Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang astronaut NASA menangis di stasiun antariksa International Space Station (ISS). Ini disebabkan karena dia melihat keadaan Bumi dari luar angkasa.
Dalam laporan 2021 lalu, astronaut bernama Megan McArthur itu menangis karena melihat efek perubahan iklim dan pemanasan global. Sejumlah wilayah Bumi diketahui mengalami kebakaran saat itu, termasuk kebakaran hutan di Amerika Selatan.
“Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat,” ujar McArthur, dikutip dari Insider.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, para ilmuwan telah memperingatkan soal fenomena kebakaran hutan. Mereka sudah sejak lama memberitahu dunia soal dampak tersebut.
Dia juga mengingatkan untuk semua komunitas global dapat bekerja sama menyelesaikan persoalan tersebut. “Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk mengatasi tantangan ini,” jelasnya.
Kebakaran hutan bukan hanya terjadi di AS saja. Namun ada beberapa negara yang mengalami hal serupa, mulai dari Siberia, Yunani, Spanyol hingga Pacific Northwest.
Saat itu, AS dilaporkan merekrut lebih banyak petugas kebakaran dengan jumlah cukup. Sementara Turki disebut cukup terpukul karena kejadian itu.
Sementara itu, hutan hujan Brazil diketahuin terancam fenomena deforestasi. Ternyata kejadian tersebut telah berlangsung sejak lama, ungkap Simon Evans dari Carbon Brief.
Deforestasi merupakan kegiatan yang dilakukan agar lahan dapat digunakan. Misalnya untuk pertanian, peternakan, dan kawasan tinggal atau perkotaan.
Di Brazil, hal itu dijalankan kolonialis. Tujuannya untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.
Akhirnya kegiatan itu dipercepat hingga akhir abas 20. Lahan dialihkan menjadi peternakan sapi hingga perkebunan tanaman skala industri seperti kedelai, kelapa sawit, dan penebangan.
Lahan terus tergerus dan berkurang berdasarkan yang terlihat dari foto udara. Amazon juga menjadi lebih banyak melepaskan Co2 daripada menyerapnya dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, 40% hutan juga dikabarkan menjadi sabana kering. Penyebabnya karena hujan turun karena perubahan iklim. Sabana ada di wilayah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Astronot NASA Menangis Lihat Bumi dari Luar Angkasa, Kenapa?