Telemedisin Jadi Solusi Akses Kesehatan di Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam perjalanan transformasi sosial menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan pembangunan sistem kesehatan yang tangguh, responsif, serta inklusif bagi semua orang tanpa terkecuali.

Pun upaya transformatif kesehatan telah diupayakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, dimulai dari penguatan pengelolaan tenaga medis dan tenaga kesehatan, pengembangan pelayanan kesehatan primer sampai tingkat desa dan kelurahan, peningkatan pendidikan dokter spesialis dan percepatan masa produksi dokter, hingga transformasi digital industri kesehatan melalui cetak biru strategi transformasi digital kesehatan pada tahun 2021 silam. Secara kolaboratif bersama seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan, Kementerian Kesehatan juga terus mendorong industri kesehatan dengan merumuskan Platform Indonesia Health Services (IHS), regulatory sandbox, serta pengesahan UU no. 17 tahun 2023 tentang kesehatan yang turut mencakup telemedisin.

Transformasi digital di sektor kesehatan kini telah jadi sebuah keniscayaan seiring semakin besarnya potensi industri kesehatan digital sebagai salah satu solusi atau dorongan kuat yang dapat membantu terwujudnya kemajuan Indonesia. Urgensi transformasi kesehatan digital ini semakin penting mengingat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dalam beberapa tahun mendatang yang membuat aspek kesehatan semakin krusial untuk memastikan manfaat dari bonus demografi dapat dioptimalkan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebenarnya, transformasi digital di bidang kesehatan telah dimulai sejak kehadiran layanan telemedisin yang ditawarkan oleh sektor industri digital seperti Halodoc, bahkan sebelum pandemi COVID-19 pada 2020 silam. Saat masa pandemi COVID-19, layanan ini telah masif dimanfaatkan dan menjadi solusi efektif bagi masyarakat Indonesia agar tetap mendapatkan layanan kesehatan di tengah keterbatasan. Hal ini turut menunjukkan layanan telemedisin berperan dalam membantu masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi krisis kesehatan pada masa itu.

Sebagai bukti nyata, beberapa pelaku layanan telemedisin seperti Halodoc, SehatQ, dan Vascular Indonesia berkolaborasi aktif bersama pemerintah untuk membantu program isolasi mandiri COVID-19 dengan memberikan telekonsultasi gratis bagi pasien. Terlebih lagi, Halodoc juga menjadi aplikasi telemedisin pertama dengan hasil tes COVID-19 yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi yang juga memfasilitasi pembuatan janji vaksinasi COVID-19 dan sentra vaksinasi COVID-19 bagi sekitar satu juta masyarakat di 590 lokasi di 15 kota dan wilayah di Indonesia.

Pasca pandemi COVID-19, kemudahan dan keamanan telemedisin dinilai terus memberikan kontribusi positif terhadap industri kesehatan. Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut para penyedia layanan telemedisin berperan dalam menyederhanakan akses layanan kesehatan di daerah-daerah, dengan menjadi solusi penapisan awal dan bukan untuk kondisi darurat.

“Kehadiran telemedisin akan membuat layanan kesehatan pertama yang mampu menjangkau seluruh masyarakat. Bahkan harusnya juga bisa kerja sama dengan unit layanan kesehatan terkecil, Posyandu, untuk memantau tumbuh kembang anak-anak dan ibu hamil untuk menurunkan tingkat stunting di Indonesia,” ungkap Nailul kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Untuk itu, kata Nailul, target Indonesia Sehat pada 2045 memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pihak para penyedia layanan telemedisin. Pemerintah sendiri juga telah menaruh perhatian khusus terhadap telemedisin yang dapat dilihat dengan telah disahkannya UU no. 17 tahun 2023 tentang kesehatan pada Agustus 2023 lalu yang didalamnya juga membahas mengenai telemedisin.

Nailul turut menegaskan, pemerintah perlu mendorong dan memberikan insentif penuh bagi masa depan industri telemedisin. Faktanya, industri kesehatan digital dinilai industri yang menjanjikan untuk jangka panjang. Selain telemedisin, teknologi big data, IoT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intelligence) juga memiliki potensi besar dalam industri kesehatan di masa depan. Proyeksi tersebut disebabkan dengan besarnya populasi di Indonesia dan ketertinggalan layanan kesehatan Indonesia terutama jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, transformasi digital memungkinkan pasien untuk mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah, cepat dan relatif terjangkau, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Selain itu, teknologi digital memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang mengutamakan efisiensi waktu dan terpersonalisasi. Langkah ini juga dinilai membantu mengurangi waktu tunggu dan biaya masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan.

Kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak merupakan kunci menuju Indonesia yang lebih sehat. Hal ini akan menjawab tantangan ekonomi global, inovasi, literasi digital, peningkatan literasi kesehatan hingga adanya regulasi yang mampu laksana demi pembangunan transformasi kesehatan berkelanjutan. 

[Gambas:Video CNBC]

(bul/bul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *