Jakarta, CNBC Indonesia – Eropa sedang dalam tahap akhir untuk menyelesaikan serangkaian Undang-Undang (UU) yang mengatur teknologi kecerdasan buatan (AI). Akan tetapi, para anggota parlemen dan pakar mengatakan, pemecatan CEO OpenAI Sam Altman secara mendadak menimbulkan reaksi. Regulator merasa perlu ditambahkan lagi aturan yang lebih ketat untuk industri AI.
Altman, salah satu pendiri startup yang tahun lalu memulai booming AI generatif, tiba-tiba dipecat oleh dewan direksi OpenAI minggu lalu. Pemecatan bos ChatGPT itu membuat terkejut dunia teknologi dan mendorong karyawan untuk membuat ancaman pengunduran diri massal di perusahaan tersebut.
Sejauh ini dilaporkan bahwa Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa hampir mencapai akhir pembahasan rincian Undang-Undang AI, yang mengharuskan beberapa perusahaan menyelesaikan penilaian risiko ekstensif dan menyediakan data bagi regulator.
Namun, perundingan menemui hambatan mengenai sejauh mana perusahaan boleh melakukan pengaturan secara mandiri.
Brando Benifei, salah satu dari dua anggota parlemen Eropa yang memimpin negosiasi UU tersebut mengatakan drama pemecatan Altman dari OpenAI menunjukkan bahwa regulator tidak dapat mengandalkan pengaturan secara mandiri oleh tiap perusahaan.
“Regulasi, terutama ketika berhadapan dengan model AI yang paling canggih, harus tepat, transparan, dan dapat ditegakkan untuk melindungi masyarakat kita,” kata dia dikutip dari Reuters, Rabu (22/11/2023).
Reuters melaporkan bahwa Perancis, Jerman dan Italia telah mencapai kesepakatan tentang bagaimana AI harus diatur, sebuah langkah yang diharapkan dapat mempercepat negosiasi di tingkat Eropa.
Ketiga negara tersebut mendukung pengaturan mandiri yang wajib melalui kode etik bagi perusahaan yang menggunakan model AI generatif. Namun, beberapa ahli mengatakan hal ini tidak akan cukup.
Alexandra van Huffelen, Menteri Digitalisasi Belanda, mengatakan bahwa kisah OpenAI menjadi contoh perlunya aturan yang ketat.
“Kurangnya transparansi dan ketergantungan pada beberapa perusahaan menurut saya jelas menggarisbawahi perlunya regulasi,” ujarnya.
Sementara itu, Gary Marcus, pakar AI di Universitas New York, menulis di platform media sosial X, “kami tidak dapat sepenuhnya mempercayai perusahaan untuk mengatur AI secara mandiri ketika tata kelola internal mereka sendiri pun bisa sangat bermasalah”.
“Tolong jangan mengabaikan UU AI Uni Eropa; kami membutuhkannya sekarang lebih dari sebelumnya.”
Update terakhir, Altman kembali akan menjadi CEO OpenAI.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Pencipta ChatGPT Dipecat, Karyawan Terima Surat Penuh Haru
(fab/fab)