Bakal Jadi Pusat Dunia, Begini Potensi Digitalisasi di ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyebut, persoalan ketimpangan digital masih menjadi salah satu isu yang perlu segera diatasi bersama oleh negara anggota ASEAN. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama yang kuat di ASEAN untuk memperkokoh ekonomi dan keuangan digital.

Hal ini penting dilakukan, mengingat manfaat dari digitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan sangat besar. Seperti diketahui, sebelumnya berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company Pasar ekonomi internet (digital) ASEAN diprediksi tembus US$1 triliun pada 2030.

Laporan ini menghitung ekonomi internet di Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Faktor pendorong utama dari pertumbuhan ini adalah meningkatnya e-commerce dan pengiriman makanan, karena konsumen yang terjebak di rumah beralih ke internet.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Integrasi ekonomi ASEAN tidak mungkin terlepas dari kebutuhan untuk mentransformasi ASEAN menjadi kawasan digital demi meraup sebanyak-banyaknya manfaat dari digitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan, seperti peningkatan peluang bisnis, peningkatan kualitas produk dan jasa, peningkatan produktivitas dan efisiensi, serta peningkatan daya saing,” ungkap Ma’ruf dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (18/8/2023).

 

Pemerintah pun sejauh ini telah melakukan pengembangan ekonomi dan keuangan digital dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur digital, membentuk peraturan perundang-undangan yang menunjang pembangunan digital, termasuk Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, serta menggencarkan edukasi dan literasi digital.

Menurut Ma’ruf sektor digital adalah sebuah struktur yang kompleks, berubah dengan cepat, dan kerap memunculkan isu-isu baru. Oleh sebab itu, Wapres menegaskan selain infrastruktur, pentingnya memperkuat keberadaan sumber daya manusia (SDM) dan pakar digital untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

Hal serupa juga disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani. Menurutnya, selain pengembangan infrastruktur dalam mendorong digitalisasi, penting juga menguatkan SDM. Apalagi, Indonesia disebut berpotensi menjadi hub bagi ekonomi digital kawasan ASEAN dan memiliki pertumbuhan menjanjikan.

“Kita sedang melakukan transformasi digital dan membangun ekosistemnya, ini terlihat dari investasi-investasi yang masuk ke Indonesia,” kata Semuel kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Dia menambahkan peluang yang paling besar adalah data center, dan Indonesia memegang peran penting sebagai pasar yang paling besar. Saat ini, Indonesia memegang 40% pasar ASEAN dan dilirik oleh banyak investor.

“Mereka (investor) tahu target Asia, jadi kenapa tidak Indonesia. Kita 40% sudah pegang,” ujarnya.

Potensi ini pun menurutnya diperkuat dengan transformasi hingga meningkatkan adopsi teknologi. Semuel menyebutkan pemerintah juga fokus meningkatkan literasi dan kualitas sumber daya manusia, serta konektivitas.

Hal tersebut masuk dalam empat aspek yang didorong pemerintah dalam melakukan percepatan transformasi digital yang inklusif lewat perencanaan strategis, konektivitas, pemanfaatan data hingga kerja sama luar negeri.

Khusus untuk pemanfaatan data dan konektivitas digital menjadi salah satu aspek penting yang digenjot pemerintah sebagai pendorong integrasi ekonomi antara negara-negara anggota ASEAN.

Terakhir, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, para Pemimpin Negara ASEAN pun telah menyepakati penguatan Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity/RPC) dan Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara (Local Currency Transaction/LCT).

Hal tersebut bertujuan membangun visi di antara pemimpin Negara ASEAN untuk mengembangkan sektor keuangan yang stabil sebagai fondasi untuk integrasi ekonomi kawasan.

United Overseas Bank (UOB) sebagai salah satu bank terbesar di Asia Tenggara pun ikut mengambil perannya dalam membangun integrasi ekonomi di negara kawasan dengan menghadirkan solusi digital secara end-to-end dan membantu proses bisnis dengan layanan Cash Management, Financial Supply Chain Management, dan Trade Service.

Melalui layanan digital ini, UOB memberikan kemudahan dengan menghubungkan antara buyer, supplier, dan distributor dalam menawarkan solusi pembiayaan. UOB pun berinovasi dan melakukan transformasi digital untuk melayani retail market, termasuk UMKM melalui TMRW. Transformasi ini dilakukan menyambut era Bank 4.0 dan menjawab kebutuhan nasabah yang membutuhkan akses perbankan yang mudah diakses tanpa kunjungan fisik.

TMRW telah hadir untuk menjawab kebutuhan akses perbankan nasabah dengan memanfaatkan penggunaan Artificial Intelligence (AI). Kehadiran AI memberikan pengalaman perbankan yang menarik, intuitif dan personal

 

Untuk selengkapnya kunjungi halaman resmi UOB

 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ini Bukti Nyata IndiHome Majukan Dunia Pendidikan Nasional

(rah/rah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *