Kepala Otorita Yakin IKN Jadi Kota Nol Emisi Karbon Tahun 2045


Jakarta, CNN Indonesia —

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono yakin Nusantara dapat menjadi kota dengan nol emisi karbon atau bahkan negatif emisi pada tahun 2045.

Hal tersebut disampaikan Bambang usai meluncurkan dokumen Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC), peta jalan mendorong kontribusi kota Nusantara untuk mencapai target iklim nasional, yang diluncurkan di sela-sela COP28 yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12).

“Dengan berbagai aksi ini, Nusantara tidak hanya bertekad untuk mencapai net zero emission pada 2045, tapi juga memiliki potensi luar biasa untuk menjadi kota dengan negatif karbon,” kata Bambang, mengutip Antara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peta jalan Nusantara RLDC fokus pada lima sektor yaitu kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU), energi, agrikultur, pengelolaan sampah dan industri.

Termasuk di dalamnya adalah target pengurangan emisi menjadi -1,1 juta ton karbon dioksida (MtCO2) pada 2045 dan target lebih ambisius tertuang dalam skenario kedua adalah emisi dapat dikurangi lebih jauh mencapai -1,6 MtCO2.

Indonesia secara nasional memiliki target pengurangan emisi yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu penurunan 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan dari komunitas internasional sampai dengan 2030.

Sebagai salah satu langkah utama adalah mentransformasi 65 persen area daratan dari saat ini hutan monokultur menjadi hutan tropis. Ini dilakukan dengan proses reforestasi untuk menghijaukan lahan-lahan tersebut untuk memastikan area itu dapat menyerap karbon, berkontribusi terhadap upaya mitigasi iklim.

“Di saat bersamaan, upaya ini dapat membuat Nusantara berkontribusi secara positif terhadap alam, meningkatkan biodiversitas di Pulau Kalimantan,” ujar Bambang.

Secara khusus dalam sektor kehutanan akan dilakukan langkah untuk menghindari atau mengurangi deforestasi dengan melindungi 59.000 hektare (ha) hutan asli dan mangrove yang masih ada. Meningkatkan stok karbon dengan pemulihan lebih dari 83.000 ha hutan industri, lahan gundul dan lokasi penambangan batu bara.

Lebih lanjut, Bambang menekankan ibu kota baru Indonesia itu tidak hanya akan menjadi kota yang hijau tapi juga akan menjadi model untuk masa depan yang berkelanjutan.

Sementara itu, di area urban akan memanfaatkan teknologi untuk memastikan manajemen sumber daya alam yang efisien sembari menerapkan inovasi solusi berbasis alam.

Contohnya menjadikan Nusantara sebagai kota spons, memastikan ketersediaan air, pengurangan bahaya banjir, serta pelestarian ekologi. Langkah itu sejalan dengan target Indonesia dalam pengurangan emisi sampai dengan 2060.

“Dalam kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, Otoritas Ibu Kota Nusantara menyiapkan langkah kami untuk mentransformasi target ambisius kami menjadi aksi yang spesifik dan terukur,” pungkasnya.

(rfi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *