Penampakan Ngeri Monas dan Kota-kota Besar saat Suhu Naik 3 Derajat C


Jakarta, CNN Indonesia —

Sebuah penelitian menggambarkan nasib kota-kota dunia, termasuk Jakarta, dibanjiri air jika Bumi mengalami ‘panas neraka’, yakni saat suhu rata-rata global meningkat 3 derajat Celsius.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebelumnya menyatakan dunia kini sedang berjalan ke arah ‘panas neraka’ dengan suhu rata-rata global diprediksi meningkat 3 derajat Celsius pada akhir abad ini.

Angka itu melampaui batas target iklim dalam Perjanjian Paris yang membatasi suhu Bumi tidak melewati 2 derajat Celsius dan mendesak kebijakan negara-negara untuk berupaya maksimal untuk tidak melewati 1,5 derajat C dibandingkan masa pra-industri.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, seperti apa kondisi dunia apabila suhu rata-rata global meningkat hingga 3 derajat Celsius?

Analisis dari Climate Central, sebuah kelompok penelitian iklim nirlaba, menggambarkan risiko jika negara-negara gagal menghentikan tren pemanasan bumi yang sangat cepat.




Penampakan kawasan Dubai dan menara ikonik Burj Khalifa apabila kenaikan suhu tetap di bawah 1,5 derajat Celsius dengan kenaikan suhu 3 derajat Celsius. (Foto: Dok. Climate Central)



Dengan menggunakan proyeksi kenaikan permukaan air laut yang telah dikaji dan elevasi lokal dari model Climate Central, temuan ini menunjukkan visual yang menggambarkan perbedaan mencolok antara dunia yang kita kenal dengan masa depan umat manusia.

Tentunya, jika planet ini menghangat hingga 3 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Jika suhu global mencapai 2,9 derajat, maka Bumi akan menjadi tempat tidak layak huni bagi masyarakat pesisir, negara-negara dataran rendah dan negara-negara kepulauan kecil.

“Kelangsungan hidup tempat-tempat ini dan warisan mereka akan bergantung pada apakah pemerintah dan para pemimpin industri dapat setuju untuk mengurangi polusi karbon dengan cukup tajam dan cukup cepat untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius,” kata Benjamin Strauss, kepala ilmuwan dan CEO Climate Central, mengutip CNN.

Oleh sebab itu, menurut Strauss konferensi iklim COP28 yang digelar di Dubai harus mengambil keputusan yang tepat agar mencegah hal tersebut terjadi.

“Keputusan yang diambil di COP28 akan membentuk masa depan jangka panjang kota-kota pesisir bumi, termasuk Dubai,” ujar Strauss.




Penampakan kawasan Porto Alegre, Brasil apabila kenaikan suhu tetap di bawah 1,5 derajat Celsius dengan kenaikan suhu 3 derajat Celsius. (Foto: Dok. Climate Central)



Para ilmuwan iklim telah melaporkan bahwa dunia saat ini lebih hangat 1,2 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri, dan berada di jalur yang tepat untuk menembus 1,5 derajat pemanasan di tahun-tahun mendatang.

Ini merupakan ambang batas kritis yang menurut para ilmuwan akan membuat manusia dan ekosistem kesulitan untuk beradaptasi.

Pada 2015, pada COP21 di Paris, lebih dari 190 negara menyetujui Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius, tetapi lebih baik lagi di bawah 1,5 derajat.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sebelumnya melaporkan tahun 2023 bakal menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Setiap bulan dari Juni hingga Oktober mencatatkan rekor suhu bulanan global baru dengan selisih yang lebar, sementara suhu lautan juga mencapai rekor tertinggi.




Penampakan kawasan Shanghai, China apabila kenaikan suhu tetap di bawah 1,5 derajat Celsius dengan kenaikan suhu 3 derajat Celsius. (Foto: Dok. Climate Central)



Suhu global yang sangat panas ini menyebabkan gletser dan lapisan es mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, sehingga menambah jumlah air yang signifikan ke lautan di Bumi. Bahkan Antartika, benua yang paling terisolasi di planet ini, mengalami peristiwa pencairan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mencairnya beberapa gletser besar sekarang berpotensi tidak dapat dihindari dan dapat menimbulkan implikasi yang menghancurkan bagi kenaikan permukaan laut secara global.

Sekitar 385 juta orang saat ini tinggal di daerah yang pada akhirnya akan digenangi air laut saat air pasang, bahkan jika polusi yang menyebabkan pemanasan global dikurangi secara drastis, menurut Climate Central.




Penampakan National Mall, Washington DC, Amerika Serikat apabila kenaikan suhu tetap di bawah 1,5 derajat Celsius dengan kenaikan suhu 3 derajat Celsius. (Foto: Dok. Climate Central)



Jika kita membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat, kenaikan permukaan air laut masih akan berdampak pada daratan yang dihuni oleh 510 juta orang saat ini.

Namun, jika kenaikan permukaan air laut mencapai 3 derajat, garis air pasang dapat menembus daratan yang dihuni oleh lebih dari 800 juta orang, demikian hasil penelitian terbaru.

Meski skenario ini masih berabad-abad lagi, para ilmuwan mengatakan setiap kenaikan suhu sebesar satu derajat saja, konsekuensi dari perubahan iklim akan semakin parah.




Rekor-rekor ‘Neraka Bocor’ di 2023 (Foto: CNNIndonesia)



 

Rekor-rekor panas di halaman berikutnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *