab)

Lewat Pijar Mahir, Indibiz Siap Upgrade Skill Digital UKM

Jakarta, CNBC Indonesia – Peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) menjadi aspek penting agar tetap relevan dengan kondisi terkini. Dengan begitu, tenaga kerja produktif di tanah air bisa memiliki keahlian yang dibutuhkan industri.

Bukan hanya bagi pekerja, bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) peningkatan keterampilan pun harus terus dilakukan, sehingga usahanya bisa ‘naik kelas’. Beberapa skill yang dapat dipelajari seperti pemasaran produk untuk pasar yang lebih luas melalui platform digital.

Kemampuan digital marketing perlu dikuasai seiring masifnya transformasi digital di tengah masyarakat. Mulai dari generasi muda hingga yang lebih tua sudah menggunakan gadget dan platform digital dalam kesehariannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Peningkatan kemampuan bisa dilakukan melalui pelatihan di Pijar Mahir dari Indibiz. Berbagai pelatihan digital marketing bisa diakses mulai dari Rp 50.000.

 

Dengan belajar di Pijar, ada beberapa keuntungan yang akan didapatkan, seperti video pelatihan, dokumen pelatihan, dan tes evaluasi pelatihan. Setelah selesai, peserta juga akan mendapatkan sertifikat penyelesaian.

“Setiap pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjalankan bisnis. Dengan begitu, para pelaku UMKM mampu meningkatkan kekuatan bersaing, memperluas peluang dan menghindari potensi ancaman,” jelas Vice President Enterprise Business Orchestration Telkom Iwan Rusdarmono.

Menurut Iwan, Pijar Mahir menyediakan media pembelajaran dan sertifikasi digital agar tercipta SDM unggul yang kompeten dan inovatif agar bisnis para kamu meningkat.

Di Pijar Mahir, ada berbagai kategori yang bisa dipilih, seperti Mahir Teknologi, Mahir Digital, Mahir Marketing, Pengembangan Diri, Mahir Bahasa, UMK, hingga Mahir Komunikasi. Para pelaku UMKM pun bisa naik kelas, go digital dan menjadi lebih kompetitif.

Kamu bisa memilih berbagai pelatihan atau kursus yang diinginkan dari berbagai kategori yang ada, dan klik beli sekarang. Kemudian setelah memilih metode pembayaran, jangan lupa cek email kamu untuk melihat status pemesanan. Apabila pembayaran telah berhasil maka bisa klik “Kursus Saya”. Pembayaran bisa dilakukan melalui Prakerja, LinkAja, dan Virtual Account.

Melalui Pijar Mahir, para pencari sertifikasi, pencari kerja, institusi pelatihan, dan komunitas profesi dunia industri dapat berinteraksi secara mudah melalui satu platform. Platform ini bekerjasama dengan instruktur dan lembaga pelatihan terbaik, dengan rangkaian metode pembelajaran yang lengkap mulai dari pre test, pembelajaran melalui video, post test, hingga webinar.

Pijar Mahir merupakan bagian dari Indibiz yang menawarkan layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Solusi digital dari Indibiz tersebut dihadirkan untuk mendukung skill digital UKM.

 

 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Digitalisasi & Pembiayaan Diperluas, 30 Juta UMKM Naik Level

(rah/rah)