Cara Lolos dari Pasal Pencemaran Nama Baik UU ITE Kata Kominfo

Jakarta, CNN Indonesia —

Pasal pencemaran nama baik di Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) bisa dihindari dengan sejumlah syarat.

Pekan lalu, Rapat Paripurna DPR mengesahkan revisi kedua UU ITE yang memuat sejumlah perubahan, termasuk ketentuan soal pencemaran nama baik.

Ketentuan ini di UU ITE lama, terutama Pasal 27 dan 45, dituding pasal karet lantaran tak tegas rumusannya. Alhasil, ini kerap dipakai untuk mengkriminalisasi kebebasan berpendapat hingga disindir sebagai pasal karet.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contohnya, aktivis HAM Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti dalam kasus ‘Lord Luhut’.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan UU ITE terbaru ini memberi celah bagi pendapat di ruang digital untuk bebas jeratan kasus.

“Pengecualian itu diatur di pasal 45. Jadi pengecualian itu ada tiga,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/12).

Pertama, kata Usman, “kalau pernyataan pendapat itu di media digital atau ruang digital, di internet, itu untuk kepentingan publik.”

“Tidak bisa dikenakan UU ITE atau KUHP,” ucapnya.

Kedua, untuk pembelaan diri. Ketiga, apabila konten berbau seni budaya, kemudian ilmu pengetahuan.

“Jadi pengecualiannya ada tiga, untuk kepentingan publik, untuk pembelaan diri dan kontennya seni budaya atau ilmu pengetahuan,” katanya.

Dalam revisi UU ITE pasal 45 ayat (4), (5), (6), dan (7) mengatur sanksi pidana yang bisa menjerat masyarakat karena konten di media sosial. Berikut rinciannya:

(4) Setiap Orang yang dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan cara menuduhkan suatu hal, dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum dalam bentuk Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang dilakukan melalui Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp400.000.000.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan tindak pidana aduan yang hanya dapat dituntut atas pengaduan korban atau orang yang terkena tindak pidana dan bukan oleh badan hukum.

(6) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan bertentangan dengan apa yang diketahui padahal telah diberi kesempatan untuk membuktikannya, dipidana karena fitnah dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000.

(7) Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dipidana dalam hal:
a. dilakukan untuk kepentingan umum; atau
b. dilakukan karena terpaksa membela diri.

Apa yang dimaksud dengan kepentingan umum?

Dalam bagian penjelasan, aturan ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “dilakukan untuk kepentingan umum” adalah melindungi kepentingan masyarakat yang diungkapkan melalui hak berekspresi dan hak berdemokrasi, misalnya melalui unjuk rasa atau kritik.

“Dalam negara demokratis, kritik menjadi hal penting sebagai bagian dari kebebasan berekspresi yang sedapat mungkin bersifat konstruktif walaupun mengandung ketidaksetujuan terhadap perbuatan atau tindakan orang lain,” demikian penjelasan Pasal 45 ayat (7) huruf a.

“Pada dasarnya, kritik dalam pasal ini merupakan bentuk pengawasan, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat,” lanjut penjelasan ini.

Masih ada celah

Meski demikian, aturan-aturan baru dalam revisi kedua UU ITE ini disebut masih punya celah buat mengkriminalisasi.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, misalnya, mencatat sedikitnya ada tujuh pasal dengan ayat turunannya yang dinilai masih bermasalah dalam UU ITE yang baru. Pasal-pasal itu di antaranya Pasal 26, Pasal 27 ayat (1) dan (3), Pasal 28 ayat (2) dan (3), Pasal 29, Pasal 36, Pasal 40 ayat (1) dan (2), dan Pasal 45 terkait pemidanaan.

Direktur LBH Jakarta Arif Maulana mengatakan sejumlah pasal itu dinilai masih menjadi ancaman terhadap kebebasan demokrasi dan peluang kriminalisasi menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

Ia menyoroti Pasal 27 ayat 3 yang masih dipertahankan dalam UU ITE.

Menurutnya, aturan terbaru hanya mengurangi masa hukuman untuk pencemaran nama baik, dan berlaku ketentuan delik aduan absolut. Artinya, proses pidana lewat pasal itu hanya berlaku jika diadukan oleh pihak yang dirugikan.

“Kewenangan besar pemerintah yang diberikan melalui pasal ini dikhawatirkan akan menjadi alat sensor informasi dan suara kritis publik,” kata Arif.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)

Ahli Blak-blakan Soal Bukti Arkeologis Keberadaan Yesus


Jakarta, CNN Indonesia —

Bukti arkeologi soal siapa sebenarnya sosok dan asal usul Yesus Kristus diakui belum begitu lengkap. Namun, setidaknya namanya dikenal dalam catatan sejarah di luar kitab suci.

Dalam agama Kristen, Yesus Kristus merupakan pokok utama keimanan agama mereka; Tuhan, Anak Allah, hingga Juru Selamat.

Meski begitu, masih banyak pro dan kontra mengenai sosok Yesus Kristus. Sebuah survei 2015 yang dilakukan oleh Gereja Inggris, misalnya, menemukan 22 persen orang dewasa di Inggris tidak mempercayai bahwa Yesus adalah sosok nyata.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa Yesus hanya sebuah mitos. Lalu, bagaimana sebetulnya asal usul Yesus ataupun Isa Almasih?

Para arkeolog telah bertahun-tahun menggali untuk mencari bukti nyata bahwa Yesus pernah ada. Masalahnya, tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang pasti tentang keberadaan Yesus.

“Tidak ada yang konklusif, dan saya juga tidak berharap akan ada,” kata Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan di Purdue University dan penulis artikel Biblical Archaeology, mengutip The History.

Sementara itu, profesor studi agama dari Universitas North Carolina, Bart D. Ehrman, mengatakan kenyataannya adalah sampai saat ini tidak ada catatan arkeologi untuk hampir semua orang yang hidup pada masa dan tempat Yesus.

Namun, kurangnya bukti tidak berarti bahwa sosok Yesus tidak pernah ada.

“Kurangnya bukti tidak berarti seseorang pada saat itu tidak ada. Itu berarti bahwa dia, seperti 99,99 persen orang lain di dunia pada saat itu, tidak memberikan dampak pada catatan arkeologi,” jelas Ehrman.

Pertanyaan-pertanyaan tentang keaslian terus menyelimuti peninggalan langsung yang terkait dengan Yesus, seperti mahkota duri yang konon dikenakan saat penyaliban, (salah satu contohnya disimpan di dalam Katedral Notre Dame di Paris), dan Kain Kafan Turin, kain kafan yang konon dihias dengan gambar wajah Yesus.

Para arkeolog, bagaimanapun juga, telah mampu menguatkan elemen-elemen dari kisah Yesus dalam kitab Perjanjian Baru.

Meskipun beberapa orang memperdebatkan keberadaan Nazaret kuno, kota masa kecil Yesus dalam Alkitab, para arkeolog telah menemukan sebuah rumah dengan halaman yang dipahat dari batu, beserta makam dan kolam.

Mereka juga menemukan bukti fisik penyaliban Romawi seperti yang digambarkan dalam Perjanjian Baru.

Bukti sangat terbatas

Catatan paling rinci tentang kehidupan dan kematian Yesus berasal dari empat Injil dan tulisan-tulisan Perjanjian Baru lainnya.

“Semua buku-buku ini ditulis oleh orang Kristen dan jelas-jelas memiliki bias dalam apa yang mereka laporkan, dan harus dievaluasi dengan sangat kritis untuk mendapatkan informasi yang bisa diandalkan secara historis,” kata Ehrman.

“Namun klaim utama mereka tentang Yesus sebagai tokoh sejarah – seorang Yahudi, dengan pengikut, yang dieksekusi atas perintah gubernur Romawi di Yudea, Pontius Pilatus, pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius – didukung oleh sumber-sumber yang muncul belakangan dengan bias yang sama sekali berbeda.”

Dalam beberapa dekade setelah masa hidupnya, Yesus disebut-sebut oleh sejarawan Yahudi dan Romawi dalam ayat-ayat yang menguatkan bagian-bagian Perjanjian Baru yang menggambarkan kehidupan dan kematian Yesus.

Sejarawan Flavius Yosfeus menulis salah satu catatan non-Alkitab yang paling awal tentang Yesus. Menurut Ehrman, Flavius merupakan sejarawan Yahudi abad pertama.

Ehrman mengungkapkan bahwa Yosefus sejauh ini merupakan sumber informasi terbaik tentang Palestina abad pertama dan dua kali menyebut Yesus dalam Jewish Antiquities, buku besar sejarah bangsa Yahudi sebanyak 20 jilid yang ditulis sekitar tahun 93 Masehi.

Yosefus diperkirakan lahir beberapa tahun setelah penyaliban Yesus sekitar tahun 37 M.

Ia adalah seorang bangsawan dan pemimpin militer, serta memiliki koneksi yang baik di Palestina yang menjabat sebagai komandan di Galilea pada masa Pemberontakan Yahudi pertama melawan Roma antara tahun 66 dan 70 M.

Perintah penyaliban Yesus di halaman berikutnya…

Uji Coba Vaksin HIV PrEPVacc DIsetop Usai Hasil yang Mengecewakan

Jakarta, CNN Indonesia —

Uji coba vaksin HIV yang disebut “pertaruhan terakhir” pada dekade ini dihentikan setelah hasilnya menunjukkan tidak sesuai dengan ekspektasi.

Studi vaksin pencegahan penyebaran HIV, PrEPVacc yang dipimpin oleh para peneliti Afrika dan didukung ilmuwan Eropa, sedang menguji dua vaksin eksperimen bersamaan dengan bentuk baru terapi pre-exposure prophylaxis (PrEP) oral.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terapi pre-exposure prophylaxis (PrEP) merupakan cara yang melindungi pengguna dari penularan HIV dengan mengonsumsi tablet sekali setiap hari. Meski begitu, terapi ini tidak mencegah penggunanya terinfeksi penyakit menular seksual lainnya.

Diberitakan CNN pada Sabtu (9/12), pemimpin proyek tersebut menghentikan uji coba vaksin ini lantaran uji coba menunjukkan hasil yang tidak efektif dalam mencegah infeksi HIV.

Meski begitu, PrEPVacc disebut tidak menunjukkan masalah dengan keamanan dari vaksin tersebut. Selain itu, komponen persiapan oral pada uji coba tetap dilanjutkan.

Kegagalan eksperimen vaksin HIV ini disebut menjadi pukulan besar bagi komunitas media, yang menemui banyak jalan buntu sejak uji coba vaksin HIV pertama dimulai pada 36 tahun lalu.

[Gambas:Video CNN]

Meski infeksi baru HIV sudah menurun secara drastis sejak puncaknya terjadi pada pertengahan dekade ’90-an, data terbaru program PBB untuk epidemi HIV/AIDS, UNAIDS, menunjukkan bahwa ada 39 juta orang di dunia yang hidup dengan virus ini.

Lebih dari separuh data tersebut merupakan perempuan dewasa dan anak-anak perempuan, dengan perempuan muda dan gadis remaja berusia atau berusia 15-24 tahun, menyumbang 77 persen kasus baru di Afrika kawasan sub-Sahara.

Masyarakat medis masih belum menemukan vaksin HIV yang efektif. Sebelum uji coba ini dilakukan, salah satu dari mereka yang terlibat sempat memperingatkan bahwa penelitian serupa tidak mungkin dilakukan hingga 2030-an.

Proyek PrEPVacc ini dilakukan terhadap 1.500 sukarelawan di Uganda, Tanzania, dan Afrika Selatan. Sebanyak 87 persen dari para partisipan tersebut adalah perempuan.

Kepala Investigator PrEPVacc, Pontiano Kaleebu, mengatakan dalam pernyataannya bahwa masyarakat medis mesti mencari pendekatan dan teknologi vaksin generasi baru bila berkaca pada hasil uji coba mereka.

“Pengembangan vaksin untuk mencegah HIV merupakan tujuan penting bagi Afrika. Tujuan ini harus memiliki urgensi yang lebih besar saat ini karena belum ada vaksin HIV yang diuji kemanjurannya di mana pun di dunia,” kata Kaleebu.

Pernyataan tersebut diamini oleh direktur proyek ini, dokter Eugene Ruzagira. Ia menyatakan meski rintangan ilmiah pencarian vaksin ini terbilang tinggi, harapan yang ada juga sama besar bahwa suatu saat nanti akan ada vaksin untuk HIV.

“Penelitian penting seperti PrEPVacc memajukan kami, dan para peserta bersedia untuk melangkah maju bersama kami dan membuat perbedaan bagi kesehatan komunitas mereka,” kata Ruzagira.

Menurut para peneliti, hasil lengkap komponen vaksin dari uji coba PrEPVacc akan dipublikasikan pada musim panas 2024.

(end)

Kenalin Gemini, Pengganti Google Search Canggih Pakai AI

Jakarta, CNBC Indonesia – Google resmi merilis model kecerdasan buatan (AI) bernama Gemini. Adapun, AI yang tersedia untuk pengguna Google Cloud ini bisa menganalisis grafik hingga menulis kode pemrograman komputer.

Gemini digadang-gadang mempunyai kinerja dan kemampuan lebih baik dari GPT-3.5, model AI yang mendasari layanan ChatGPT milik OpenAI. Model ini dirilis dalam tiga kategori yang Gemini Ultra, Gemini Pro, dan Gemini Nano.

Gemini Ultra adalah model dengan kapasitas terbesar, Gemini Pro adalah model yang bisa dikembangkan untuk tugas tertentu, sementara Gemini Nano digunakan untuk hal spesifik bisa berjalan di perangkat mobile seperti HP.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Gemini untuk saat ini bisa digunakan oleh perusahaan pengguna Google Cloud di aplikasi masing-masing. Mulai 13 Desember, pengembang software dan pelanggan perusahaan bisa mengakses Gemini Pro menggunakan API di Google AI Studio atay Google Cloud Vertex AI. Pengembang Android juga sudah bisa mulai mengembangkan aplikasi dengan Gemini Nano.

Gemini juga akan menjadi mesin di balik layanan Google, seperti chatbot Bard dan Search Generative Experience, yaitu model pencarian Google yang menjawab pertanyaan dalam bentuk percakapan.

Search Generative Experience disebut bakal menggantikan peran Google Search yang memberikan jawaban hasil pencarian internet dalam bentuk daftar laman di internet. Produk ini saat ini masih dalam tahap perkembangan.

Berdasarkan laporan CNBC International, Gemini bisa digunakan oleh perusahaan untuk menyediakan layanan pelanggan canggih lewat chatbot. Kegunaan lainnya adalah memberikan rekomendasi produk ke pelanggan serta mengidentifikasi tren untuk merancang kampanye promosi.

Gemini juga bisa digunakan untuk membuat konten pemasaran hingga blog atau sebagai pendukung produktivitas karena bisa merangkum hasil rapat dan menulis kode pemrograman komputer.

Google, dalam acara peluncuran Gemini, memamerkan kemampuan Gemini untuk mengambil tangkapan layar dari sebuah grafik, kemudian memperbaiki grafik tersebut setelah melakukan analisis atas laporan setebal ratusan halaman. Gemini juga dipamerkan bisa memfoto lembar PR matematika, kemudian mengidentifikasi jawaban yang benar dan salah.

Gemini Ultra diklaim sebagai model AI pertama yang bisa mengalahkan manusia dalam MMLU (pemahaman bahasa dalam berbagai tugas dalam jumlah besar). Dalam uji MMLU, Gemini Ultra diberikan tugas untuk memahami 57 bidang ilmu pengetahuan termasuk matematika, fisika, sejarah, hukum, hingga kedokteran. Menurut Google, Gemini Ultra mampu memahami nuansa dalam subjek yang rumit.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


6 Fitur Baru Google Bard Lengkap dengan Cara Pakainya, Simak!

(Verda Nano/hsy)

India Buktikan AI Bisa Deteksi Bencana, Bagaimana RI?

Jakarta, CNN Indonesia —

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa data dan kecerdasan buatan (AI) saat ini bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat.

“Contohnya di India, pemerintah mereka membuat aplikasi untuk mendeteksi banjir dan menggunakan kecerdasan buatan, lalu diolah semua datanya dan bisa buat prediksi satu minggu sebelum banjir datang sehingga penduduk di daerah itu bisa diungsikan terlebih dulu,” kata Nezar, Kamis (7/12), mengutip Antara.

Contoh penggunaan AI untuk deteksi bencana yang Nezar sampaikan sempat dilakukan salah satu negara bagian di India, Bihar. Mereka menggunakan AI dan sistem peringatan dini untuk mengambil langkah-langkah pencegahan banjir pada tahun 2020.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi ini telah membantu berbagai distrik di negara bagian tersebut untuk mengevakuasi orang dan mendirikan kamp pengungsian. Sistem-sistem ini juga diklaim membantu mengurangi dampak korban jiwa.

Menteri Sumber Daya Air Bihar, Sanjay Kumar Jha, saat itu mengatakan pemerintah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir kerusakan akibat banjir dengan menggunakan teknologi baru.

Sistem ini mampu memeperingatkan pejabat distrik di Bihar kemungkinan hujan lebat 72 jam sebelumnya, mengutip OpenGov Asia.

Lebih lanjut, Nezar mengatakan dengan data maka prediksi mengenai kemungkinan bencana dapat menyelamatkan banyak nyawa masyarakat.

Menurutnya, salah satu daerah yang bisa menerapkan hal tersebut adalah Jakarta karena rentan banjir di musim hujan. Dengan big data, bisa didapat data geospasial, demografi dan juga solusi integratif yang harus dilakukan hingga bantuan yang harus diberikan.

Sejauh ini, lembaga-lembaga di Indonesia terpantau belum menerapkan teknologi AI untuk peringatan dini bencana.

Metode saintifik konvensional dan pengamatan lewat alat di lapangan masih jadi andalan. Contohnya, stasiun meteorologi untuk pemantauan cuaca, modeling level air laut lewat pemanfaatan alat tide gauge untuk mendeteksi tsunami.

Sementara, program yang sudah ada sejak lama dipangkas. Misalnya, program deteksi tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), yang mengoperasikan buoy, yang berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tak dapat anggaran khusus.

Program mitigasi bencana yang sebelumnya berada di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu dihemat dengan alasan efektivitas.

[Gambas:Video CNN]

(Antara/dmi)

Pakar Bongkar Rahasia Cara Bikin Senjata Laser ala Star Wars

Jakarta, CNN Indonesia —

Para peneliti berhasil mengungkap cara membuat senjata laser berkekuatan tinggi seperti di semesta Star Wars.

Karya fiksi George Lucas itu sejak lama menampilkan ragam senjata laser, mulai dari pedang laser alias lightsaber yang digunakan para jedi dan lawannya, para darth; hingga tembakan laser kelas penghancur planet seperti yang dimiliki Death Star. 

Militer di beberapa negara sebetulnya telah menggunakan senjata bertenaga laser, seperti yang dipopulerkan Star Wars. Namun, senjata tersebut jauh lebih lemah dibandingkan yang terlihat di layar kaca dan hanya dapat melumpuhkan target kecil di udara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cahaya pada senjata saat ini, yang tidak terlihat dengan mata telanjang, berasal dari serat optik mode tunggal yang mentransmisikan satu panjang gelombang cahaya, atau mode, melalui inti serat dan menghasilkan sinar terfokus.

Namun sulit untuk meningkatkan daya karena cahaya terbatas pada area yang kecil.

Serat optik multimode –yang mentransmisikan beberapa mode cahaya– jauh lebih beragam dan dapat meningkatkan kekuatan cahaya inframerah yang dipancarkan antara tiga hingga sembilan kali lipat.

Masalahnya, teknologi ini menghasilkan sinar yang kurang rapi dan tidak fokus, karena terpencar-pencar. Itu berarti, kekuatannya menghilang dengan cepat dalam jarak jauh.

Dalam makalah baru yang diterbitkan pada 19 November di jurnal Nature Communications, para ilmuwan menemukan solusi yang membatasi seberapa banyak cahaya yang tersebar dari serat multimode.

Secara teori, hal ini berarti militer dapat merancang laser yang berkekuatan cukup tinggi untuk membuat kerusakan signifikan dan cukup fokus untuk membentuk sinar yang halus dan sempit. Penelitian ini didanai oleh Angkatan Udara AS.

“Sinar laser berkualitas buruk akan berpencar dengan sangat cepat saat merambat. Oleh karena itu tidak dapat menyalurkan energi dalam jumlah terkonsentrasi ke target,” kata penulis utama Stephen Warren-Smith dan Linh Nguyen, peneliti di Future Industries Institute di Universitas South Australia, mengutip LiveScience.

“Kami memiliki cara untuk mengontrol sifat cahaya dalam serat tersebut sehingga muncul sebagai titik fokus yang dapat dideteksi dan berubah menjadi sinar sempit berkualitas tinggi,” lanjutnya.

Industri pertahanan telah mengembangkan laser tingkat militer selama bertahun-tahun dan berlomba-lomba untuk menerapkannya di dunia nyata.

Lockheed Martin, misalnya, mengumumkan rencananya membuat laser kelas 500 kilowatt yang dapat digunakan untuk sistem senjata energi terarah guna mempertahankan diri dari ancaman.

Tim di balik penelitian baru ini belum mengembangkan prototipe untuk senjata semacam itu.

Namun, laser apa pun yang dibuat dengan menggunakan cetak biru mereka mungkin cukup kuat untuk mengacaukan sistem navigasi musuh atau menyebabkan kerusakan termal yang signifikan pada kendaraan atau mesin.

Teknologi saat ini dapat menyerang sasaran kecil di udara dalam jarak dekat. Namun teknologi baru ini dapat digunakan pada target yang lebih luas.

“Sinar laser difokuskan pada target yang jauh selama beberapa detik, menyebabkan target meleleh atau terbakar. Sinar laser ini mungkin paling efektif untuk target kecil seperti drone dan mortir, namun berpotensi menargetkan sasaran yang lebih besar jika sistem kritis tertentu rusak, seperti sebagai sensor onboard atau elektronik,” tulis para peneliti.

Namun, ini tidak berarti teknologi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan Death Star dalam waktu dekat. Sebaliknya, kemungkinan besar teknologi tersebut akan digunakan untuk menonaktifkan drone otomatis.

“Menghabiskan amunisi untuk menjatuhkan drone memerlukan biaya yang sangat mahal namun senjata laser menawarkan “peluru” yang hampir tidak terbatas, dengan listrik sebagai satu-satunya sumber energi masukan.” jelas para peneliti.

Selain digunakan dalam persenjataan, para peneliti berpendapat bahwa laser sekuat itu juga dapat digunakan dalam penginderaan jauh. Laser berkekuatan tinggi, misalnya, dapat menentukan kecepatan angin pada jarak yang lebih jauh dibandingkan metode konvensional.

Laser bertenaga tinggi juga penting untuk penelitian deteksi gelombang gravitasi dan peneliti berharap penemuan mereka dapat berperan dalam upaya penelitian di masa depan.

[Gambas:Video CNN]

(rfi/dmi)

Dorong Desa Wisata, BAKTI Kominfo Komitmen Tingkatkan Akses Internet

Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen untuk meningkatkan akses internet di desa-desa wisata di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

Di samping menggenjot infrastruktur, komitmen tersebut  juga diwujudkan dengan penyelenggaraan program Pelatihan Digitalisasi bagi Pelaku Pariwisata di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pelatihan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Atourin, salah satu perusahaan teknologi sektor pariwisata.

Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Noegroho, mengatakan bahwa program tersebut memiliki berbagai tujuan strategis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Program ini memiliki berbagai tujuan strategis seperti meningkatkan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur TIK BAKTI yang telah dibangun yang sejalan dengan arah sasaran pengembangan infrastruktur TIK BAKTI serta mendorong para pegiat wisata untuk memahami hospitality serta digital branding dan marketing,” ujarnya seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (10/12).

Dia melanjutkan, Kabupaten Sumba Timur terpilih karena memiliki potensi wisata alam sangat melimpah, mulai dari wilayah perbukitan, pesisir, padang sabana, air terjun, dan lainnya. Kabupaten ini juga memiliki seni budaya yang beragam serta banyak desa dengan nuansa rumah adat yang masih alami dan menarik.

Sebanyak 30 pegiat pariwisata dari 15 desa wisata mendapatkan pelatihan dan pendampingan selama dua hari beberapa waktu lalu. Desa wisata tersebut adalah Pambotanjara, Tandulajangga, Watuhadang, Mondu, Kaliuda, Lainjanji, Tarimbang, Praimadita, Rindi, Kadumbul, Lambanapu, Malumbi, Matawai, Prailiu, dan Napu.

Sementara itu, Staf Direktorat Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI Kominfo, Ariella Cindy, menjelaskan BAKTI Kominfo setiap tahun rutin memiliki program untuk meningkatkan akses internet dan kapasitas sumber daya manusia di Sumba Timur.

“Kami berharap dukungan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku pariwisata yang ada di Sumba Timur,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Timur, Ida Bagus Putu Punia, mengaku senang 14 desa wisata yang telah memiliki Surat Keputusan (SK) di Kabupaten Sumba Timur bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini selama dua hari ke depan.

“Ini akan sangat bermanfaat untuk diimplementasikan di desa wisata masing-masing agar dapat meningkatkan kualitas dan daya saing desa,” katanya.

Di sisi lain, Chief Executive Officer (CEO) Atourin, Benarivo Triadi Putra, mengatakan selain pemahaman informasi sesuai modul pelatihan, peserta juga dibekali dengan keahlian teknis tepat guna, seperti fotografi dan hospitality, yang bisa langsung diterapkan oleh mereka.

“Peserta terlihat sangat semangat dan antusias selama pelatihan berlangsung. Atourin juga membantu proses on-boarding desa wisata dan produk paket wisata mereka di platform Atourin,” jelasnya.

Ia menekankan, Atourin juga berkomitmen untuk mendampingi desa wisata peserta setelah pelatihan selesai dengan harapan semua materi dan keahlian yang diberikan selama pelatihan benar bisa terimplementasi dengan baik di desa wisata tersebut.

Dia pun berharap, dengan digitalisasi desa wisata ini, maka terjadi potensi peningkatan kunjungan wisatawan dan pendapatan di desa wisata tersebut.

“Pastinya para peserta pelatihan ini bisa menjadi local champion dalam memajukan desa wisata masing-masing melalui digitalisasi,” kata Benarivo.

(rir)

BAKTI Kominfo-Atourin Dorong Digitalisasi Kampung Wisata di Ternate

Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Atourin, perusahaan teknologi sektor pariwisata, untuk mendorong digitalisasi 15 kampung wisata di Kota Ternate, Maluku Utara.

Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI Kominfo, Bambang Noegroho, menyampaikan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur TIK BAKTI yang telah dibangun di Ternate.

“Serta mendorong para penggiat wisata untuk memahami hospitality, serta digital branding dan marketing,” ujarnya seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (10/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggandeng Atourin, BAKTI menyelenggarakan program pelatihan digitalisasi bagi pelaku pariwisata di wilayah pembangunan infrastruktur BAKTI. Sebanyak 30 penggiat pariwisata dari 15 kampung wisata mengikuti pelatihan dan pendampingan selama dua hari pada tanggal 14-15 November 2023 di Kota Ternate.

Adapun, 15 kampung wisata tersebut adalah Sulamadaha, Kulaba, Takome, Kastela, Tubo, Gura Bala, Tobololo, Loto, Foramadiahi, Taduma, Rua, Tongole, Togafo, Ngade, dan Moya.

Pelatihan dibuka oleh Staf Direktorat Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Bakti Kominfo, Rama Mulyana, dan Wali Kota Ternate yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Ternate, Anwar Hasjim.

Rama menjelaskan bahwa BAKTI Kominfo setiap tahun rutin memiliki program untuk meningkatkan akses internet dan kapasitas sumber daya manusia di Ternate serta berharap dukungan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku pariwisata yang ada di Ternate.

“BAKTI Kominfo setiap tahun rutin memiliki program untuk meningkatkan akses internet dan kapasitas sumber daya manusia di Ternate serta berharap dukungan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku pariwisata yang ada di Ternate,” ucap dia.

Di sisi lain, Anwar mengharapkan pelatihan untuk penggiat kampung wisata tersebut bisa membantu mereka untuk melek teknologi serta mampu menggunakannya untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk wisatanya.

“Pemerintah Kota Ternate memberikan apresiasi kepada BAKTI, Atourin, dan seluruh penggiat kampung wisata yang berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ucapnya.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Atourin, sekaligus project manager dari program tersebut, Reza Permadi, mengatakan selain pemahaman informasi sesuai modul pelatihan, peserta juga dibekali dengan keahlian teknis tepat guna seperti fotografi dan hospitality yang bisa langsung diterapkan oleh mereka.

Ia mengungkapkan mayoritas peserta belum pernah mengikuti pelatihan pariwisata serupa sehingga mereka terlihat antusias dan semangat mengikuti jalannya pelatihan dari awal sampai akhir.

BAKTI secara konsisten mendukung kemajuan ekosistem digital di Indonesia melalui berbagai program strategis sehingga dapat meningkatkan indeks masyarakat digital Indonesia. Diharapkan terjadi pemerataan dan peningkatan indeks masyarakat digital Indonesia di seluruh penjuru negeri.

Pelatihan digitalisasi kampung wisata ini merupakan bagian dari upaya BAKTI untuk meningkatkan indeks masyarakat digital Indonesia. BAKTI berharap kegiatan ini dapat mendorong kemajuan ekosistem digital di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata.

Sebagai informasi, pada 2023 program ini diselenggarakan di tiga daerah yang telah terlayani infrastruktur base transceiver station (BTS), artificial intelligence (AI), dan interkoneksi Palapa Ring BAKTI.

Tiga daerah tersebut antara lain, Kabupaten Agam di Sumatera Barat, Kabupaten Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur; dan Kota Ternate di Maluku Utara.

Pelatihan edisi ketiga dilaksanakan di Kota Ternate yang identik dengan rempah. Selain itu, Ternate memiliki berbagai potensi pariwisata yang sangat indah dan menarik.

Mulai dari Gunung Gamalama, aneka pantai berpasir hitam dan putih, dunia bawah laut, perkebunan cengkeh, ragam seni dan budaya yang mempesona, berbagai benteng bersejarah, kuliner serta penduduk yang ramah.

(rir)

Google Sikat 17 Pinjol Berbahaya, Ada yang Beroperasi di RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Google memutuskan untuk menghapus 17 aplikasi pinjaman online (pinjol) berbahaya dari platform Google Play Store. Seluruh aplikasi itu diketahui menawarkan bunga pinjaman yang tinggi dan resiko pencurian data pribadi.

Mengutip Detikinet, peneliti keamanan siber dari ESET Research mengatakan ada 18 aplikasi pinjol berbahaya yang beredar di Google Play Store. Belasan aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 12 juta kali sejak tahun 2020.

ESET tidak menyebutkan nama masing-masing aplikasi pinjol, namun mereka menggolongkan aplikasi nakal ini sebagai ‘SpyLoan’ karena menggunakan teknik spyware. Aplikasi-aplikasi ini biasanya dipromosikan via SMS dan media sosial seperti Twitter/X, Facebook, dan YouTube.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut data ESET, deteksi aplikasi SpyLoan mulai meningkat sepanjang tahun 2023. Korban aplikasi berbahaya ini tersebar di banyak negara, seperti Meksiko, India, Indonesia, Thailand, Nigeria, Filipina, Mesir, Vietnam, Singapura, Kolombia, dan Peru.

Sebagian dari aplikasi pinjol berbahaya ini juga meniru nama dan branding dari penyedia layanan pinjaman dan institusi keuangan yang resmi. Bahkan ada satu penyedia layanan pinjol di Kolombia yang memperingatkan pengguna agar tidak tertipu aplikasi abal-abal yang meniru namanya.

Setelah diinstal, aplikasi SpyLoan langsung meminta pengguna memberikan informasi pribadi seperti alamat, informasi kontak, bukti penghasilan, informasi rekening bank, serta foto kartu identitas bagian depan dan belakang.

Selanjutnya aplikasi itu menyedot data sensitif yang ada di perangkat korban seperti log panggilan, event kalender, informasi perangkat, daftar aplikasi yang diinstal, informasi jaringan Wi-Fi lokal, hingga metadata foto. Selain itu, mereka juga mengincar daftar kontak, data lokasi pengguna, dan SMS.

“Setelah itu, operator aplikasi pinjol berbahaya akan memeras dan mengancam pengguna untuk segera membayar pinjaman, bahkan ketika pengguna tidak meminjam uang atau pinjamannya ditolak. Bahkan ada attacker yang mengancam akan membunuh keluarga pengguna,” seperti dikutip dari Gizmodo, Sabtu (9/12/2023).

ESET langsung melaporkan temuannya ke Google. Saat ini, 17 aplikasi pinjaman online berbahaya sudah dihapus dari Play Store. Satu lagi bisa lolos karena sudah mengubah izin akses dan fungsinya sehingga tidak terdeteksi sebagai aplikasi SpyLoan.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Daftar Gaji Kerja di Google Bocor, Paling Kecil Ratusan Juta

(haa/haa)

AI Diduga Rasis, Gambar Warga Kulit Putih Lebih Manusiawi

Jakarta, CNN Indonesia —

Studi terbaru yang dipimpin para ahli di Australian National University (ANU) menemukan wajah orang berkulit putih yang dihasilkan teknologi kecerdasan buatan (AI) terlihat lebih riil ketimbang orang kulit berwarna.

Amy Dawel, salah satu peneliti studi tersebut menjelaskan perbedaan ini disebabkan algoritma AI dilatih secara tidak proporsional pada wajah-wajah berkulit putih.

“Jika wajah AI berkulit putih secara konsisten dianggap lebih realistis, teknologi ini dapat memiliki implikasi serius bagi orang kulit berwarna dengan memperkuat bias rasial secara online,” kata Dawel, mengutip Science Daily, Kamis (7/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Masalah ini sudah terlihat dalam teknologi AI saat ini yang digunakan untuk membuat foto wajah yang terlihat profesional. Ketika digunakan untuk orang kulit berwarna, AI mengubah warna kulit dan mata mereka menjadi warna kulit orang kulit putih.”

Para peneliti menemukan salah satu masalah dengan ‘hiper-realisme’ AI adalah bahwa orang sering tidak menyadari bahwa mereka sedang dibodohi.

“Yang memprihatinkan, orang-orang yang paling sering berpikir bahwa wajah AI itu nyata adalah mereka yang paling percaya diri bahwa penilaian mereka benar,” kata Elizabeth Miller, penulis lainnya dalam studi tersebut.

“Ini berarti orang-orang yang salah mengira peniru AI sebagai orang sungguhan tidak tahu bahwa mereka sedang ditipu.”

Para peneliti juga dapat menemukan mengapa wajah AI menipu orang.

“Ternyata masih ada perbedaan fisik antara wajah AI dan wajah manusia, tetapi orang cenderung salah mengartikannya. Sebagai contoh, wajah AI yang berwarna kulit putih cenderung lebih proporsional dan orang-orang salah mengartikannya sebagai tanda kemanusiaan,” kata Dawel.

“Namun, kita tidak bisa mengandalkan isyarat fisik ini untuk waktu yang lama. Teknologi AI berkembang sangat cepat sehingga perbedaan antara AI dan wajah manusia mungkin akan segera hilang.”

Para peneliti berpendapat bahwa tren ini dapat berimplikasi serius terhadap penyebaran informasi yang salah dan pencurian identitas, dan tindakan harus dilakukan.

“Teknologi AI tidak dapat dipisahkan sehingga hanya perusahaan teknologi yang tahu apa yang terjadi di balik layar. Perlu ada transparansi yang lebih besar di sekitar AI sehingga para peneliti dan masyarakat sipil dapat mengidentifikasi masalah sebelum menjadi masalah besar,” kata Dawel.

Meningkatkan kesadaran masyarakat juga dapat memainkan peran penting dalam mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh teknologi ini, menurut para peneliti.

“Mengingat bahwa manusia tidak lagi dapat mendeteksi wajah AI, masyarakat membutuhkan alat yang dapat secara akurat mengidentifikasi penipu AI,” ujar Dawel.

“Mengedukasi masyarakat tentang realisme yang dirasakan dari wajah AI dapat membantu membuat masyarakat lebih skeptis terhadap gambar yang mereka lihat secara online.”

(tim/dmi)