Kominfo Punya App Cek Sinyal, Diklaim Tangani Internet Lemot Seminggu


Jakarta, CNN Indonesia —

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan aplikasi Signal Monitoring atau Sigmon yang berfungsi untuk mengetes kecepatan internet.

Aplikasi ini juga diklaim bisa digunakan untuk melakukan aduan jika sinyal internet jelek dan akan diperbaiki dengan estimasi waktu tak sampai sepekan.

“Umumnya kalau yang data historis kita, kalau terhadap kualitas layanan internet biasanya enggak terlalu lama ya, enggak sampai seminggu gitu ya, kalau memang bukan karena masalah force majeure kayak bencana alam,” ujar Direktur Pengendalian PPI Dany Swardany dalama acara Sosialisasi Pusat Monitoring Telekomunikasi, Pos dan Penyiaran, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dany menjelaskan penanganan itu nantinya tidak dilakukan oleh Kominfo melainkan oleh penyelenggara telekomunikasi. Kominfo sendiri dalam hal ini akan bertindak untuk memonitor pelaksanaan program tersebut.

“Penanganan itu juga ada di pihak penyelenggara telekomunikasi karena kan daerah komersial. Ini kan di Kominfo yang melakukan pembangunan tetapi kami monitor memang,” tutur Dany.

“Kita nanti akan buat SOP-nya ya paling lambat berapa hari atau dalam waktu berapa jam dari laporan aduan masyarakat itu harus diselesaikan,” imbuhnya.

Dany menjelaskan aplikasi Sigmon ini merupakan perangkat ukur untuk mengumpulkan data experience dari pengguna jaringan telekomunikasi secara aktif maupun pasif.

Biasanya, platform untuk mengetes kecepatan internet hadir dalam bentuk website. Namun, pengguna harus mengunduh aplikasi untuk menggunakan Sigmon.

Pada halaman awal aplikasi, pengguna hanya perlu memilih bagian Speed Test dan menekan ikon Start.

Sayangnya, CNNIndonesia.com tidak menemukan tombol aduan untuk melaporkan kualitas internet yang kurang baik.

Dalam aplikasi ini juga terdapat beberapa fitur seperti Web Test, Video Test, dan Multi Test. Sigmon sendiri merupakan bagian dari Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) yang baru diluncurkan Kominfo.

Berdasarkan pemetaan

Dikutip dari situs resminya, Ditjen PPI Kominfo mengungkap sejumlah fitur pada aplikasi SIGMON:

  • Memeriksa dan merekam kondisi sinyal jaringan Anda kapan saja dan di mana saja.
  • Memeriksa kecepatan internet seluler Anda secara umum, untuk penelusuran web dan streaming video.
  • Tes Multi untuk Tes Kecepatan, Tes Web, dan Tes Video berturut-turut.
  • Route Test untuk pengukuran kualitas sinyal pada rute yang telah Anda lalui dan melihat hasilnya dalam bentuk peta.
  • Hasil tes Anda disimpan di aplikasi Anda.
  • Semua hasil tes langsung diterima oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan lokasi dengan kualitas yang kurang memadai akan ditindaklanjuti.

“DJPPI Kominfo berkomitmen untuk memastikan layanan telekomunikasi di wilayah Indonesia tetap berkualitas,” menurut keterangan itu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Ditjen PPI menyebut peran masyarakat sangat penting “dengan cara memeriksa kualitas sinyal internet di lokasi dengan menggunakan SIGMON.”

“Aplikasi crowd-sourcing ini akan mencatat dan memetakan kualitas sinyal tersebut pada koordinat tertentu, yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh pihak terkait untuk perbaikan layanan,” menurut Ditjen PPI.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Bos IMF Bilang Uang Tunai Bakal Diganti Karena Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia – Mata uang digital bank sentral (central bank digital currencies/CBDC) bisa menggantikan uang tunai, terutama di negara kepulauan atau negara dengan tingkat inklusi finansial rendah.

Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengatakan CBDC, yaitu mata uang digital yang dirilis menggunakan teknologi serupa dengan mata uang kripto dan bitcoin, bisa menjadi solusi mahalnya distribusi uang tunai.

“CBDC bisa menggantikan uang tunai yang butuh biaya besar untuk didistribusikan di perekonomian kepulauan. Mereka juga bisa menciptakan ketahanan di ekonomi maju. Kemudian, juga membantu meningkatkan inklusi finansial di perekonomian yang warganya belum banyak memiliki rekening bank,” katanya di Singapore Fintech Festival, dikutip dari CNBC International, Kamis (16/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

CBDC bukan mata uang alternatif dari mata uang yang diakui oleh sebuah negara seperti mata uang kripto atau bitcoin, melainkan adalah uang fiat dalam bentuk digital. Karena CBDC dibangun di atas teknologi blockchain, bank sentral bisa melakukan pembayaran langsung ke tiap individu.

“CBDC menawarkan alternatif yang lebih aman dan murah [dari uang tunai]. Mereka juga bisa menjembatani berbagai mata uang sekaligus membandingkan perbandingan nilai mereka, seperti halnya uang tunai yang bisa kita tarik di bank,” kata Georgieva.

IMF pernah mengungkapkan bahwa saat ini 60 persen dari negara di seluruh dunia, atau lebih dari 100 negara, sedang mengkaji penggunaan CBDC.

Menurut survei BIS, 93 persen dari 86 bank sentral yang disurvei pada 2022 menyatakan sedang mengkaji penggunaan CBDC. Sekitar 58 persen dari 86 bank sentral tersebut bahkan percaya bisa merilis CBDC dalam jangka pendek hingga menengah.

Data Atlantic Council menyatakan saat ini sudah ada 11 negara yang mengadopsi CBDC, 53 negara sudah ditahap pengembangan tingkat lanjut, dan 46 negara dalam tahap penelitian.

Fungsi CBDC

Beberapa negara yang telah merilis CBDC ke tingkat konsumen adalah Bahama, Jamaika, dan Nigeria.

Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore) pernah menyatakan uang tunai pada dasarnya “tidak sesuai” dengan ekonomi digital. Pada 2021, MAS memperkirakan permintaan atas uang tunai bakal terus merosot.

Bank Indonesia juga sudah merilis buku panduan pengembangan CBDC di Indonesia, yang disebut sebagai rupiah digital.

Menurut BIS, penggunaan CBDC untuk pembayaran lintas batas negara akan menekan biaya membeli, menyimpan, dan membelanjakan mata uang asing.

Georgieva menambahkan potensi penggunaan kecerdasan buatan (AI) bersama CBDC untuk menghasilkan skor kredit yang sangat akurat hingga pemberian bantuan finansial sesuai kebutuhan tiap individu.

“Ini isa mengembangkan inklusi finansial dengan menyediakan skor kredit yang akurat dengan cepat berdasarkan beragam data. Juga bisa menyediakan dukungan yang dipersonalisasi untuk warga dengan tingkat literasi finansial yang rendah,” kata Georgieva. “Tentunya kita juga harus melindungi data pribadi dan menjamin keamanan data, serta menghindari bias.”

[Gambas:Video CNBC]

(dem/dem)

Kominfo Buka-bukaan Susahnya Atur WhatsApp, Google Cs

Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp kini menjadi salah satu cara andalan penipu untuk mencari dan menjebak korbannya. Pemerintah dan operator seluler sebetulnya punya solusi untuk memberantas penipu di WhatsApp. Sayangnya, solusi tersebut mentah.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan bahwa penipu di WhatsApp sebetulnya bisa dibersihkan jika aplikasi seperti WhatsApp diwajibkan bekerja sama dengan operator seluler.

Direktur Jenderal PPI Kominfo Wayan Toni Supriyanto, saat konferensi pers di Kantor Kominfo Rabu (15/11/2023), bercerita soal rencana regulasi tersebut saat penyusunan Undang Undang Cipta Kerja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemerintah ingin mewajibkan kerja sama antara perusahaan Over-The-Top (OTT) global dan opsel. Namun, karena waktu yang diberikan 3 bulan sampai dengan penetapan, Wayan mengungkap, ada tekanan yang luar biasa dari pelaku usaha global ini.

Penyedia layanan OTT ini tidak mau ada kewajiban kerja sama. Kalau pun ada, mereka tidak mau membuat bisnis penyelenggaraan komunikasi sebagai mana Undang-Undang Telekomunikasi.

“Sebenarnya draft itu sudah selesai 1 bulan pertama. Namun dalam 2 bulan berikutnya ada tekanan yang luar biasa dari pelaku usaha global ini,” jelasnya.

Google, Facebook, perwakilan pemerintah AS sempat mengirim surat ke Kominfo. Surat itu dikirim dalam rangka agar tidak ada kata wajib bagi para penyedia layanan digital global untuk diatur dan menjalin kerjasama dengan operator seluler.

“Akhirnya, dari hasil yang ada kalimatnya yang terakhir adalah mengatur pola kerja sama saja,” ujar Wayan.

Percuma nomor diblokir

Wayan menjelaskan, tanpa kerja sama upaya memberantas penipu dengan memblokir nomor telepon menjadi sia-sia karena keberadaan WhatsApp.

“Dan selama ini mereka kan menjadi, maaf ya seperti sekarang kan Whatsapp, walaupun nomor kita pindah, ke luar negeri misalnya menggunakan nomor Indonesia lalu ke luar negeri membeli kartu baru, tetap saja no WhatsApp bisa dipakai,” terang Wayan. “Artinya bahwa kartu seluler yang kita punya hanya membangkitkan sinyal saja.”

Sehingga pada saat kejahatan yang dilakukan oleh nomor yang sudah terdaftar di WhatsApp, pihak Kominfo tidak bisa melakukan upaya apapun.

Kalau masih muncul nomor tersebut yang digunakan untuk kejahatan, dia hanya mengubah wajahnya atau menggunakan wajah orang lain, sementara nomornya masih muncul.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Negara Ini Mendadak Larang Google, Ada Apa?

(dem/dem)

Google Makin Ditinggal, Gen Z Sudah Pindah ke Penggantinya

Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok makin populer sebagai menjadi sumber informasi dan berita untuk Gen Z. Posisi Google sebagai tempat mencari berita dan informasi makin merosot.

Berdasarkan kajian dari Pew Research Center yang dikutip dari Reuters pada Kamis (16/11/2023), setengah dari penduduk Amerika Serikat usia dewasa mendapatkan berita dari media sosial.

Survei yang dilakukan atas 8.842 penduduk AS memang menunjukkan bahwa 67 persen dari populasi AS masih menggunakan website atau aplikasi media berita untuk mencari informasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, peran media sosial makin sentral sebagai sumber informasi. Facebook adalah platform media sosial paling populer sebagai sumber berita, yaitu digunakan oleh 30 persen penduduk AS. Platform terbesar kedua adalah YouTube (26 persen), Instagram (16 persen), dan TikTok (14 persen).

Peran TikTok sebagai sumber berita, berdasarkan penelitian Pew, makin dominan. Dari semua pengguna TikTok yang disurvei, 43 persen mengaku secara rutin mencari informasi dan berita dari TikTok. Survei serupa pada 2022, padahal, menunjukkan bahwa hanya 22 persen dari pengguna TikTok yang menggunakan media sosial video pendek tersebut sebagai tempat mencari berita.

Posisi Facebook sebagai media sosial utama untuk mencari berita juga berlawanan dengan upaya perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut menghapus peredaran berita.

Di bawah tekanan untuk bekerja sama dan membayar perusahaan berita, Facebook mengambil langkah untuk mengurangi bahkan menghilangkan fitur berita di beberapa negara. 

Google ditinggal gen Z

Kecenderungan gen Z untuk mencari berita lewat TikTok dan media sosial lain sebelumnya telah terungkap dalam penelitian oleh Morning Consult.

Laporan dari firma riset Morning Consult menyebutkan adanya pertumbuhan signifikan pada TikTok. Meski angkanya belum terlalu besar dibandingkan Google, namun Tiktok bukan platform mesin pencarian.

Hingga Februari 2023, 14 persen gen Z mengaku mencari informasi melalui TikTok. Pengguna Google pada anak muda tercatat mencapai 39 persen.

Untuk rentang umur lain, yakni baby boomers (1946-1964), Gen X (1965-1976), dan milenial (1977-1994), masih menjadikan Google sebagai tempatnya mencari informasi.




Tiktok. (Dok. Pexel)



Google bukan tidak tahu ancaman tersebut. Dalam riset internal Google juga terlihat 40 persen gen Z mencari informasi dari Tiktok dibandingkan Google Search. Kebanyakan dari mereka mencari informasi terkait rencana liburan, produk skincare, restoran, tempat nongkrong, hingga makanan.

Setengah dari obyek penelitian juga memiliki menggunakan Tiktok dan media sosial Instagram dibandingkan produk Google yakni Search dan Maps.

Salah satu anak muda yang menggunakan TikTok, Anne-Christine (21) menjelaskan generasinya suka melihat informasi dengan format visual. Anak muda lainnya Talia Magee (24) mengatakan informasi di Tiktok lebih mudah dicari.

TikTok juga punya fitur ‘predictive text’, dengan begit pengguna tidak perlu mengetik lengkap. Sebab nanti akan dibantu algoritma untuk memberikan rekomendasi.

“Saya dan teman-teman lainnya yang seumuran lebih gampang belajar dan memahami sesuatu dari visual. Dengan TikTok, sangat cepat dan gampang mencari informasi yang saya minati lewat video.” jelas Magee.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kirim Emoji Jempol, Petani Kena Denda Rp 935 Juta

(dem/dem)

Joe Biden Ketemu Xi Jinping, Tanda Perang Chip Berakhir?

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu pada pekan ini untuk membahas ketegangan antara kedua negara. Antara lain soal komunikasi antar pasukan militer, hingga kebijakan pembatasan untuk industri semikonduktor.

Biden dan Xi Jinping akan tatap muka dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang dihadiri 21 pemimpin negara-negara di wilayah Pasifik. Beberapa perwakilannya adala Hong Kong, Taiwan, dan China.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Tujuan forum tersebut mendiskusikan ide soal perdagangan bebas antar wilayah-wilayah Pasifik, dikutip dari Marketplace, Kamis (16/11/2023).

Selama beberapa tahun belakangan, China dan AS telah memasang ‘tembok’ perdagangan melalui tarif. China menyebut tarif terhadap sejumlah barang konsumen dari AS “diskriminatif.”

Salah satu hal yang kemungkinan besar akan menjadi agenda utama adalah perselisihan dagang mengenai semikonduktor. Perang chip antara AS dan China makin panas dengan saling blokir untuk komponen dan alat manufaktur chip.

“China menghabiskan puluhan miliar dolar setiap tahunnya untuk mendomestikasi industri chip. Dulu, industri chip tersebar di berbagai negara. Hal ini telah menjadi katalisator tanggapan kebijakan dari pemerintah lain,” kata Chris Miller, penulis “Chip War”.

“Contohnya, AS telah mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip canggih yang digunakan untuk melatih sistem AI China,” ia menambahkan.

AS beralasan pemblokiran itu untuk mengontrol keamanan nasional negaranya, bukan mempertahankan keuntungan ekonomi.

“Saya rasa ketika Anda berbicara dengan pejabat pemerintah, mereka sangat fokus pada implikasi keamanan dari chip canggih dan jenis kemampuan AI yang mereka aktifkan,” kata Miller.

“Tantangannya adalah chip yang sama yang digunakan untuk melatih AI dengan implikasi sipil juga dapat digunakan untuk melatih AI dengan implikasi militer atau aplikasi intelijen. Tidak ada cara untuk membedakannya,” ia menuturkan.

Miller pesimis APEC akan membawa solusi bersama antara AS dan China. Pasalnya, dua negara sudah sangat kompetitif dan ingin mendominasi pasar chip.

Hal ini terlihat dari ambisi Xi Jinping yang mendesak China untuk melakukan swasembada dalam bidang semikonduktor. Sementara itu, AS telah menguraikan pentingnya meningkatkan produksi chip dalam negeri.

“Meskipun pertemuan Xi Jinping dan Biden saya perkirakan akan menghasilkan banyak siaran pers yang membuat hubungan tersebut tampak membaik, kenyataannya terdapat persaingan yang tidak menguntungkan (zero-sum) di sini untuk menentukan negara mana yang akan menjadi pemimpin teknologi dunia,” kata Miller.

“Menurut saya, terlalu naif jika mengandalkan satu pertemuan untuk meredakan dinamika persaingan yang mengakar,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Final! Joe Biden Blokir Chip China Sampai ke Akar

(fab/fab)

‘Perang’ AS-China Panas, Joe Biden Ketemu Xi Jinping

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu pada pekan ini untuk membahas ketegangan antara kedua negara. Antara lain soal komunikasi antar pasukan militer, hingga kebijakan pembatasan untuk industri semikonduktor.

Biden dan Xi Jinping akan tatap muka dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang dihadiri 21 pemimpin negara-negara di wilayah Pasifik. Beberapa perwakilannya adala Hong Kong, Taiwan, dan China.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Tujuan forum tersebut mendiskusikan ide soal perdagangan bebas antar wilayah-wilayah Pasifik, dikutip dari Marketplace, Kamis (16/11/2023).

Selama beberapa tahun belakangan, China dan AS telah memasang ‘tembok’ perdagangan melalui tarif. China menyebut tarif terhadap sejumlah barang konsumen dari AS “diskriminatif.”

Salah satu hal yang kemungkinan besar akan menjadi agenda utama adalah perselisihan dagang mengenai semikonduktor. Perang chip antara AS dan China makin panas dengan saling blokir untuk komponen dan alat manufaktur chip.

“China menghabiskan puluhan miliar dolar setiap tahunnya untuk mendomestikasi industri chip. Dulu, industri chip tersebar di berbagai negara. Hal ini telah menjadi katalisator tanggapan kebijakan dari pemerintah lain,” kata Chris Miller, penulis “Chip War”.

“Contohnya, AS telah mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip canggih yang digunakan untuk melatih sistem AI China,” ia menambahkan.

AS beralasan pemblokiran itu untuk mengontrol keamanan nasional negaranya, bukan mempertahankan keuntungan ekonomi.

“Saya rasa ketika Anda berbicara dengan pejabat pemerintah, mereka sangat fokus pada implikasi keamanan dari chip canggih dan jenis kemampuan AI yang mereka aktifkan,” kata Miller.

“Tantangannya adalah chip yang sama yang digunakan untuk melatih AI dengan implikasi sipil juga dapat digunakan untuk melatih AI dengan implikasi militer atau aplikasi intelijen. Tidak ada cara untuk membedakannya,” ia menuturkan.

Miller pesimis APEC akan membawa solusi bersama antara AS dan China. Pasalnya, dua negara sudah sangat kompetitif dan ingin mendominasi pasar chip.

Hal ini terlihat dari ambisi Xi Jinping yang mendesak China untuk melakukan swasembada dalam bidang semikonduktor. Sementara itu, AS telah menguraikan pentingnya meningkatkan produksi chip dalam negeri.

“Meskipun pertemuan Xi Jinping dan Biden saya perkirakan akan menghasilkan banyak siaran pers yang membuat hubungan tersebut tampak membaik, kenyataannya terdapat persaingan yang tidak menguntungkan (zero-sum) di sini untuk menentukan negara mana yang akan menjadi pemimpin teknologi dunia,” kata Miller.

“Menurut saya, terlalu naif jika mengandalkan satu pertemuan untuk meredakan dinamika persaingan yang mengakar,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Final! Joe Biden Blokir Chip China Sampai ke Akar

(fab/fab)

Israel Lacak Seluruh Terowongan Hamas Pakai Teknologi Canggih

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel seakan tiada henti menggempur Gaza. Salah satu sasaran utama mereka adalah terowongan bawah tanah yang dibuat oleh kelompok bersenjata Hamas selama bertahun-tahun untuk membangun sistem inti operasinya.

Para ahli berpendapat bahwa memberantas jaringan terowongan Hamas dapat memberikan tantangan besar bagi tentara Israel.

“Ini akan menjadi tugas yang lambat, berat, dan memakan waktu berbulan-bulan untuk mengurangi jumlah (terowongan) sepenuhnya, dan mungkin penggalian akan terus dilakukan seiring upaya yang dilakukan oleh [tentara Israel],” kata Richard Outzen, peneliti senior non-residen di Dewan Atlantik di Turki.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Terowongan tersebut diyakini melintasi seluruh wilayah tersebut sepanjang ratusan kilometer, dan para ahli memperkirakan kedalamannya berkisar antara 15 hingga 60 meter.

Mengutip Al Jazeera, pada tahun 2021, tentara Israel mengatakan bahwa ada terowongan sepanjang 300 km yang membentang di bawah jalur Gaza.

Beberapa di antaranya dilengkapi dengan tangki oksigen, pipa air, dan lampu listrik. Sebuah video eksklusif dari Al Jazeera Arab pada tahun 2021 menunjukkan koridor bertulang beton menuju kantor bawah tanah dengan saluran telepon yang berfungsi dan ruang penyimpanan senjata.

Sistem ini diyakini memiliki pinggiran, dengan terowongan dangkal yang lebih mudah dihancurkan dari permukaan, dan inti yang merupakan tempat pusat komando, penyimpanan senjata, rudal.

Terowongan memungkinkan Hamas untuk melakukan serangan mendadak dan bergerak cepat melintasi jalur tersebut tanpa dapat dilacak oleh Israel.

Lalu cara seperti apa cara yang digunakan Israel untuk melacak seluruh terowongan Hamas?

Puluhan ribu pintu

Untuk mendapatkan posisi terowongan, Israel harus mengidentifikasi sebanyak mungkin pintu masuk yang ada. Untuk sistem yang diyakini memiliki panjang hingga 500 km, jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu.

Kebanyakan dari mereka tersembunyi di dalam bangunan tempat tinggal, garasi, fasilitas industri, gudang, di bawah tempat pembuangan sampah.

Namun Israel telah bersiap untuk mengatasi terowongan tersebut sejak serangan ke Gaza pada tahun 2014. Pengawasan yang tak henti-hentinya dilakukan oleh drone, menggunakan software canggih yang menganalisis pola pergerakan dan dapat mengenali wajah individu serta mencocokkannya dengan database anggota Hamas yang diketahui untuk mengungkap ratusan atau ribuan pintu masuk.

Jika salah satu terowongan yang diketahui diserang, tidak lantas membuat labirin bawah tanah itu tidak dapat digunakan oleh Hamas. Kebanyakan terowongan memiliki beberapa pintu masuk di setiap ujungnya sehingga beberapa terowongan akan selalu terbuka.

Pembuat terowongan, Hamas, mempunyai keuntungan besar karena mereka mengetahui jaringan tersebut. Perangkat lunak Israel mungkin menawarkan petunjuk yang menghubungkan pola pergerakan untuk mengungkapkan tiap titik yang terhubung, tetapi tidak mengungkapkan rute, arah, atau persimpangan bawah tanah.




Foto: AP/Jack Guez



Untuk memetakan terowongan dengan tingkat akurasi, pasukan komando harus masuk ke dalam, menghadapi bahaya dan kesulitan besar.

Di bawah sana, seperti dilaporkan Al Jazeera, perangkat penentuan posisi GPS tidak berguna karena sinyal satelit tidak dapat menembus tanah.

Solusinya kemungkinan besar menggunakan perangkat yang menggabungkan sensor magnetik, tidak terpengaruh oleh pergerakan di bawah tanah, dan sensor pergerakan seperti yang digunakan dalam penghitung langkah.

Begitu berada di dalam, pasukan Israel kemungkinan besar akan beroperasi dengan kacamata infra merah karena sinar lampu justru memberitahu musuh posisi mereka.

Mereka tidak akan bisa menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan unit di darat, jadi mereka harus menggunakan telepon lapangan, teknologi telepon menggunakan sambungan kabel yang sudah digunakan dari 100 tahun yang lalu.

Tentara akan membuka gulungan kabel, menghubungkannya saat bergerak, sehingga makin memperlambat gerak maju. Bahkan jika mereka tidak menghadapi perlawanan Hamas, mereka harus berhenti di setiap persimpangan dan menilai ke mana arah cabang-cabang tersebut.

Pasukan kecil disiapkan untuk tinggal di setiap samping terowongan melawan jika ada serangan balik. Setiap kali mereka menemukan poros vertikal yang hampir selalu digunakan sebagai pintu masuk, mereka harus berhenti sejenak, memetakan posisinya, dan meneruskannya kembali ke unit di atas.

Sementara unit di permukaan harus menemukan bukaan dan mengamankannya. Jika terowongan tersebut berada di wilayah yang tidak dikuasai oleh tentara Israel, mereka harus merebutnya atau memerintahkan pembuat terowongan untuk berhenti atau memutarinya. Ini akan terulang ratusan kali.

Penuh jebakan

Sebagian besar terowongan dilengkapi jebakan dengan alat peledak improvisasi (IED) yang telah ditempatkan sebelumnya. Detonator tersebut dapat dihubungkan ke detonator jarak jauh, namun juga dapat dipicu oleh detonator khusus yang bereaksi terhadap cahaya, getaran, suara, gerakan, dan bahkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida saat ada manusia.




Foto: AP/Hatem Moussa



Terowongan tersebut dipenuhi kabel dan kabel yang mengalirkan listrik, internet, telepon, dan jalur militer. Hamas mungkin memiliki alat observasi dan pendeteksi yang memungkinkan mereka mengetahui lokasi pasukan Israel, sehingga mereka dapat meledakkan bom dari jarak jauh tepat di tempat tersebut.

Pasukan Israel tidak bisa begitu saja memotong semua kabel karena, seperti di film, beberapa detonator mungkin akan terpicu ketika pasokan listrik terputus.

Ledakan di terowongan terbatas jauh lebih mematikan dibandingkan di permukaan. Mereka menyebar lebih jauh dan menyedot oksigen sehingga yang selamat sekalipun sering kali berakhir meninggal karena lemas.

Hamas juga dapat menyalakan senyawa pembakar yang menghilangkan oksigen bagi penghuninya dan menyebar sebagai api berkecepatan tinggi atau menghasilkan asap tebal yang seringkali beracun.

Hal ini akan menjaga sebagian besar terowongan supaya tidak rusak, sehingga memungkinkan para pejuang Palestina itu untuk menggunakannya setelah mereka memaksa musuh keluar.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Buat Hamas-Israel Makin Panas, Eropa Kasih Elon Musk 1×24 Jam

(dem/dem)

Kominfo Buka-bukaan Ditekan Duta Besar Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp kini menjadi salah satu cara andalan penipu untuk mencari dan menjebak korbannya. Pemerintah dan operator seluler sebetulnya punya solusi untuk memberantas penipu di WhatsApp. Sayangnya, solusi tersebut mentah karena ada surat sakti dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan bahwa penipu di WhatsApp sebetulnya bisa dibersihkan jika aplikasi seperti WhatsApp diwajibkan bekerja sama dengan operator seluler.

Direktur Jenderal PPI Kominfo Wayan Toni Supriyanto, saat konferensi pers di Kantor Kominfo Rabu (15/11/2023), bercerita soal rencana regulasi tersebut saat penyusunan Undang Undang Cipta Kerja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemerintah ingin mewajibkan kerja sama antara perusahaan Over-The-Top (OTT) global dan opsel. Namun, karena waktu yang diberikan 3 bulan sampai dengan penetapan, Wayan mengungkap, ada tekanan yang luar biasa dari pelaku usaha global ini.

Penyedia layanan OTT ini tidak mau ada kewajiban kerja sama. Kalau pun ada, mereka tidak mau membuat bisnis penyelenggaraan komunikasi sebagai mana Undang-Undang Telekomunikasi.

“Sebenarnya draft itu sudah selesai 1 bulan pertama. Namun dalam 2 bulan berikutnya ada tekanan yang luar biasa dari pelaku usaha global ini,” jelasnya.

Google, Facebook, sampai Duta Besar Amerika Serikat sempat mengirim surat ke Kominfo. Surat itu dikirim dalam rangka agar tidak ada kata wajib bagi para penyedia layanan digital global untuk diatur dan menjalin kerjasama dengan operator seluler.

“Google, Facebook, Duta Besar Amerika kirim surat. Kemenko perekonomian sebagai induk penyusun dari draft, Kemenkopolhukam, karena dampaknya akan ke sana. Akhirnya, dari hasil yang ada kalimatnya yang terakhir adalah mengatur pola kerja sama saja,” ujar Wayan.

Percuma nomor diblokir

Wayan menjelaskan, tanpa kerja sama upaya memberantas penipu dengan memblokir nomor telepon menjadi sia-sia karena keberadaan WhatsApp.

“Dan selama ini mereka kan menjadi, maaf ya seperti sekarang kan Whatsapp, walaupun nomor kita pindah, ke luar negeri misalnya menggunakan nomor Indonesia lalu ke luar negeri membeli kartu baru, tetap saja no WhatsApp bisa dipakai,” terang Wayan. “Artinya bahwa kartu seluler yang kita punya hanya membangkitkan sinyal saja.”

Sehingga pada saat kejahatan yang dilakukan oleh nomor yang sudah terdaftar di WhatsApp, pihak Kominfo tidak bisa melakukan upaya apapun.

Kalau masih muncul nomor tersebut yang digunakan untuk kejahatan, dia hanya mengubah wajahnya atau menggunakan wajah orang lain, sementara nomornya masih muncul.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Negara Ini Mendadak Larang Google, Ada Apa?

(dem/dem)

Produk UMKM Asal Sumatera Hingga Papua Laris di Shopee 11.11

Jakarta, CNBC Indonesia – Produk brand lokal dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih laris manis di tengah gempuran merk luar negeri yang terus menjamur. Hal ini terlihat dari tinggginya antusias konsumen dalam menyerbu berbagai barang brand lokal dan UMKM di Kampanye Shopee 11.11 Big Sale belum lama ini.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa kampanye ini tidak hanya sebagai momen untuk konsumen mencari promo terbesar akhir tahun. Namun juga menjadi ajang para penjual di berbagai pulau Indonesia bersaing menghadirkan produk terbaiknya di platform Shopee.

Maka dari itu, tak heran jika beberapa pulau Indonesia memiliki tren produk paling laris, diantaranya Pulau Sumatera, berbagai produk sepertiMinyak Telon, Popok Bayi, dan Kaos Anak menjadi produk lokal dan UMKM yang paling banyak dibeli di puncak kampanye. Hal ini memperlihatkan kebutuhan produk dari kategori Ibu dan Anak jadi tren yang sangat dicari para ibu baru di Sumatera.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Pulau Jawa, sebagai pulau yang penduduknya paling besar, terlihat pengguna banyak membeli Hand & Body Lotion dan Pelembab Wajah dari brand lokal. Namun, pencarian produk Smartphone juga menjadi yang tertinggi di pulau ini.

Sementara untuk Pulau Bali yang sering disebut sebagai surganya destinasi wisata. Justru menuju akhir tahun produk Kebaya Bali, Kacamata Hitam,dan Sunscreen, menjadi produk paling ramai dicari untuk mempersiapkan menyambut para turis lokal maupun luar negeri.

Sedangkan Pulau Kalimantan, ternyata kondisi musim yang sedang pancaroba dari panas menuju musim hujan, produk kebutuhan seperti Jas Hujan, Jaket Pria & Wanita, serta Hoodie, menjadi produk lokal dan UMKM paling laris di puncak kampanye 11.11.

Selain itu, Pulau Sulawesi juga memiliki banyak keberagaman dalam kebutuhan masyarakatnya. Temuan menarik dari perilaku belanja masyarakatnya, produk-produk seperti Kipas Angin, Lampu Neon, serta Panci dan Wajan menjadi yang banyak dibeli di pulau Sulawesi.

Terakhir untuk Pulau Papua tak kalah mengejutkan dengan produk fashion seperti Celana Cargo, Jam Tangan Pria, Gelang Couple, dan Baju Couple menjadi produk favorit masyarakat. Walau memang jauh dari Ibukota, masyarakat khususnya di pulau ini ternyata tetap up-to-date mengikuti tren yang ada.




Foto: e-commerce



 

Disisi lain, kampanye 11.11 Big Sale yang telah berlangsung hingga 11 November kemarin telah menciptakan peluang baru bagi brand lokal dan UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis lebih kokoh, berdaya, dan mampu bersaing dalam ekosistem perdagangan online yang kian dinamis. Merespons dengan pencapaian yang luar biasa, tercatat peningkatan transaksi hingga 7 kali lipat dari brand lokal dan UMKM di puncak kampanye dibandingkan hari biasa.

Hal ini menunjukkan bagaimana pelaku usaha lokal memanfaatkan Shopee sebagai mitra yang kuat dalam menciptakan bisnis yang berkesinambungan dan penetrasi pasar digital yang inklusif.

Head of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna mengatakan bahwa sebagai kampanye yang menawarkan promo terbesar akhir tahun, 11.11 Big Sale tidak hanya tentang berbelanja, tetapi juga menjadi bentuk dukungan Shopee untuk memberikan peluang dan eksposur yang lebih besar kepada merek dan produk-produk lokal.

“Tujuannya, mendorong para konsumen untuk semakin tertarik menjelajahi produk dalam negeri, seiring membantu brand lokal untuk dapat diterima seluruh masyarakat luas. Menariknya, di sepanjang kampanye 11.11,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).

Dia mengaku pada Big Sale ini mereka merasakan tingginya minat konsumen untuk berbelanja produk lokal dan UMKM dari ragam kategori yang dihadirkan. Hal ini menjadi aspek penyemangat Shopee untuk selalu memberikan berbagai inovasi dan inisiatif yang bermanfaat bagi seluruh ekosistem, mendorong pertumbuhan bisnis lokal, dan memperkuat koneksi antara penjual dan konsumen.

Tidak hanya itu, memperkuat potensi merupakan langkah lanjutan guna menciptakan bisnis yang berkesinambungan. Selain kampanye yang tengah berlangsung, dukungan berbagai program inisiatif, seperti Program Ekspor Shopee dapat menjadi salah satu strategi untuk memperluas bisnis ke pasar luar negeri. Kesempatan ini ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh brand lokal dan UMKM di Shopee dimana tercatat peningkatan pesanan ekspor yang mencapai lebih dari 4 kali lipat pada puncak kampanye 11.11 Big Sale.

Tren positif ini selalu menjadi landasan bagi Shopee untuk terus berinovasi menghadirkan layanan terbaik, demi memanjakan masyarakat sekaligus menunjang pertumbuhan bisnis lokal, brand lokal, dan UMKM melalui pengalaman belanja yang nyaman dan menguntungkan.

Unduh aplikasi Shopee secara gratis di App Store atau Google Play Store, dan aktifkan ShopeePay untuk pengalaman belanja lebih nyaman dan praktis.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Komit Garap Ekspor, Shopee Resmikan Gudang Baru di Cengkareng

(dpu/dpu)

Kominfo Sebut Perlu Aturan Paksa WA Ikut Cegah Penipuan Online


Jakarta, CNN Indonesia —

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkap penipuan online tetap terjadi imbas recycle atau daur ulang nomor SIM Card. Pasalnya, akun aplikasi percakapan seperti WhatsApp (WA) bisa tetap aktif meski nomor sudah hangus.

Nomor fisik SIM Card sendiri jika sudah habis masa aktif dan melewati masa tenggang akan didaur ulang operator seluler untuk dijual kembali. Namun, WA tetap memelihara akun pengguna, yang berupa nomor Hp, tak peduli SIM Card-nya sudah hangus atau belum.

“WA itu ya tidak ada kaitannya dengan nomor. Jadi kalau bapak matiin data seluler tapi nyalain WiFi, ya tetep hidup. WA itu selalu hidup, kecuali misalnya mau blok,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kominfo Wayan Toni Supriyanto di kantor Kominfo, Rabu (15/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Maka kalau keluar negeri, ganti nomor, WA-nya sama. Akun dan password-nya sama semua. Jadi kalau nomer yang tadi di recycle itu adalah orang yang menghubungi dari nomer yang diaktifin lagi,” imbuhnya.

Wayan mengaku pihaknya berupaya membuat aturan terkait kerja sama operator seluler dan perusahaan digital untuk menangani isu penipuan di platform digital.

Sayangnya, kata Wayan, perusahaan-perusahaan digital ini enggan bekerja sama.

“Iya perlu aturan baru. Tapi masalahnya mau enggak mereka diatur, si OTT-nya?” tuturnya.

Wayan juga menyebut kemungkinan untuk memberi sikap tegas jika mereka nantinya tak mau mengikuti aturan dengan mengeluarkan mereka dari operasionalnya di Indonesia. Namun, hal tersebut tentu akan berdampak pada pengguna di Tanah Air.

“Ya mereka keluar dari Indonesia, tapi mau enggak mereka? Nanti masyarakat juga lagi yang kena,” katanya.

Wayan mengatakan fenomena ini mirip ketika platform digital diharuskan untuk mendaftar ke Kominfo sebagai Penyelanggara Sistem Elektronik (PSE). Kala itu, sejumlah platform digital menunda-nunda untuk mendaftar PSE, padahal kata Wayan, saat itu mereka hanya diminta mendaftar.

Senada, Merza Fachys, Presiden Direktur PT SmartfrenTelecom Tbk, mengatakan pihaknya melakukan pemblokiran konten negatif, termasuk penipuan, sesuai laporan yang masuk.

“Tapi pemblokiran untuk aplikasi atau dan lain-lain WhatsApp itu pun kami juga tergantung dari Kominfo, yang Kominfo tentu saja bekerja sama dengan penyelenggara dari platform yang tersebut,” ungkapnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi I DPR, Kamis (9/11).

Pihaknya mengaku belum punya kerja sama dengan perusahaan teknologi (over the top/OTT) pemilik aplikasi percakapan untuk memblokir konten penipuan dari platform semacam itu. Ia pun mendorong ada pengaturan lebih jauh.

“Belum ada media sosial yang melakukan kerja sama dengan Smartfren saat ini. Oleh sebab itu pemblokiran kami hanya bekerja sama dengan pihak Kominfo,” ujarnya.

“Diperlukan mungkin adanya regulasi yang mengatur kewajiban kerja sama antara penyelenggara OTT yaitu para penyelenggara layanan digital itu dengan pihak operator telekomunikasi agar konten-konten negatif ini dapat juga bisa dimonitor jauh lebih efektif,” ia menyarankan.

Komisi I DPR pun dalam salah satu kesimpulan rapatnya “mendorong Penyelenggara Jaringan Bergerak Seluler untuk melakukan langkah-langkah strategis,” termasuk “Menjalin kerja sama dengan penyelenggara platform Over The Top (OTT) untuk filterasi konten negatif.”

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)