Jakarta, CNN Indonesia —
Peneliti mengungkapkan 10 masukan ilmiah sebagai kunci menyelamatkan Bumi dari pemanasan global yang semakin menggila. Cek daftarnya di sini.
Sebuah penelitian terbaru dan penting dalam ilmu iklim selama 18 bulan terakhir telah disusun. Laporan ini diklaim dapat membantu para pembuat kebijakan dalam melakukan negosisasi di COP28 dan mengimplementasikan kebijakannya hingga tahun 2024 dan seterusnya.
Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mengatakan bahwa penelitian 10 Masukan Baru dalam Ilmu Pengetahuan Iklim menyediakan alat penting bagi para pengambil keputusan pada saat-saat kritis dalam kalender iklim setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Temuan ilmiah dari laporan seperti ini harus menginformasikan rencana aksi yang ambisius dan berbasis bukti yang diperlukan dalam dekade kritis percepatan aksi iklim ini,” kata Simon, mengutip Science Daily, Selasa (5/12).
Masukan ilmiah dari laporan ini berfungsi sebagai bukti yang diperlukan bagi para pengambil keputusan di dunia usaha dan pengambil kebijakan. 10 kunci ini juga diharapkan dapat membekali mereka dengan ilmu pengetahuan tentang iklim terkini untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat dan efektif dalam menangani masalah pemanasan global.
Temuan dalam laporan ini menggarisbawahi keniscayaan yang tak terelakkan untuk melampaui target pemanasan global 1,5°C dalam Perjanjian Paris, dan menekankan urgensi penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara cepat dan terkelola.
Berikut daftar 10 masukan ilmiah mengenai perbaikan iklim:
1. Peningkatan suhu di atas 1,5°C semakin tak terelakkan. Meminimalkan besaran dan durasi kenaikan suhu sangat penting.
2. Penghapusan bahan bakar fosil secara cepat dan terkelola diperlukan untuk tetap berada dalam kisaran target Perjanjian Paris.
3. Kebijakan yang kuat sangat penting untuk mencapai skala yang dibutuhkan untuk menghilangkan karbon dioksida (CDR) yang efektif.
4. Ketergantungan yang berlebihan terhadap penyerap karbon alami merupakan strategi yang berisiko; kontribusi mereka di masa depan tidak pasti.
5. Tata kelola bersama diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat iklim dan keanekaragaman hayati yang saling terkait.
6. Rangkaian peristiwa yang terjadi secara bersamaan memperkuat risiko iklim dan meningkatkan ketidakpastiannya.
7. Hilangnya gletser gunung semakin cepat.
8. Ketidakmampuan manusia untuk bergerak di wilayah dengan risiko iklim meningkat.
9. Perangkat baru untuk mengoperasionalkan keadilan memungkinkan adaptasi iklim yang lebih efektif.
10. Mereformasi sistem pangan dapat berkontribusi pada aksi iklim yang adil.
Profesor Laura Pereira dari Wits Global Change Institute, yang turut menyusun laporan ini dan akan mempresentasikannya di COP28 mengatakan bahwa “Mengingat kurangnya aksi mitigasi hingga saat ini, komitmen iklim yang tidak memadai oleh negara-negara maju, dan model pembangunan yang tetap berpasangan dengan emisi karbon, melebihi 1,5°C memang tidak dapat dihindari.”
“Namun, sekarang bukan saatnya untuk menyerah. Sebaliknya, inilah saatnya untuk menemukan jalur transformatif yang diperlukan untuk menuju lintasan yang lebih baik bagi manusia dan planet ini.”
Laura juga mengatakan bahwa beberapa masukan lain menawarkan aspek penting yang perlu dipertimbangkan.
Misalnya, masukan nomor lima menekankan bagaimana krisis iklim dan keanekaragaman hayati pada dasarnya saling berhubungan dan harus ditangani bersama.
Rekor-rekor ‘Neraka Bocor’ di 2023 (Foto: CNNIndonesia)
Mencari solusi alami di halaman berikutnya…