Alasan NASA Kurangi Misi Astronaut Perempuan di Luar Angkasa

Jakarta, CNBC Indonesia – NASA membatasi waktu yang boleh dihabiskan oleh astronaut di luar angkasa. Ternyata, astronaut pria boleh menghabiskan waktu di luar atmosfer Bumi jauh lebih lama dari astronaut perempuan.

Alasan NASA membatasi lama misi astronaut adalah radiasi. Di Bumi, manusia terlindung dari bombardir radiasi oleh atmosfer. Di luar angkasa, radiasi berbentuk gelombang energi tinggi yang mampu menghantam elektron dari tubuh manusia, lalu lalang tak karuan.

Jika tubuh manusia kehilangan elektron karena paparan radiasi ion dalam jangka waktu lama, risiko kanker dan penyakit lainnya makin tinggi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, astronaut yang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berhadapan dengan ancaman paparan radiasi yang tinggi. Makin lama waktu yang dihabiskan astronaut di luar perlindungan atmosfer Bumi, makin tinggi juga risiko mereka terkena kanker.

Batas lama tugas astronaut yang berlaku saat ini, ditetapkan NASA pada 1989, yaitu 3 persen dari risiko kematian kanker dalam seumur hidup. Batas ini ditentukan oleh usia dan jenis kelamin.

Batas radiasi paling rendah adalah 189 mSv, yang berlaku bagi perempuan berusia 30 tahun. Batas paling tinggi adalah 700 mSv yaitu untuk pria berusia 60 tahun.

Julian Preston, pejabat di Badan Lingkungan Hidup AS (EPA), menjelaskan alasan batas radiasi astronaut pria jauh lebih tinggi dari astronaut perempuan.

Menurutnya, alasan perbedaan batas radiasi maksimal adalah perempuan memiliki risiko dua kali lebih besar terkena kanker paru-paru dibanding perempuan jika terpapar radiasi pada level yang sama.

“Secara umum, berdasarkan orang yang selamat dari dampak ledakan bom atom di Jepang, perempuan lebih sensitif terhadap radiasi yang terionisasi,” katanya seperti dikutip Live Science.

Konsekuensi dari perbedaan batas tersebut adalah karier astronaut perempuan lebih pendek daripada astronout pria. Contohnya, Peggy Whitson, yang pada 2018 menempati posisi kepala korps astronaut NASA, harus pensiun di usia 57 tahun karena telah menyentuh batas radiasi.

Perbedaan batas karier astronaut diperkirakan berubah dalam waktu dekat. Pada 2021, NASA telah membentuk panel ahli untuk mengubah batas radasio 600 mSv untuk semua usia dan semua gender.

Batas 600 mSv tersebut setara dengan paparan radiasi selama 4 hingga 6 bulan di ISS. Sebagai perbandingan, setiap tahun manusia di permukaan Bumi terpapar radiasi sebesar 3,6 mSv. Di ISS, paparan radiasi per tahun mencapai 300 mSv. 

“Ini berarti perempuan [astronaut] bisa punya karier yang lebih panjang,” kata Preston.

Namun, penetapan perubahan batas yang setara juga harus melalui pertimbangan etika.

“Agar setara, [wanita] bisa terpapar [radiasi] lebih tinggi dari yang sekarang ditetapkan. Kami berdiskusi panjang soal permasalahan etika. Ini pertanyaan antara menyeimbangkan dampak paparan radiasi yang sedikit lebih tinggi dengan persamaan peluang dalam karier,” kata Preston.

Selain itu, NASA juga akan menetapkan perbedaan perlakuan untuk misi yang lebih panjang, contohnya perjalanan ke Mars yang diperkirakan mencapai paparan radiasi 900 mSv. Level tersebut masih lebih rendah dari batas 1.000 mSv yang ditetapkan oleh Eropa, Kanada, dan Rusia untuk astronaut asal negara mereka.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


4 Fakta Jepang Siap-siap Buang Air Nuklir Fukushima ke Laut

(dem/dem)

Heboh Selfie Ala Gen Z, Begini Cara Potret yang Benar

Jakarta, CNBC Indonesia – Foto selfie ala Gen Z kini sedang menjadi tren dan digandrungi berbagai kalangan. Foto selfie itu disebut selfie “.5” (baca: point five).

Tren ini memanfaatkan kamera belakang iPhone dengan lensa ultra wide 0,5 untuk foto selfie.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Selfie .5 menjadi terkenal setelah Apple pertama kali memperkenalkan lensa kamera Ultra Wide ke lini produk iPhone 11-nya. Gaya ini sangat populer di kalangan Generasi Z, atau orang yang lahir setelah tahun 1997.

Gen Z lahir ketika era smartphone, media sosial, dan AI sudah hadir, sehingga mereka terbiasa mengikuti tren teknologi yang terus berubah.

Di platform seperti Instagram misalnya, pengguna Gen Z tidak menyukai feed yang dikurasi sempurna dan berisi foto-foto yang difilter. Sebaliknya, banyak dari Gen Z yang memperhatikan estetika pakaian yang simpel, kasual dan terlihat ‘berantakan’.

“Foto tersebut tidak seperti selfie pada umumnya, foto [selfie .5] seharusnya tidak dibuat dengan sempurna,” kata Rachel Aquino, 24 tahun, kepada CNBC Internasional dalam sebuah wawancara, dikutip pada Senin (30/10/2023).

“Esensi selfie adalah spontanitas, Anda benar-benar mengabadikan momen secara real-time,” imbuhnya

Aquino telah mengambil foto selfie 0,5 foto setiap hari selama setahun terakhir. Dia mengatakan menggunakannya cara tersebut untuk dokumentasi pribadi kehidupan sehari-harinya, pakaiannya, acara dan momen bersama keluarga.

Untuk mengambil selfie .5, kamu bisa membuka aplikasi kamera di iPhone. Kemudian pindahkan ke mode 0,5 yang muncul di atas kata “foto” untuk mengakses lensa ultra wide kamera. Lalu balikkan kamera belakang menghadap wajah, sehingga kamu tidak dapat melihat layar HP.

Selanjutnya adalah tentang sudut. Rentangkan lengan sampai lurus, angkat HP ke atas kepala, dan tekan tombol volume untuk mengambil gambar. Langkah ini perlu hati-hati agar tidak menekan tombol daya secara tidak sengaja.

Karena sudut kameranya sangat lebar, kamu tidak perlu khawatir ketika mengambil selfie dengan banyak orang. Hasilnya, selfie .5 dapat berfungsi sebagai cara yang mudah untuk menangkap foto dengan grup besar atau latar belakang yang cantik.

Pastikan kamu tidak menggoyangkan lengan saat mengambilnya, karena bisa menghasilkan foto yang goyang atau blur. Tapi bagi sebagian orang mendapat foto yang blur adalah tujuan utamanya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Cara Baru Gen Z Cari Informasi, Bukan di Google

(fab/fab)

Dominasi Perempuan-perempuan Pemetik Asoka Jambi Siasati Kekeringan


Jambi, CNN Indonesia —

Dengan mengenakan caping di kepalanya, Liliy Suryani (53) bergegas menuju persawahan yang berada di belakang rumahnya di Desa Pematang Pulai, Jambi, pertengahan Oktober.

Jari-jemarinya lantas sigap memetik padi yang tersisa pascapanen pada Juni. Ia menunjukkan hamparan padi Asoka yang berhasil ditanam di petak sawahnya.

Perempuan yang jadi ketua kelompok tani ini mengaku bersyukur masih bisa panen meski hasilnya tidak sebesar sebelumnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sudah diingatkan BMKG, panasnya tahun ini ekstrem, takutnya sawah kekeringan. Karena kehendak Allah, kita masih bisa panen. Berkurang tetapi masih cukup selama hampir setahun,” ucap dia, kepada CNNIndonesia.com, di lokasi.

Secara keseluruhan, luas lahan persawahan di Desa Pematang Pulai, Kecamatan Sakernan, Muaro Jambi, Jambi, mencapai 71 hektare. Sementara, petak sawah yang digarap Lily mencapai 8 tumbuk (perhitungan lahan di Sumatra) atau sekitar 800 meter persegi.

Lily sedari kecil sudah terbiasa mengelola sawah di kampung halamannya yang berada di Taman Rajo, Muaro Jambi. Saat baru menikah dan pindah ke Desa Pematang Pulai pada 1990-an, kegiatan bercocok tanam ini dilanjutkannya.

Warga setempat menyadari ketekunan Liliy dalam menggarap sawah. Beberapa tahun kemudian, sesepuh dan orang tua di Desa Pematang Pulai meminta perempuan itu menjadi Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Satu yang baru dibentuk pada tahun 1995.

Lily mengatakan awalnya anggota kelompok petani itu berkisar 80 orang mewakili masing-masing keluarga. Belakangan, anggota yang dinilai aktif berkisar 50 orang.

Selain itu, Lily juga menjabat Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) Muaro Jambi.

Walau usianya tidak lagi muda dan sudah mempunyai lima anak, Lily hingga saat ini masih mengemban tugas itu. Ia terus menyuarakan kepada masyarakat agar mempertahankan sumber pangan sambil terus memperbarui pengetahuan pertaniannya.

“Saya dahulu langganan majalah Trubus. Saya baca tentang bibit padi. Kawan gelar saya kutu buku, apa pun dibaca. Saya belajar mengenai teknik menanam dan bagaimana tidak bergantung dengan pupuk kimia dan pestisida. Saya belajar banyak. Juga mendapatkan masukan dari pemerintah,” tutur dia.

Lily sejak awal pun tidak ragu menggunakan varietas padi yang memakan waktu selama tiga bulan untuk memasuki masa panen. Selain padi bantuan pemerintah, ia juga membeli dan menanam padi Asoka dan padi Mawar yang saat ini menjadi favoritnya.

Masyarakat sekitar awalnya ragu dengan varietas padi yang dikembangkan instansi terkait. Berkat edukasi Lily, para petani di desa itu akhirnya menggunakan varietas padi sampai mempunyai jenis padi kesukaan masing-masing.

Para perempuan di Desa Pematang Pulai turut menanam padi yang digadang-gadang tahan pada masa kekeringan yang dibarengi fenomena El Nino. Jenis padi yang dimaksud ialah padi lokal dan berbagai Inpara.

Ogah bahan kimiawi

Tidak hanya itu, Lily juga mengajak masyarakat mempertahankan sawah dengan tidak bergantung bahan kimia. Ia menggunakan bio soka atau cairan pengusir hama dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya.

Dia mengaku tidak ingin menggunakan teknik pengelolaan sawah yang merusak lingkungan sekaligus menimbulkan penyakit.

“Kalau kita menjaga alam, alam tak akan marah dengan kita. Kita tidak merusak. Makanya berdampingan dengan alam. Jaman dahulu, kalau ada daun kunyit, daun laos, bawang, sere, digunakan untuk mengusir hama. Itu ikhtiar kita untuk mendapatkan perlindungan alam,” urainya.

Para petani di sana pun akhirnya mengikuti cara yang arif itu sehingga padi yang dihasilkan di Desa Pematang Pulai cukup sehat dan higienis.

“Kita takut makan racun sendiri. Sekarang sudah banyak penyakit karena bahan kimia itu. Orang jaman dahulu sehat dan segar karena mereka tidak makan dengan bahan kimia,” kata Lily.

Menurutnya, para perempuan di Desa Pematang Pulai gesit dalam bertani. Mereka menyadari betapa pentingnya menjaga sumber pangan utama itu. Berkat mengelola sawah pula, mereka tidak pernah beli beras.

“Orang-orang sini sudah sadar menjaga sawah. Tidak pernah membeli beras, sehingga tidak tahu harga beras terkini. Kalau kita tidak membeli beras, bisa menghemat dan membeli hal lain yang tidak bisa ditanam, seperti keperluan anak sekolah dan perlengkapan rumah,” ujarnya.

Meski demikian, kata Lily, persawahan di sana kadang kala dirusak oleh hewan ternak yang datang dari desa tetangga.

“Itulah yang sering menjadi kendala. Tahun ini yang aman. Kalau sebelumnya sampai ada hewan ternak atau sapi yang dibantai,” ujarnya.

Ia pun mendorong para anak muda mau bersawah agar ada regenerasi yang membuat pertanian di Desa Pematang Pulai.

“Nama kelompok ini Pemuda Tani. Tampaknya ada tanggapan dari anak muda itu. Cuma belum terlaksana. Masih mengumpulkan anak-anak yang bisa diajak bekerja sama. Ini supaya ada regenerasi. Takutnya, kalau habis para orang tua, nanti tidak ada lagi yang melanjutkan,” katanya.

Masalah produktivitas lahan di halaman berikutnya…

Aplikasi Android Terkenal Kuras Rekening, Hapus Sekarang!

Jakarta, CNBC Indonesia – Waspada terhadap aplikasi-aplikasi populer di Android karena mereka bisa menguras isi rekening Anda. Hal tersebut diketahui dari laporan terbaru dari Doctor Web.

Mereka mengidentifikasi beberapa aplikasi Android yang diinstall lebih dari 2 juta, menyamar sebagai aplikasi game atau produktivitas, namun sebenarnya adalah software untuk mendistribusikan dan menayangkan iklan pop-up tanpa henti dan berpotensi membawa malware.

Celah ini awalnya ditemukan oleh Bleeping Computer. Kini, aplikasi-aplikasi itu kini telah dihapus dari Google Play. Tapi jika Anda masih punya aplikasinya, segera hapus dari perangkat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Aplikasi tersebut bernama Super Skibydi Killer, yang telah dipasang lebih dari satu juta kali. Aplikasi tersebut menjanjikan sebuah permainan di mana pemain berperan sebagai “pembunuh super” dan mencoba membunuh musuh mereka melalui serangkaian permainan menembak.

Setelah terinstal, Super Skibydi Killer dan lainnya mencoba “bersembunyi dari pengguna” dengan menggunakan ikon layar beranda transparan atau yang tampak seperti browser Google Chrome.

“Saat pengguna mengklik ikon tersebut, trojan meluncur ke browser dan terus beroperasi di latar belakang,” kata Doctor Web, dikutip dari PCMa, Senin (30/10/2023).

Aplikasi lain yang menjadi bagian dari skema ini termasuk Agent Shooter, Rainbow Stretch, dan Rubber Punch 3D.

Doctor Web juga menemukan dua aplikasi keluarga Joker di Google Play yang membuat pengguna berlangganan layanan berbayar.

Salah satu aplikasi tersebut, Love Emoji Messenger, telah diunduh sebanyak 50.000 kali. Aplikasi lain, Beauty Wallpaper HD, hanya diunduh sekitar 1.000 kali.

Selain itu, situs tersebut juga menemukan beberapa aplikasi palsu yang didistribusikan sebagai software keuangan untuk hal-hal seperti perdagangan saham atau akuntansi rumah.

Namun pada kenyataannya mereka malah meluncurkan situs penipuan di mana korbannya didorong untuk menjadi investor. Aplikasi tersebut termasuk GazEndow Economic, MoneyMentor, FinancialFusion, dan Financial Vault.

Game lain di Google Play diiklankan sebagai game, tapi setelah dipasang, ia malah memuat situs web kasino online. Game-game tersebut antara lain Eternal Maze, Jungle Jewels, Stellar Secrets, Fire Fruits, Cowboy’s Frontier, dan Enchanted Elixir.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


HP Tak Laku, Ponsel China Merana Cuma Ini yang Laris

(fab/fab)

Gal Gadot Kecam Gencatan Senjata Israel, Netizen Gempar

Jakarta, CNBC Indonesia – Aktris Hollywood pemeran ‘Wonder Woman’ mendapat kritikan pedas dari netizen di seluruh dunia. Hal tersebut menyusul komentar pedasnya yang mengkritik rekomendasi PBB untuk perang di Timur Tengah antara Israel dan kelompok Hamas.

PBB meminta kedua pihak melakukan gencatan senjata kemanusiaan. Pasalnya, sudah lebih dari 8.000 warga Palestina di Gaza yang tewas akibat dibombardir terus-menerus oleh Israel.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Gal Gadot terang-terangan mengkritik usulan tersebut. Ia bahkan mempertanyakan kemanusiaan bagi pihak-pihak yang sepakat dengan gencatan senjata.

“Kenapa kita perlu meyakinkan masyarakat bahwa hal itu [serangan Israel ke Gaza] tidak baik? Orang lain meminta gencatan senjata, saya mendukung perdamaian. Para sandera masih di sana. Tidak ada sepatah kata pun tentang para sandera,” kata dia dalam sebuah wawancara yang viral di internet.

Gal Gadot selama ini dikenal vokal membela Israel. Di akun Instagram personalnya, Gal Gadot menuliskan di bionya “STAND WITH ISRAEL”, disertai link untuk donasi ke negara tersebut.

Sebagai informasi, Gal Gadot pernah bergabung sebagai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama dua tahun, saat ia berusia 20 tahun. Ia menjabat sebagai instruktur combat.

Kritik Gal Gadot soal gencatan senjata Israel menuai kritik pedas dari netizen. Namanya langsung masuk trending topic di X (dulunya Twitter).

Pantauan CNBC Indonesia, hingga kini ada 50.900-an cuitan yang membahas topik ‘Gal Gadot’. Selain itu, ada beberapa topik yang ikut populer, seperti ‘#CeaseFireInGaza’, ‘Zionis’, dan ‘#FreePalestine’.

Tak sedikit netizen yang menyuarakan untuk memboikot film ‘Snow White’ karya sutradara Greta Gerwig. Salah satu pemerannya adalah Gal Gadot.

“BOIKOT FILM INI! Gal Gadot adalah zionis dan anggota IDFF yang telah melakukan teror dan kejahatan melawan kemanusiaan di Palestina selama lebih dari 75 tahun,” kata seorang netizen.

Figur publik lain yang mendukung dan me-like postingan Gal Gadot yang menyuarakan dukungan ke Israel juga kena semprot netizen.

“Dian Purnomo, penulis buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam menyukai postingan @/gal_gadot yang menyatakan keberpihakannya pada Israel. What are you doing..?,” kata seorang netizen.

“Gal Gadot mengatakan orang-orang yang meminta gencatan senjata telah kehilangan kemanusiaan mereka. Di mata orang-orang seperti dia, warga Palestina bukan bagian dari kemanusiaan. Ini yang membuat pendukung Israel melegitimasi pembunuhan massal,” kata seorang netizen.

“Ini artis2 yg ngelike postingan gal gadot “i stand with israel” mksdnya apa? Belain genosida yg dilakuin zionist israel??

Giorfino Abraham

John Martin

Jeremy Thomas

Warren Tanoesoedibjo,” kata seorang netizen.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kena Semprot Gegara Hamas-Israel, FB Blokir 795.000 Konten

(fab/fab)

Alasan Google Diam-Diam Bayar Apple Cs Ratusan Triliun Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia – Persidangan Google mengungkap banyak hal soal persekongkolan raksasa teknologi di balik layar. Salah satu pembayaran ratusan triliun rupiah dari Google ke Apple dan Mozilla.

Berdasarkan laporan CNBC International, Google membayar US$ 26,3 miliar (Rp 418,7 triliun) ke Apple, Samsung, Mozilla dan beberapa perusahaan lain sepanjang 2021 supaya Google Search langsung tersedia sebagai software bawaan (default) di iPhone baru.

Mayoritas dari pembayaran US$ 26,3 miliar bermuara di Apple. Sebelumnya, Apple diperkirakan menerima US$ 19 miliar (Rp 302 triliun) kepada 2023 agar Google Search tetap menjadi mesin pencari bawaan di semua perangkat produksi Apple, termasuk iPhone dan Macbook.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Google membayar miliaran dolar setiap tahun ke distributor, termasuk produsen perangkat ternama seperti Apple, LG, Motorola, dan Samsung; operator seluler besar seperti AT&T, T-Mobile, dan Veriozon; dan pengembang browser seperti Mozilla, Opera, dan UCWeb untuk mengamankan status Google Search sebagai mesin pencari bawaan. Di kasus tertentu, termasuk larangan pihak mitra untuk bekerja dengan kompetitor Google,” tulis gugatan Departemen Kehakiman AS.

Jaksa penuntut dalam persidangan menyatakan pembayaran dari Google adalah bukti upaya Google mempertahankan monopoli dalam bisnis mesin pencari web. Tujuannya adalah memblokir mesin pencari buatan kompetitor dari “kanal distribusi kunci”, salah satunya browser milik Apple yang bernama Safari.

Selama belasan tahun, ketika membuka Safari di iPhone, pengguna akan melihat mesin pencari Google sebagai layanan bawaan.

Posisi Google sebagai mesin pencari bawaan di hampir semua perangkat pintar adalah inti dari sidang kasus antimonopoli terbesar di AS selama lebih dari dua dekade.

“Kasus ini berkaitan dengan masa depan internet dan apakah Google akan menghadapi persaingan yang berarti dalam bidang pencarian,” kata pengacara Departemen Kehakiman Kenneth Dintzer ketika pemerintah AS mulai mengajukan tuntutan terhadap raksasa teknologi tersebut.

Dominasi iklan

Diperkirakan berlangsung selama 10 minggu dengan puluhan saksi yang dipanggil ke pengadilan, Google akan mencoba meyakinkan Hakim Amit P. Mehta bahwa kasus yang diajukan oleh Departemen Kehakiman tidak berdasar.

“Google selama beberapa dekade telah berinovasi dan meningkatkan mesin pencarinya, penggugat lolos dari kebenaran yang tak terhindarkan ini,” kata pengacara Google John Schmidtlein di depan pengadilan, dikutip dari NDTV, Rabu (13/9/2023).

Diadakan di ruang sidang Washington, kasus ini merupakan perkara teknologi terbesar setelah Microsoft menjadi sasaran lebih dari dua dekade lalu karena dominasi sistem operasi Windows-nya.

“Bahkan di Washington DC, saya pikir kita memiliki konsentrasi jas biru tertinggi di mana pun di sini saat ini,” ujar Mehta.




Foto: DuckDuckGo
DuckDuckGo



Inti dari kasus Googe ini karena pemerintah beranggapan bahwa raksasa teknologi ini secara tidak adil memperoleh dominasi mesin pencarian dengan membuat kontrak eksklusif dengan pembuat perangkat, operator seluler, dan perusahaan lain sehingga tidak ada peluang bagi pesaing untuk bersaing.

Dintzer mengatakan kepada Hakim Mehta bahwa Google membayar US$10 miliar setiap tahun kepada Apple dan pihak lain untuk mengamankan status default mesin pencarinya di ponsel dan browser web. Langkah monopoli ini mengubur perusahaan-perusahaan baru, bahkan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berkembang.

Selama dekade terakhir, hal ini menciptakan “putaran umpan balik” (feedback loop) sehingga dominasi Google makin kuat karena aksi monopolinya terhadap data pengguna yang tidak dapat ditandingi oleh pesaingnya.

“Melalui putaran umpan balik ini, roda ini telah berputar selama lebih dari 12 tahun. Hal ini selalu menguntungkan Google,” kata Dintzer.

Dominasi tersebut telah menjadikan induk Google, Alphabet, salah satu perusahaan terkaya di dunia. Dengan iklan penelusuran menghasilkan hampir 60 persen pendapatan perusahaan, jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan dari aktivitas lain seperti YouTube atau ponsel Android.

“Kami akan melacak apa yang dilakukan Google untuk mempertahankan monopolinya. Ini bukan tentang apa yang bisa atau seharusnya dilakukan, ini tentang apa yang mereka lakukan,” kata Dintzer di pengadilan.

Bantahan Google

Google sendiri dengan tegas menolak kasus AS dengan mengatakan bahwa mesin pencarinya berhasil karena kualitasnya dan investasi besar yang dilakukan selama bertahun-tahun.

“Pengadilan ini tidak bisa melakukan intervensi di pasar dan mengatakan ‘Google Anda tidak diperbolehkan bersaing.’ Itu merupakan kutukan terhadap undang-undang antimonopoli AS,” kata Schmidtlein dari Google.




Foto: Getty Images/Alexander Hassenstein



Schmidtlein bersikeras bahwa kesaksian dari para eksekutif di Apple dan pihak lainnya akan menunjukkan bahwa Google mendapatkan status default browser di iPhone berdasarkan manfaatnya.

Korban terbesar dalam kasus ini adalah mesin pencari saingannya yang belum mendapatkan pangsa pasar yang berarti untuk pencarian atau iklan pencarian melawan Google, seperti Microsoft Bing dan DuckDuckGo.

Google tetap menjadi mesin pencari andalan dunia, menguasai 90 persen pasar di Amerika Serikat dan seluruh dunia, sebagian besar berasal dari penggunaan seluler pada iPhone dan ponsel yang menjalankan Android milik Google.

Keputusan Mehta diperkirakan akan diambil beberapa bulan setelah sekitar tiga bulan sidang.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Isi Sidang Google Vs Amerika Soal Masa Depan Internet

(dem/dem)

Bandar Kripto Bangkrut Ungkap Dosa Terbesar, Bukan Tipu Orang

Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri FTX Sam Bankman-Fried mengungkap dosa terbesar yang ia lakukan saat membangun dan menjalankan perusahaannya.

Kesalahan tersebut bukan menipu orang seperti yang dituduhkan. Ia mengaku kepada juri dalam persidangan pidananya bahwa dia tidak melakukan penipuan apapun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam sidang yang dilakukan Jumat (27/10) waktu setempat, pengacara Mark Cohen bertanya kepada Bankman-Fried apakah dia menipu seseorang.

Bankman-Fried menjawab “Tidak, saya tidak melakukannya,”.

Cohen melanjutkan dengan menanyakan apakah dia mengambil dana nasabah, dan Bankman-Fried menjawab “tidak”.

Dalam persidangan itu, ia mengakui bahwa salah satu kesalahan terbesarnya adalah tidak memiliki tim manajemen risiko. Hal ini menyebabkan kelalaian yang signifikan.

Di awal kesaksiannya, Cohen menjelaskan kepada tentang latar belakang Bankman-Fried dan bagaimana dia masuk ke dunia kripto.

Terdakwa mengatakan dia belajar fisika di Massachusetts Institute of Technology dan lulus pada tahun 2014. Dia kemudian bekerja sebagai trader di Jane Street selama lebih dari tiga tahun, mengelola puluhan miliar dolar sehari dalam perdagangan. Di situlah dia mempelajari dasar-dasar perdagangan arbitrase.

Pada musim gugur 2017, Bankman-Fried mendirikan Alameda Research.

“Saat itulah kripto mulai terlihat oleh publik untuk pertama kalinya,” kata kesaksian dari Bankman-Fried.

Dia mengatakan orang-orang sangat antusias dengan hal itu, melihat Bitcoin melonjak dari US$1.000 menjadi US$10.000 dalam waktu dua bulan saja. Bank dan broker belum terlibat dan sepertinya akan ada permintaan yang besar untuk penyedia arbitrase.

“Saya sama sekali tidak tahu cara kerja cryptocurrency,” kata Bankman-Fried, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (30/10/2023).

“Saya baru tahu bahwa itu adalah barang yang bisa Anda tukarkan,” imbuhnya.

Dia memulai FTX pada tahun 2019. Volume perdagangan tumbuh secara substansial di FTX dari beberapa juta dolar per hari menjadi puluhan juta dolar pada tahun itu, dan kemudian menjadi ratusan juta dolar pada tahun 2020.

Pada tahun 2022, jumlah tersebut meningkat menjadi US$10 miliar hingga US$15 miliar per hari dalam volume perdagangan.

Bankman-Fried mengatakan Alameda diizinkan meminjam dari FTX, namun pemahamannya adalah bahwa uang tersebut berasal dari perdagangan margin, jaminan dari perdagangan margin lainnya, atau aset yang menghasilkan bunga di platform.

Ia menghadapi tujuh dakwaan pidana, termasuk penipuan wire, penipuan sekuritas, dan pencucian uang, yang dapat membuatnya dipenjara seumur hidup jika dia terbukti bersalah. Bankman-Fried, putra dari dua sarjana hukum Stanford, mengaku tidak bersalah dalam kasus tersebut.

Sebelum terdakwa hadir di persidangan, persidangan selama empat minggu ini disorot dengan kesaksian dari beberapa pimpinan tim di FTX, serta orang-orang yang menjalankan sister hedge fund Alameda Research.

Mereka semua menunjuk Bankman-Fried sebagai dalang skema penggunaan uang pelanggan FTX untuk mendanai segala sesuatu mulai dari investasi ventura dan kondominium mahal di Bahama hingga menutupi kerugian kripto Alameda.

Beberapa saksi, termasuk mantan pacar Bankman-Fried, Caroline Ellison, yang menjalankan Alameda, telah mengaku bersalah atas berbagai tuduhan dan bekerja sama dengan pemerintah.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bandar Kripto Penipu Ngeluh Internet Wi-Fi Penjara Lemot

(fab/fab)

Ilmuwan Ungkap Misteri 350 Gajah Mendadak Mati di Afrika

Jakarta, CNBC Indonesia – Para ilmuwan mengungkap kematian misterius 350 gajah di Afrika. Dalam riset terbaru, mereka menyimpulkan bahwa bakteri tak dikenal bernama takson Bisgaard 45 adalah penyebabnya.

Pada Mei dan Juni 2020, kematian 350 gajah di delta Okavango di Botswana, Afrika Selatan, membingungkan para pegiat konservasi dan memicu spekulasi global tentang penyebabnya. Gajah dari segala usia dan jenis kelamin terkena dampaknya.

Menurut laporan, banyak di antara mereka yang berjalan berputar-putar sebelum mati mendadak. Dua bulan kemudian, 35 gajah lagi mati di barat laut Zimbabwe.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada saat itu, kematian gajah di Botswana disebut terjadi karena racun sianobakteri yang tidak dijelaskan secara spesifik dan tidak ada perincian lebih lanjut yang dipublikasikan oleh pemerintah setempat.

Selang berapa lama, pengujian terhadap gajah yang mati di Zimbabwe akhirnya menunjukkan hasil bahwa penyebabnya adalah bakteri bernama Pasteurella Bisgaard taxon 45. Bakteri tersebut menyebabkan septikemia atau keracunan darah.

Menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, infeksi bakteri ini sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan kematian gajah.

Para peneliti yakin infeksi yang terjadi mungkin merupakan penyebab yang sama atas kematian di negara-negara tetangga.

“Hal ini mewakili keprihatinan konservasi yang penting bagi gajah dalam meta-populasi terbesar yang tersisa dari spesies yang terancam punah ini,” tulis para peneliti dalam makalah tersebut, dikutip dari The Guardian, Senin (30/10/2023).

Laporan ini ditulis oleh tim peneliti internasional dari Victoria Falls Wildlife Trust, Universitas Surrey, laboratorium di Afrika Selatan, dan Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHA) milik pemerintah Inggris.

Makalah ini menyarankan agar penyakit menular harus dimasukkan ke dalam daftar tekanan yang mereka hadapi.

Arnoud van Vliet dari Universitas Surrey mengatakan infeksi ini menambah daftar ancaman penyakit terhadap konservasi gajah. Gajah adalah hewan yang sangat mudah bersosialisasi, dan kemungkinan besar mereka mengalami stres karena kondisi kekeringan pada saat itu, yang menjadikan wabah ini lebih mungkin terjadi.

Bakteri Pasteurella sebelumnya telah dikaitkan dengan kematian mendadak sekitar 200.000 antelop saiga di Kazakhstan, sebuah insiden yang diyakini para peneliti dapat menjelaskan apa yang terjadi pada kawanan gajah.

Para ilmuwan percaya bakteri Pasteurella umumnya hidup tidak berbahaya di amandel. Namun, peningkatan suhu yang tidak biasa hingga 37 derajat Celcius menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan septikemia.

Takson Bisgaard 45 sebelumnya telah ditemukan pada harimau dan singa yang ditemukan melalui pengujian luka gigitan pada manusia, serta pada tupai dan psittacines.

Hal-hal lain yang diuji oleh para ahli termasuk sianida, yang digunakan sebagian orang untuk meracuni gajah. Namun, tidak ada jejak racun apa pun di bangkai atau di dekat kubangan air.

Teori lain termasuk konsumsi racun dari pertumbuhan alga. Sementara perburuan ilegal dikesampingkan dari penyebabnya, karena bangkai gajah yang mati masih memiliki gading.

Penyelidik utama, Chris Foggin, seorang dokter hewan satwa liar di Victoria Falls Wildlife Trust, mengatakan penyelidikan kematian massal tersebut merupakan sebuah tantangan.

“Mengidentifikasi dan kemudian mencapai bangkai tepat waktu untuk mendapatkan sampel yang berguna adalah salah satu masalah yang sering kita hadapi. Namun, kami juga tidak tahu penyakit apa yang mungkin kami hadapi,” ujarnya.

Awalnya mereka curiga itu adalah penyakit antraks, yang diketahui banyak terjadi di daerah tersebut. Atau mungkin penyakit lain yang mungkin menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.

Oleh karena itu penyelidik harus berhati-hati ketika melakukan pemeriksaan postmortem pada gajah yang merupakan tugas sulit bagi hewan sebesar itu, terutama jika bekerja di lapangan.

Para ilmuwan tidak dapat mengunjungi lokasi tersebut di negara tetangga Botswana dan sebagian besar sampel dikumpulkan dari hewan yang sudah mulai membusuk.

Makalah tersebut mengatakan temuan keracunan darah mungkin mewakili fenomena yang sedang berlangsung di wilayah ini, dimana kasus-kasus sebelumnya terlewatkan karena kurangnya pengujian.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Makhluk Dikira Manusia Terlihat di Antartika, Berani Lihat?

(dem)

Twitter Akan Tarik Lagi Duit Pembagian Iklan Buat Unggahan Hoaks


Jakarta, CNN Indonesia —

Media sosial X, yang dulunya bernama Twitter, akan menarik kembali uang iklan alias demonetisasi dari postingan hoaks yang yang dikoreksi oleh sistem pengecekan fakta, Community Notes.

Sistem ini merupakan pengecekan fakta yang bersumber dari masyarakat dan akan menjadi “tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bagi hasil.”

“Idenya adalah untuk memaksimalkan insentif untuk akurasi daripada sensasionalisme,” tulis bos X, Elon Musk lewat kicauannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Twitter]

Musk juga mencatat bahwa setiap upaya untuk mempersenjatai Community Notes untuk mendemonetisasi pengguna, akan segera terlihat jelas karena semua kode dan data bersifat open source.

Siapa pun dapat mendaftar untuk berkontribusi pada Community Notes. Kontribusi ini melibatkan pengajuan catatan singkat tentang konteks pada setiap postingan dengan menyertakan kelalaian penting atau mengoreksi kesalahan.

Pengguna lain dari “sudut pandang yang berbeda” kemudian dapat menilai dari catatan tersebut atau catatan lain yang disarankan.

Catatan yang mendapatkan konsensus terbanyak adalah catatan yang muncul di bagian atas.

Demonetisasi pengguna yang tulisannya telah dikoreksi merupakan langkah terbaru dari serangkaian langkah untuk menciptakan lebih banyak akurasi di platform, terutama saat X berjuang mengimbangi banjirnya informasi yang salah seputar perang Israel-Hamas.

Sebelumnya pada pertengahan Oktober, X merilis pembaruan yang dirancang untuk meningkatkan akurasi melalui Community Notes.

Pembaruan memungkinkan untuk mengecek fakta dan mengumpulkan peringkat dengan lebih cepat.

Sistem ini juga mengirimkan pemberitahuan kepada orang-orang yang diduga menyebarkan misinformasi atau disinformasi untuk menghapus posting atau mengeditnya dan memberikan lebih banyak konteks.

Namun, sederet pembaruan ini juga dapat dilihat sebagai langkah sementara yang akhirnya tidak dapat membendung arus informasi yang salah saat perang Israel-Hamas, seperti dikutip dari TechCrunch.

X belum membagikan jumlah pengguna yang ikut serta dalam ekonomi kreator platform, tetapi jumlah tersebut akan dibatasi oleh jumlah pelanggan X Premium di platform.

Menurut data dari Travis Brown, yang telah melacak pelanggan, penangguhan, dan pembatalan penangguhan, pada Agustus lalu, ada kurang dari 950.000 pelanggan X Premium.

Secara keseluruhan, X memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Jadi, pengguna X Premium kurang dari 1 persen dari total pengguna.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)

Ahli Pecahkan Misteri Kematian Massal Ratusan Gajah di Afrika


Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah ilmuwan mengungkap dugaan pemicu kematian ratusan gajah Afrika pada 2020, yakni bakteri bakteri yang belum pernah teridentifikasi.

Makhluk mikro ini dikenal sebagai Bisgaard takson (kelompok taksonomi) 45 yang belum pernah terlihat pada gajah liar sebelumnya.

Pada 2020, melansir IFLScience, setidaknya 350 ekor gajah di Botswana, Afrika bagian selatan, mati secara misterius. Setelah insiden ini, 35 gajah lainnya mati antara Agustus dan September 2020 di sepetak lahan di Zimbabwe.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangkai gajah-gajah ditemukan dalam keadaan utuh, yang menunjukkan mereka tidak diburu untuk diambil gading atau dagingnya. Nihil pula bukti keracunan yang dapat terjadi ketika terjadi konflik antara manusia dan hewan.

Para ahli satwa liar berspekulasi bahwa cyanobacteria bertanggung jawab atas kematian ratusan gajah, namun hal ini kemudian dikesampingkan.

Dalam sebuah penelitian yang diunggah di Jurnal Nature, para ilmuwan Inggris mempelajari 15 gajah yang terkena dampak dari peristiwa Agustus hingga September.

Tim ahli menemukan enam di antaranya terinfeksi Bisgaard takson 45, yang menyebabkan septikemia (keracunan darah) yang fatal.

Meski jumlah sampel penelitian ini terbatas karena sulitnya bekerja di daerah pedesaan Zimbabwe, para peneliti percaya bahwa bakteri tersebut mungkin terkait dengan ratusan kematian gajah lainnya.

“Identifikasi bakteri ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam mempelajari lebih lanjut mengapa gajah-gajah ini mati,” ujar Profesor Falko Steinbach, kepala virologi di Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris.

Bisgaard takson 45 adalah anggota dari keluarga bakteri Pasteurellaceae dan tidak banyak yang diketahui tentangnya. Belum pernah terlihat sebelumnya pada gajah, sumber infeksi dan cara penularannya saat ini.

Bakteri ini sebelumnya pernah dilaporkan pada burung beo yang sehat, membuat para peneliti percaya bahwa bakteri ini mungkin “mewakili bagian yang sebelumnya tidak diketahui dari flora normal gajah di wilayah ini.”

Dari mana mereka tertular? Para ahli membuka kemungkinan. Gajah-gajah tersebut kemungkinan tertular bakteri dari hewan lain yang hidup bersama di lingkungan mereka.

Satwa raksasa ini merupakan hewan yang sangat mudah bergaul dan hidup dalam kelompok besar serta sering melakukan kontak fisik satu sama lain.

Dengan demikian, gajah dianggap mudah untuk melihat bagaimana infeksi dapat ditularkan di antara mereka.

Selain itu, penulis studi menulis bahwa rasa ingin tahu alami gajah tentang kematian, di mana mereka mengendus dan menyentuh keluarga mereka yang telah meninggal, dapat menjadi peluang tambahan untuk terpapar.

“Penularan bakteri ini mungkin saja terjadi, terutama mengingat sifat gajah yang sangat mudah bergaul dan kaitan antara infeksi ini dengan stres yang terkait dengan peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan, yang dapat membuat wabah lebih mungkin terjadi,” jelas Steinbach.

Gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis) sekarang terdaftar sebagai hewan dengan populasi kritis dan gajah sabana Afrika (Loxodonta africana) kondisi genting, menurut Daftar Merah IUCN.

Ada kemungkinan bahwa patogen yang tidak banyak diketahui pada gajah ini dapat menjadi tekanan lain terhadap keberadaan mereka.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bakteri ini dan implikasi jangka panjangnya terhadap populasi gajah Afrika dan satwa liar lainnya,” tutup Steinbach.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)