Cara Keluar Grup WA Diam-diam Tanpa Ketahuan Anggota Lain


Jakarta, CNN Indonesia —

Aplikasi perpesanan WhatsApp memungkinkan penggunanya keluar dari grup diam-diam tanpa diketahui anggota lain. Bagaimana caranya?

Fitur ini sebetulnya sudah meluncur sejak tahun lalu bersama sejumlah fitur baru WhatsApp lainnya.

“[Fitur baru WhatsApp] mulai dari keluar dari grup tanpa notifikasi, mengontrol siapa yang dapat melihat Anda online, dan pemblokiran tangkapan layar untuk pesan sekali lihat,” kata Bos Meta Mark Zuckerberg beberapa waktu lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Zuckerberg beralasan fitur-fitur tersebut diluncurkan untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna. Ia berharap fitur tersebut dapat memberikan perlindungan bagi pengguna WhatsApp.

Sebelum fitur baru ini, pengguna yang keluar dari grup WhatsApp akan diketahui oleh anggota lain, karena akan muncul pemberitahuan di ruang obrolan, seperti “si anu left” atau “si anu keluar.”

Berkat fitur baru ini, pemberitahuan tersebut tidak akan ditampilkan pada anggota lain di grup, sehingga pengguna bisa keluar grup WhatsApp tanpa diketahui anggota lain.

Meskipun begitu, admin grup masih mendapatkan pemberitahuan bila salah satu atau beberapa anggotanya keluar dari gruo. Artinya, pengguna yang keluar dari grup tidak benar-benar keluar tanpa diketahui siapa pun.

Selain itu, riwayat aktivitas keluar grup juga masih dapat dilihat oleh anggota lainnya melalui opsi terbaru “View Past Participants” atau “Lihat Anggota Sebelumnya”.

Pada opsi ini, anggota lain dapat melihat siapa anggota yang keluar dan kapan anggota keluar dari grup WhatsApp.

Lebih lanjut, opsi “View Past Participants” memberikan informasi anggota yang meninggalkan grup dalam kurun waktu 60 hari, baik mereka yang keluar sendiri atau dikeluarkan oleh admin.

Untuk mengakses opsi ini, pengguna hanya perlu membuka halaman profil grup dan gulir ke bawah hingga menemukan opsi tersebut.

Lalu bagaimana caranya keluar dari grup WhatsApp diam-diam tanpa ketahuan anggota lain?

Sebelum mencoba fitur terbaru ini, pengguna harus memiliki versi aplikasi WhatsApp terbaru, baik untuk iPhone maupun hp Android.

Jika sudah memiliki aplikasi WhatsApp versi terbaru, berikut langkah-langkah keluar dari grup WhatsApp secara diam-diam:

– Buka ruang obrolan grup WhatsApp
– Klik nama grup di bagian atas ruang obrolan
– Setelah halaman profil grup WhatsApp terbuka, gulir ke bawah dan klik opsi “Keluar dari Grup” atau “Exit Group”
– Selesai mengetuk opsi tersebut, pengguna akan keluar dari grup WhatsApp tanpa muncul notifikasi di ruang chat.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Pakar Kritik Water Mist Buat Tekan Polusi: Enggak Akan Berdampak


Jakarta, CNN Indonesia —

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan penyemprotan uap air (water mist) dari atas gedung untuk mengurangi polusi udara. Efektifkah?

Water mist diklaim lebih efektif daripada penyemprotan jalanan yang dilakukan beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, Heru akan memanggil pemilik dan pengelola gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk menindaklanjuti arahan tersebut.

“Gedung-gedung high risk building akan kami undang untuk bisa menerapkan apa yang diminta oleh Pak Menko Marves dan tentunya tadi direkomendasikan oleh Ibu Menteri Lingkungan Hidup,” kata Heru dalam jumpa pers pascarapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jadi seperti menyemprotkan dari gedung di lantai paling atas itu menyemprotkan water mist, sehingga untuk bisa mengurangi polusi secara serentak,” imbuhnya.

Peneliti Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Deni Septiadi sangsi rencana itu dapat berjalan dengan baik. Sejak masih berbentuk usulan akhir pekan lalu, Deni meragukan opsi ini untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.

Menurut Deni menyemprotkan air dari atas gedung merupakan cara instan yang tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan kualitas udara.

“Cara-cara instan enggak akan berdampak. Jakarta dan sekitarnya hampir setiap tahun jadi kota berpolusi, karena kebijakan atau regulasinya hampir selalu jangka pendek,” ungkap Deni akhir pekan lalu.

Selain itu, menurut Deni butuh ber ton-ton kubik air untuk membersihkan Jakarta dengan cara tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar sebelumnya mengungkap metode penyemprotan uap air cukup baik dalam menurunkan polusi udara di Jakarta. Uji coba sudah dilakukan di sejumlah lokasi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Siti mengungkap untuk water mist tersebut butuh air sekitar 500 liter per generator menggunakan alat mist generator yang dibuat oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain butuh air ratusan liter, metode itu juga membutuhkan listrik 2.000 watt.

Siti mengatakan metode itu telah diuji coba di Gedung Pertamina yang lokasinya berdekatan dengan Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (27/8). Hasilnya, ia mengklaim metode itu membuat skor PM 2,5 turun drastis.

Biang kerok

Deni mengungkap kadar polutan PM2,5 yang menyelimuti sejumlah kawasan Jakarta itu, mengambang di Lapisan Batas Atmosfer (LBA) dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan.

Menurut dia pemerintah seharusnya melakukan identifikasi terlebih dahulu dari mana sumber emisinya sebelum melakukan penindakan.

“Apakah itu dari sektor transportasi, industri atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Harusnya diidentifikasi nih, setelah itu tinggal dicarikan regulasinya,” jelas dia.

Menurutnya jika biang keroknya sudah ditemukan, selanjutnya pemerintah tinggal memperketat regulasi seperti memaksa masyarakat untuk beralih ke transportasi umum atau memperpanjang hari tanpa kendaraan bermotor alias car free day.

“Cobain regulasi yang agak ketat, kemudian [masyarakat] dicoba dan dipaksakan beralih ke transportasi umum atau car free day diperpanjang, turun enggak untuk polusinya,” kata Deni.

“Cara yang paling bisa dilakukan dan sudah dilakukan banyak negara yaitu menggalakkan transportasi umum, dicek lagi PLTU atau industri yang polutanya,” imbuhnya.

Dengan cara itu, Deni memprediksi setidaknya dalam waktu seminggu kandungan PM 2,5 akan terlihat berkurang karena polutan akan ke permukaan dan diserap oleh pohon-pohon.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

El Nino Menggila, BMKG Ingatkan Ancaman Kekeringan Hingga November


Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November mendatang. Simak penjelasannya.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Rajab mengatakan hujan bulanan di Indonesia masih dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Ia memprediksi fenomena ‘pengering’ hujan ini bakal bertahan hingga akhir tahun 2023, bahkan sampai awal 2024.

“Prediksi hujan bulanan, Indonesia masih dipengaruhi El Nino. September, Oktober, masih akan terjadi sampai Desember bahkan sampai awal 2024. Tapi harapannya masuk musim hujan dampaknya [polusi udara] berkurang,” kata Fachri di Jakarta, Senin (28/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Artinya sampai November waspada kekeringan, Desember udah beda, waspada banjir,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, fenomena El Nino diprediksi berpeluang berlangsung hingga Februari 2024 dan memicu kenaikan suhu melebihi rekor El Nino kuat terakhir pada awal 2016.

Merujuk laporan terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ada kemungkinan lebih dari 95 persen El Nino bakal berlangsung hingga Februari 2024 disertai dengan dampak iklim yang luas.

“El Nino diperkirakan akan terus berlanjut selama musim dingin di belahan bumi utara,” tulis NOAA dalam laman resminya belum lama ini.

Sejak awal Juni, Fenomena El Nino mulai menyapa Bumi. El Nino merupakan peristiwa peningkatan suhu lautan yang biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun di Pasifik tengah dan timur, yang menyebabkan kenaikan suhu udara di seluruh dunia.

Para ilmuwan mengukur suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian timur-tengah untuk melacak perkembangan El Nino. Suhu yang sangat tinggi tampaknya mengkonfirmasi prediksi awal peristiwa tahun ini bisa menjadi peristiwa besar.

63 persen wilayah RI terdampak El Nino

Merujuk data BMKG, saat ini sebanyak 63 persen wilayah tanah air sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino. BMKG mengungkap beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Kemudian, seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

Namun begitu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan musim kemarau dan kekeringan di Indonesia imbas El Nino tidak akan parah-parah amat. BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada minggu terakhir Agustus 2023 yang dipicu fenomena El Nino.

“Dasarnya kan dari penghitungan suhu muka air laut lalu dihitung dalam indeks atau anomali. Di Indonesia ini relatif paling lemah, kalau di negara lain levelnya bisa lebih tinggi,” kata Dwikorita beberapa waktu lalu.

Menurutnya kondisi pada saat puncak kemarau tahun ini akan seperti kekeringan pada 2019, meski tidak akan separah 2015 ketika diperburuk dengan luasnya area kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Memang kalau kita lihat di lapangan sungai-sungai sudah mulai mengering ya. Tetapi kalau dilihat secara global intensitas atau level El Nino di Indonesia ini relatif rendah. Kita diuntungkan karena masih punya laut,” jelas Dwikorita.

“Ini adalah fenomena global yang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti India, Thailand, dan Vietnam. Karena kita levelnya paling rendah sehingga dampaknya tidak akan separah di negara lain,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Dini Hari-Pagi Tinggi, Sore Turun


Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan penyebab siklus polusi udara harian tinggi di dini hari dan pagi serta mulai turun sore hari.

Salah satu indikator utama polusi udara adalah kandungan PM2.5 atau polutan, baik dari asap kendaraan bermotor maupun industri, yang ukurannya lebih kecil dari 2,5 mikron.

Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, mengungkapkan siklus semacam ini terkait dengan karapatan massa udara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam siklus harian, konsentrasi PM2.5 cenderung lebih tinggi lepas malam hari hingga menjelang pagi hari, dikarenakan saat malam hari udara lebih rapat karena massa udara yg turun dan membawa serta polutannya,” ujarnya, dalam keterangan resmi kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/8).

Sementara, tingginya PM2.5 pada pagi hari terkait dengan aktivitas masyarakat.

“Selepas pagi hari, tingginya aktifitas masyarakat menyebabkan konsentrasi PM2.5 tetap tinggi hingga perlahan turun menjelang sore hari,” ujar dia.

Kenapa sore malah turun polusinya, sementara warga pulang kantor masih bikin macet jalanan?

“Pada sore hari, kondisi atmosfer sudah hangat, polutan lebih terangkat ke atas,” jelas Fachri.

Peran inversi

Ia menjelaskan ada faktor lainnya yang berperan dalam hal kepekatan polusi terutama pada pagi hari.

“Kontributor lainnya terhadap tingginya konsentrasi polutan adalah adanya lapisan inversi,” kata dia.

Lapisan inversi ini, dikutip dari Arizona Departement of Environtmental Quality, merepresentasikan lapisan atmosfer yang suhunya semakin tinggi makin panas.

Fenomena ini terjadi ketika lapisan udara dingin terperangkap di dekat permukaan tanah oleh lapisan udara hangat di atas permukaan. Ketika udara tidak bisa naik, polusi menumpuk di dekat permukaan tanah, menyebabkan konsentrasi polutan lebih tinggi.

Fachri mencontohkannya dengan data radiosonde pada 15 Agustus 2023 pukul 07.00 WIB. Saat itu, terlihat lapisan inversi sekitar ketinggian 1500-2.000 meter di Jakarta.

“Sehingga dapat memberikan dampak terhadap terperangkapnya polutan di ketinggian tersebut dan tingginya konsentrasi partikulat di permukaan pada pagi hari,” jelasnya.

Hal lain yang memengaruhi polutan terperangkap adalah lemahnya angin di ketinggian. “Di ketinggian tersebut, angin juga lemah, hanya 10 knot (5m/detik),” imbuh Fachri.

Siklus polusi

Berikut contoh siklus PM2.5 di Jakarta yang dikutip dari data IQAir.

Senin (28/8): 

06.00 56,1 µg/m³ (Unhealthy)
07.00 58,5 (Unhealthy)
08.00 57 (Unhealthy)
09.00 70,9 (Unhealthy)
10.00 84,5 (Unhealthy)
11.00 70,2 (Unhealthy)
12.00 61,3 (Unhealthy)
13.00 50 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
14.00 45 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
15.00 37,5 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
16.00 41 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
17.00 41 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
18.00 43 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
19.00 43 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
20.00 37 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
21.00 39 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
22.00 40 (Unhealthy fo Sensitive Groups)
23.00 58,1 (Unhealthy)

Selasa (29/8):

12.00 71,9 (Unhealthy)
01.00 70 (Unhealthy)
02.00 79,9 (Unhealthy)
03.00 82,4 (Unhealthy)
04.00 84 (Unhealthy)
05.00 167 (Unhealthy) 

(lom/arh)

Cara Membuat Footnote di Word untuk Windows dan Mac dengan Mudah


Jakarta, CNN Indonesia —

Footnote atau disebut juga catatan kaki merupakan informasi yang berisi sumber referensi yang dicantumkan di bagian bawah tulisan.

Footnote adalah salah satu fitur yang disediakan oleh Microsoft Word atau Word. Cara membuat footnote di Word sendiri cukup mudah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Catatan kaki memiliki ciri khusus, yakni penulisannya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan ukuran pada badan teks.

Fungsinya untuk memudahkan pembaca mengetahui sumber referensi dan sumber kutipan berasal. Selain itu, footnote juga berguna untuk menjelaskan definisi istilah tertentu.

Fitur footnote dapat digunakan di Word untuk sistem operasi Windows dan juga Mac.

Cara Membuat Footnote di Word

Ilustrasi. Cara membuat footnote di Word untuk Windows dan Mac dengan mudah (Istockphoto/Mutlu Kurtbas)

Lantas bagaimana cara membuat catatan kaki untuk Windows dan Mac? Simak langkah-langkahnya berikut ini yang dirangkum dari Support Microsoft dan sumber lainnya.

Cara membuat footnote di Word untuk Windows

Berikut cara membuat footnote di Word untuk Windows.

  • Buka dokumen Microsoft Word
  • Pilih kalimat atau kata yang ingin ditambahkan catatan kaki
  • Klik ‘Reference’ dan pilih ‘Insert Footnote’
  • Lalu ketik keterangan catatan kaki yang diinginkan

Cara membuat footnote di Word untuk Mac

Sebenarnya cara membuat footnote di Word untuk Mac tidak berbeda jauh dengan Windows, berikut langkahnya.

  • Buka dokumen Microsoft Word
  • Klik kalimat yang ingin ditambahkan catatan kaki
  • Klik ‘Reference’ lalu pilih ‘Insert Footnote’
  • Nantinya Word menyisipkan tanda referensi di teks dan menambahkan tanda catatan kaki di bagian bawah halaman.
  • Ketik teks catatan kaki

Cara Membuat Endnote

Selain footnote ada juga istilah endnote atau disebut juga sebagai catatan akhir. Endnote adalah catatan referensi yang diletakkan di akhir suatu karya tulis ilmiah.

Word juga menyediakan fitur endnote yang berfungsi untuk mengolah referensi, gambar, melacak referensi online, dan menyusun bibliografi manuskrip seperti dikutip dari laman Universitas Mataram.

Fitur endnote ini dapat digunakan di Word untuk sistem operasi Windows dan juga Mac.

Cara membuat endnote di Word untuk Windows

  • Buka dokumen Micrsoft Word
  • Pilih kalimat atau kata yang ingin ditambahkan catatan akhir
  • Klik ‘Reference’ dan pilih ‘Insert Endnote’
  • Lalu ketik keterangan catatan akhir yang Anda inginkan

Cara membuat endnote di Word untuk Mac

  • Buka dokumen Microsoft Word
  • Klik kalimat yang ingin ditambahkan catatan akhir
  • Klik ‘Reference’ lalu pilih ‘Insert Endnote’
  • Nantinya Word menyisipkan tanda referensi di teks dan menambahkan tanda catatan akhir di bagian bawah halaman.
  • Ketik teks catatan kaki

Demikian cara membuat footnote di Word. Semoga membantu dan selamat mencoba!

(juh/juh)

[Gambas:Video CNN]

Sepekan ASN 50 Persen WFH, Kualitas Udara Jakarta Masih Buruk


Jakarta, CNN Indonesia —

Kualitas udara di Jakarta masih belum membaik. Padahal, segala upaya sudah dikerahkan untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota.

Merujuk situs pemantau kualitas udara, IQAir, Selasa (29/8) pukul 09.10 WIB, skor indeks kualitas udara di Jakarta sebesar 161 AQI US dan berstatus tidak sehat. Polutan utamanya adalah PM 2,5 yang mencapai 75µg/m³ atau 15 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ini menjadikan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pagi ini di seluruh dunia, menurut situs IQAir. Di posisi kedua ditempati oleh Dubai, Uni Emirat Arab dengan indeks 163 AQI US.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemudian, di posisi ketiga ada Kota Dhaka, Bangladesh dengan indeks 157 AQI US, disusul Kolkata, India di posisi keempat dengan indeks 156 AQI US, dan Doha, Qatar menggenapi posisi kelima dengan indeks 132 AQI US.

Kualitas udara Jakarta hari ini juga lebih buruk dibanding hari kemarin. Dibandingkan dengan jam yang sama, indeks kualitas udara Jakarta kemarin cuma 159 AQI US.

Sejumlah upaya memerangi polusi sudah digalakkan oleh pemerintah pusat hingga Pemprov DKI Jakarta. Misalnya, sejak pekan lalu, Pemprov DKI sudah menerapkan 50 persen aparatur sipil negara (ASN) bekerja dari rumah (WFH).

Selain itu, Pemprov DKI juga sudah melakukan penyemprotan jalan hingga menyemprot air berkabut (water mist) dari atap gedung. Namun, dampaknya dalam menekan polusi masih belum terlihat

Sebelumnya, kebijakan WFH berlaku sepanjang 21 Agustus hingga 21 Oktober bagi ASN yang melakukan fungsi staf atau pendukung. Kebijakan ini diterapkan guna mengurangi kemacetan dan polusi di ibu kota.

WFH juga bakal berlaku hingga Oktober karena ada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 pada 4-7 September.

Nantinya, persentase pegawai yang melaksanakan WFH dan kehadiran di kantor akan disesuaikan kembali. Tidak lagi 50 persen. Rinciannya, pegawai yang WFH sebanyak 75 persen dan bekerja dari kantor sebanyak 25 persen.

Jika dibandingkan dengan pekan lalu ketika kebijakan tersebut berlaku, kualitas udara di Jakarta cenderung masih dalam kategori tidak sehat. Pada hari pertama penerapan, IQAir mencatat indeks Jakarta 147 AQI US, berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Namun, sehari setelahnya atau pada Selasa (22/8) kualitas udara kembali memburuk dengan indeks 158 AQI US. Dua hari berikutnya, yakni Rabu (23/8) dan Kamis (24/8), kualitas udara Jakarta sedikit membaik dengan masing-masing indeks 158 AQI US dan 144 AQI US.

Setelahnya, sejak Jumat (25/8) sampai Minggu (27/8), kualitas udara di Jakarta kembali memburuk. Pada Senin (28/8) kualitas udara Jakarta sedikit membaik, tapi kembali memburuk pada Selasa (29/8).

CNNIndonesia.com sudah berupaya meminta tanggapan mengenai hal ini ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto. Namun, sampai berita ini ditulis, Asep belum memberikan tanggapan. 

Berikut rincian indeks kualitas udara Jakarta selama sepekan penerapan 50 persen ASN WFH.

Senin (21/8) 147 AQI US (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
Selasa (22/8) 158 AQI US (tidak sehat)
Rabu (23/8) 155 AQI US (tidak sehat)
Kamis (24/8) 144 AQI US (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
Jumat (25/8) 147 AQI US (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
Sabtu (26/8) 152 AQI US (tidak sehat)
Minggu (27/8) 157 AQI US (tidak sehat)
Senin (28/8) 153 AQI US (tidak sehat)
Selasa (29/8) 165 AQI US (tidak sehat)

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]

BMKG Bongkar Strategi Beijing Perangi Polusi Udara, Simak Caranya


Jakarta, CNN Indonesia —

Polusi udara masih menjadi momok bagi warga di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pemerintah pun berupaya segala cara, sampai belajar dari China hingga Amerika untuk mengatasi masalah tersebut.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Rajab mengungkap ada sejumlah hal yang dapat dicontoh Jabodetabek dari Beijing di China, hingga California di Amerika Serikat untuk menekan polusi.

“Kalau kita belajar polusi udara Beijing, apa yang dilakukan? Perintahkan 2.100 industri berhentikan atau kurangi aktivitas produksi,” kata Fachri di Jakarta, Senin (28/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, Fachri menyebut saat itu Beijing memerintahkan peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Pemerintah Beijing saat itu juga meliburkan sekolah selama beberapa hari.

Menurut Fachri kebijakan itu terbilang sukses. Pasalnya, kebijakan tersebut berhasil mengurangi level polusi udara hingga 30 persen.

“Kurangi separuh kendaraan kecuali bus, ambulans. Sekolah libur beberapa hari, dan 33 provinsi di sekeliling Beijing menerapkan hal yang sama. Jadi enggak hanya Beijing. Itu berhasil kurangi polusi 30 persen,” ungkap dia.

Fachri juga bicara soal penanganan polusi udara di California Selatan. Menurutnya otoritas California Selatan menerapkan pelbagai kebijakan yang tegas untuk mengurangi polusi.

Dalam paparannya, Fachri menjelaskan bahwa otoritas setempat menerapkan kebijakan dan program termasuk elektrifikasi kendaraan, penggunaan BBM yang lebih berkualitas untuk mobil, kapal laut, dan kereta.

“Walaupun selama 1994-2011 terdapat peningkatan 38 persen dari lalu lintas, 30 persen kenaikan populasi, dan 150 persen kenaikan aktivitas pelabuhan, level polusi turun dengan drastis dengan 54 persen penurunan konsentrasi NOx sebanyak 54 persen, gas organik reaktif sebanyak 65 persen, SOx sebanyak 40 persen, dan PM2.5 turun sebanyak 21 persen,” demikian paparan dari Fachri.

Perang lawan polusi udara ala Beijing

Pada tahun 1998, Beijing menyatakan perang terhadap polusi udara. Tantangannya adalah menemukan cara untuk meningkatkan kualitas udara di salah satu kota terbesar dan paling cepat berkembang di China.

Butuh waktu 20 tahun sampai akhirnya Beijing memenangi peperangan tersebut. Kualitas udara telah meningkat secara substansial, dan pelajaran yang dipetik memberikan peta jalan bagi kota-kota lain untuk mengatasi polusi udara.

“Peningkatan kualitas udara ini tidak terjadi secara kebetulan. Ini adalah hasil dari investasi waktu, sumber daya, dan kemauan politik yang sangat besar,” kata Joyce Msuya, Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Lingkungan PBB, mengutip laman Climate and Clean Air Coalition. 

“Memahami kisah polusi udara Beijing sangat penting bagi negara, distrik, atau kota mana pun yang ingin mengikuti jalan yang sama,” tambahnya.

Benarkah Hujan Hasil Modifikasi Cuaca Berhasil Tekan Polusi Jakarta?


Jakarta, CNN Indonesia —

Hujan mengguyur sejumlah wilayah Jakarta pada Minggu (27/8). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengklaim hujan itu karena Teknologi Modifikasi Cuaca(TMC) sebagai upaya mengurangi polusi udara di kawasan Jabodetabek.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengklaim hujan hasil modifikasi cuaca itu mampu menekan polusi udara di Jakarta.

“BMKG sudah melakukan TMC dan tanggal 26, 27 [Agustus] kemarin tuh juga dilakukan TMC tetapi memang lebih ke hujannya itu ada di sekitar Jakarta,” kata Asep di Jakarta, Senin (28/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya hujan yang terjadi sejak sore hingga malam hari itu mampu menekan polusi udara di Jakarta.

“Karena memang sumber polusinya juga ada di beberapa lokasi di luar Jakarta itu bisa sedikit berpengaruh terhadap penurunan polusi di Jakarta. Memang ada penurunan tetapi memang tidak kemudian serta-merta seharian polusi langsung turun itu enggak,” ucapnya lagi.

Namun apakah benar hujan buatan itu bisa menurunkan kadar polusi udara di sebuah wilayah?

Berdasarkan data dua hari selepas hujan mengguyur Jakarta atau Selasa (29/2), CNNIndonesia.com membandingkan nilai kualitas idara lewat situs IQAir.

Hasilnya, sejumlah wilayah masih diselimuti indikator berwarna merah dengan indeks kualitas udara (AQI) 121 hingga 168 dengan katagori tidak sehat.

Di wilayah Jakarta Utara 109 hingga 153 yang artinya tidak sehat. Kemudian di Jakarta Pusat dan Selatan relatif tidak sehat lantaran indeks AQI 151 sampai 167.

Wilayah dengan indeks kualitas udara terparah berada pada kawasan perkantoran yaitu Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, dengan nilai 167 dan PM2.5 80 µg/m³.

Sedangkan AQI paling rendah berlokasi di Ancol, Jakarta Utara dengan AQI 109 dan PM2.5 38 µg/m³.

Lewat stasiun kualitas udara milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang ada di kantornya Gedung Manggala Wanabakti Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta kualitas AQI menunjukkan 155 dan PM2.5 63 µg/m³.

Sekarang, mari kita bandingkan dengan kondisi wilayah DKI Jakarta, sebelum diguyur hujan lebat pada Minggu sore hingga malam hari.

Pada pekan lalu polusi di DKI Jakarta sedang ‘sangar-sangarnya’ menyelimuti kawasan jantung kota. Padahal kala itu, separuh aparatur sipil negara (ASN) Pemprov DKIJakartakerja dari rumah (WFH).

Data per Kamis (24/8) menunjukkan wilayah DKI Jakarta memiliki AQI160 dan PM2.5 73 µg/m³.

Stasiun DKI Lubang Buaya, Jakarta, DKI Jakarta, berdasarkan data terakhir per Selasa (22/8),mencatat PM10 nihil sementara PM2.5 mencapai 122 alias tidak sehat.

Sementara, empat stasiun pengukuran lainnya di Jakarta menunjukkan kategori Sedang. Yakni, Stasiun DKI Jagakarsa, Jaksel; Stasiun Jakarta GBK, Jakpus; Stasiun DKI Bundaran HI, Jakpus; Stasiun DKI Kelapa Gading, Jakut.

[Gambas:Video CNN]

(can/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Pesawat Antariksa India Sukses Meluncur Menuju Matahari


Jakarta, CNN Indonesia —

Pesawat antariksa Aditya-L1 milik India sukses meluncur menuju matahari pada Sabtu (2/9) siang pukul 11.50 waktu setempat atau 13.20 WIB.

Pada peluncuran itu, tiga tahap pemisahan pertama telah berhasil diselesaikan dan pesawat Aditya-L1 berfungsi normal. Pesawat tersebut kemudian mematikan mesin pendorongnya dan meluncur ke posisi awal Orbit Bumi Rendah (LEO).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam unggahan di Twitter, Sabtu (2/9), Menteri Transportasi India Nitin Gadkari memuji keberhasilan peluncuran misi surya Aditya-L1 di India dan menyebutnya sebagai pencapaian bersejarah.

“Sebuah pencapaian bersejarah dalam mengejar ilmu pengetahuan!” tulis Nitin Gadkari. “Terima kasih kepada para pemikir brilian di ISRO yang telah mewujudkan misi ini. Dedikasi dan keahlian Anda terus menginspirasi kita semua,”

“Ini adalah masa depan cerah bagi eksplorasi tenaga surya dan penemuan-penemuan inovatif!” lanjutnya.

[Gambas:Twitter]

Pesawat antariksa Aditya-L1 merupakan satelit observasi tak berawak yang ingin digunakan oleh badan antariksa India (Isro) untuk memantau aktivitas matahari.

Selain itu, misi pesawat ini adalah mempelajari lebih lanjut bagaimana aktivitas bintang itu berdampak pada fenomena cuaca luar angkasa seperti badai matahari.

Peluncuran berlangsung pada pukul 11.50 waktu setempat dari pusat luar angkasa di Sriharikota, selatan India. Tempat ini sebelumnya juga menjadi tempat peluncuran misi ke Bulan, Chandrayaan-3.

Diberitakan The Independent, Isro mengatakan Aditya yang berarti Matahari dalam bahasa Hindi itu memerlukan waktu sekitar empat bulan untuk mencapai posisi akhirnya dalam orbit halo mengelilingi matahari.

Pesawat antariksa ini pertama-tama akan memasuki Orbit Bumi Rendah (LEO) sebelum mengambil jalur yang lebih elips dan akhirnya menggunakan tenaga penggerak di dalamnya untuk mendorong keluar ke wilayah sekitar matahari yang dikenal sebagai Lagrange Point 1 (L1).

L1 sendiri terletak sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi dan akan memungkinkan Aditya melihat matahari secara terus menerus dan tanpa halangan.

Hal ini disebut akan memberikan keuntungan yang lebih besar untuk mengamati aktivitas matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca antariksa secara real time.

Wahana ini sendiri membawa tujuh perangkat untuk mengamati fotosfer, kromosfer, dan lapisan terluar matahari (korona) dengan menggunakan detektor elektromagnetik, partikel, dan medan magnet.

(lmy/end)

Solusi Polusi Udara Jakarta Tak Bisa Fokus ke Satu Isu

Jakarta, CNBC Indonesia – Jakarta sedang dilanda polusi udara tingkat tinggi dan terus-menerus, dengan rata-rata tingkat PM2.5 melebihi pedoman WHO yaitu sekitar 7 kali lipat. Polusi udara di Jakarta ternyata berasal dari berbagai macam sumber.

Polusi udara ini tak kunjung hilang, meskipun langkah kebijakan untuk menguranginya sudah dilakukan. Misalnya memberlakukan work from home (WFH) bagi sebagian aparatur sipil negara (ASN) pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Namun, ternyata kebijakan yang dimaksudkan untuk mengurangi volume lalu lintas, tidak menghasilkan penurunan tingkat PM2.5 secara nyata.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) mengatakan, pengurangan perjalanan dan mengemudi secara lokal tidak menyelesaikan masalah polusi udara di Jakarta.





Sejak 28 Agustus, PLN mengurangi operasional PLTU Suralaya sebanyak 4 unit tapi kita ketahui polusi di Jakarta justru makin tinggi Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra


“Akar permasalahan polusi udara di Jakarta tidak bisa direduksi hanya pada satu sumber saja, seperti perjalanan pulang-pergi. Misalnya, tidak ada penurunan polusi yang terukur selama WFH,” kata analis CREA Katherine Hasan, dalam keterangan pers, dikutip Kamis (31/8/2023).

Tingkat polusi sangat berkorelasi dengan model semburan emisi buang berbagai PLTU batu bara yang mencapai Jakarta. “Kami (CREA) telah mengidentifikasi selusin pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar Jakarta, yang berlokasi di Banten dan Jawa Barat,” kata Katherine

“Analisis kami terhadap episode polusi udara di Jakarta baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat polusi meningkat ketika angin bertiup dari lokasi yang memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara,” imbuhnya.

Untuk itu, daripada terlalu berfokus pada penggunaan kendaraan bermotor pribadi, baik roda empat maupun roda dua di Jakarta, pemerintah harus mengatasi sumber utama polusi secara sistematis di tingkat daerah.

“Polusi udara di Jakarta berasal dari berbagai sumber dan harus ditangani lintas provinsi, mulai dari dengan penegakan standar emisi untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, industri dan transportasi, dan pada akhirnya koordinasi antar provinsi dan nasional untuk mengatasi semua pencemar utama.” pungkasnya.

Namun, penurunan operasi PLTU di sekitar Jakarta juga terbukti tak berdampak besar kualitas udara di DKI Jakarta. Dalam kunjungan ke PLTU Suralaya di Cilegon, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menyatakan PLTU Suralaya bukan penyebab utama polusi di Jakarta.

“Berdasarkan kondisi polusi Jakarta yang belum berubah setelah beberapa hari PLTU Suralaya mengurangi operasinya dan dari paparan yang dilakukan oleh Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Puji Lestari yang menghitung dampak polusi dari PLTU, dilaporkan bahwa PLTU Suralaya bukan sumber polusi di Jakarta,” ujar Sugeng.

Polusi walau PLTU dimatikan

PLTU Suralaya 1, 2, 3, dan 4 dimatikan pada 29-31 Agustus 2023. Pada saat itu, PM2.5 di area Jakarta malah menanjak dari 76, ke 90,4 menjadi 110,8. Sebelumnya PLTU Suralaya 1 juga telah dimatikan selama 19-28 Agustus. Pada periode tersebut tingkat PM2.5 area Jakarta juga masih ada di kategori tidak sehat atau “kuning” dengan PM2.5 tertinggi terjadi pad 27 Agustus 2023.

“Dari hasil kunjungan, kami melihat pembangkit ini (Suralaya) telah memenuhi kaidah yang diidealkan. Angka emisi masih di bawah standar baku mutu. Kemudian dibuktikan juga dengan adanya penghargaan proper emas dan penghargaan internasional,” ujar Sugeng.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan operasional PLTU Suralaya telah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya bahkan melakukan pengurangan operasional PLTU saat awal disebut sebagai kontributor polusi Jakarta.

“Sejak 28 Agustus, PLN mengurangi operasional PLTU Suralaya sebanyak 4 unit atau sebesar 1.600 Megawatt (MW) tapi kita ketahui polusi di Jakarta justru makin tinggi,” ungkapnya.

Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya untuk terus menurunkan emisi dari operasional pembangkitnya. Edwin menjelaskan, PLTU Suralaya telah dilengkapi dengan teknologi Electrostatic Precipitator (ESP) yang akan menyaring debu sisa pembakaran sampai ukuran terkecil di bawah 2 micrometer dan Flue Gas Desulphurization (FGD) untuk mengendalikan polutan NOx dan SOx.

“Di sisi pengawasan emisi, PLTU Suralaya telah dilengkapi dengan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memastikan emisi gas buang dari operasional tetap di bawah ambang batas yang ditentukan. Di sini bisa dilihat, PLN menerapkan sistem digital untuk mengelola seluruh pembangkit kami. Monitoring sistem pembangkit membuat operasional semakin efektif dan efisien,” ujar Edwin.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Beda sama Anies, Bos Startup: Mobil Listrik Harus Banyak

(fab/fab)