Mengintip Perangkat Rapat Rp85 Jutaan, Macam Apa Istimewanya?


Jakarta, CNN Indonesia —

Jabra meluncurkan perangkat audio kantor Panacast 50 yang memungkinkan pandangan atau field of view (180) meeting hingga 180 derajat.

Panacast 50 Video Bar System (VBS) merupakan kombinasi dari komputasi berbasis Android, serta teknologi SOC canggih, speaker, mikrofon, kamera video dengan resolusi hingga 4K, dengan antarmuka jaringan dan tampilan untuk penggunaan yang lebih mudah.

Perangkat ini disebut sebagai bagian dari upaya Jabra untuk menghadirkan perangkat yang memaksimalkan suara pada ruang rapat berukuran kecil hingga sedang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT




Panacast 50 merupakan perpaduan sistem audio dan video buat rapat. (CNN Indonesia/Loamy Noprizal)



Seperti perangkat-perangkat lain, elemen suara menjadi yang ditonjolkan oleh Jabra dalam perangkat ini.

“Ujung tombak kami tetap di suara, mikrofon dan speaker. Suara lebih penting. Tanpa kamera kita masih bisa meeting, tanpa suara kita tidak bisa berkomunikasi,” ujar Louis Sudarso, Business Development Manager Video Jabra Indonesia di acara peluncuran di Jakarta, Kamis (14/9).

Kemampuan suara dari Panacast 50 VBS merupakan hasil dari 8 mikrofon beamforming dan 4 speaker tangguh dengan fitur peredaman gema, pengurang kebisingan, audio Full Duplex, dan Super Wideband. Mikrofonnya sendiri memiliki cakupan jarak hingga 6 meter.

Meski menonjolkan kemampuan FOV hingga 180 derajat, Panacast 50 juga memberikan opsi FOV yang variatif. Mulai dari autoframing yang akan menyesuaikan dengan jumlah peserta meeting hingga tracking speaker yang akan menyesuaikan frame dengan posisi pembicara.

Tablet android yang bekerja sebagai perangkat kontrol memiliki tampilan antarmuka yang sederhana, sehingga pengguna tidak akan bingung saat pengoperasian.

Panacast 50 sudah terintegrasi untuk menjalankan Microsoft Teams Rooms pada Android dan mendukung Zoom Rooms yang dilisensikan secara native tanpa memerlukan unit komputasi eksternal.

Namun, pengguna hanya bisa memilih salah satu platform untuk digunakan di tablet android VBS. Untuk menggunakan platform yang lain, pengguna harus terlebih dulu me-reset perangkat.

Selain 2 platform meeting tersebut, pengguna juga dapat menggunakan platform lain seperti Google Meet. Namun pengguna perlu menghubungkan laptop atau komputernya dengan Panacast 50.

Perangkat audio video professional ini akan tersedia mulai Oktober 2023 dan dibanderol dengan harga Rp85,059 juta.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Pancaran Radiasi iPhone 12 Bikin Prancis Ngebet Tarik dari Pasaran


Jakarta, CNN Indonesia —

Pancaran radiasi dari iPhone 12 yang diklaim melebihi ketentuan memicu Prancis melarang penjualan seri ponsel milik Apple ini. 

Hal itu bermula dari Agence Nationale des Fréquences (ANFR) atau Badan Frekuensi Nasional Prancis melakukan tes Tingkat Penyerapan Spesifik (Specific Absorption Rate/SAR) ponsel cerdas yang dirilis 2020 itu.

SAR merupakan ukuran tingkat penyerapan energi oleh tubuh dari sumber tertentu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasilnya, dikutip dari Reuters, menunjukkan hasil sedikit lebih tinggi dari yang diizinkan secara hukum.

ANFR mengatakan laboratorium terakreditasi menemukan penyerapan energi elektromagnetik oleh tubuh manusia sebesar 5,74 watt per kilogram selama pengujian. Tes itu dilakukan dengan menempatkan iPhone 12 pada genggaman tangan atau di saku celana.

Standar Uni Eropa soal radiasi Hp mencapai 4,0 watt per kilogram. Angka itu ditetapkan sebagai batas keamanan paparan ponsel yang menurut penelitian ilmiah dapat meningkatkan risiko beberapa bentuk kanker.

Meski begitu, ANFR menambahkan pengujian menunjukkan ponsel tersebut memenuhi standar SAR ketika disimpan di saku jaket atau tas. Gadget ini juga lulus tes ketika ditempelkan langsung di kepala seperti saat sedang menelepon.

ANFR pun, melansir CNN, menyatakan “menuntut Apple menarik iPhone 12 dari pasar Prancis, per 12 September 2023, karena menunjukkan tingkat penyerapan spesifik yang melebihi batas yang ditetapkan.”

Badan pengawas tersebut mengaku akan mengirim agen-agen ke toko Apple dan distributor lain untuk memastikan model tersebut tidak lagi dijual. Jika tidak, pihak lembaga akan melakukan penarikan iPhone 12 yang sudah dijual kepada konsumen.

Pengumuman ini sendiri disampaikan di tengah momen peluncuran iPhone 15, produk terbaru Apple, di California, Selasa (12/9).

Menteri Muda Ekonomi Digital Perancis, Jean-Noel Barrot, mengatakan pembaruan perangkat lunak akan cukup untuk memperbaiki masalah radiasi.

“Apple diperkirakan akan merespons dalam waktu dua minggu,” kata Jean-Noel Barrot, Menteri Muda Ekonomi Digital Prancis, kepada surat kabar Le Parisien dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (11/9).

“Jika mereka gagal melakukan hal tersebut, saya siap untuk memerintahkan penarikan kembali semua iPhone 12 yang beredar. Sama untuk semua pihak, termasuk raksasa digital,” imbuhnya

Badan pengawas Perancis sekarang akan meneruskan temuannya kepada regulator di negara-negara anggota UE lainnya. “Secara praktis, keputusan ini bisa menimbulkan efek bola salju,” kata Barrot.

Pada 2020, Prancis memperluas peraturan yang mewajibkan pengecer untuk menampilkan nilai radiasi produk pada kemasan selain ponsel, termasuk tablet, dan perangkat elektronik lainnya.

Apple bantah

Lewat pernyataan resminya, Apple mengatakan iPhone 12 telah disertifikasi oleh beberapa lembaga internasional dan dinyatakan sesuai dengan standar radiasi global.

Mereka juga sudah memberikan beberapa hasil laboratorium Apple dan pihak ketiga yang membuktikan kepatuhan ponsel tersebut kepada aturan Prancis.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), “Sampai saat ini, dan setelah banyak penelitian dilakukan, tidak ada efek kesehatan yang merugikan telah dikaitkan secara kausal dengan paparan teknologi nirkabel.”

“Asalkan paparan keseluruhan tetap di bawah pedoman internasional, tidak ada konsekuensi bagi kesehatan masyarakat yang diantisipasi,” tambah keterangan itu.

Badan pengawas tersebut mengatakan akan mengirim agen ke toko Apple dan distributor lain untuk memeriksa model tersebut tidak lagi dijual dan kegagalan untuk mengambil tindakan akan mengakibatkan penarikan iPhone 12 yang sudah dijual kepada konsumen.

Kata pakar

Pakar industri mengatakan sebenarnya tidak ada risiko keselamatan dalam kasus ini. Pasalnya, batasan peraturan SAR ditetapkan jauh di bawah tingkat yang menurut para menemukan bukti keberadaan bahaya.

“Dari sudut pandang kesehatan dan keselamatan, hal ini tidak membahayakan siapa pun,” kata Rodney Croft, ketua Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi Non-Ionisasi (ICNIRP), yang menetapkan pedoman global soal batasan SAR, dikutip dari Reuters.

Batasan bahaya itu berdasarkan risiko luka bakar atau sengatan panas akibat radiasi ponsel. Sementara, angka SAR, ditetapkan sepuluh kali di bawah tingkat yang terbukti berbahaya.

Croft mengatakan temuan di Perancis mungkin berbeda dari temuan yang dicatat oleh regulator lain. Pasalnya, ANFR menilai radiasi dengan metode yang mengasumsikan kontak kulit langsung, tanpa lapisan tekstil perantara, antara perangkat dan pengguna.

Sumber pemerintah Prancis juga mengatakan pengujian di Prancis berbeda dengan metode yang digunakan Apple.

Uji radiasi ponsel pintar sejauh ini telah menyebabkan 42 penghentian penjualan di negara tersebut. Ini adalah pertama kalinya Apple terkena dampak tindakan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(rfi/arh)

Ahli Ungkap Deret Kelemahan Klaim ‘Alien’ di Kongres Meksiko


Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah fakta yang menyerang balik klaim alien di Kongres Meksiko terungkap, termasuk soal ketiadaan standar ilmiah dan riwayat klaim palsu.

Sebelumnya, sidang wakil rakyat di Meksiko dengan agenda membahas kemungkinan kehidupan di luar angkasa mendadak viral di media sosial setelah menampilkan dua jasad “bukan manusia” pada Selasa (12/9).

Jasad yang disebut-sebut sebagai makhluk luar angkasa atau alien itu ditampilkan dalam dua etalase kecil di depan ruang sidang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dua jasad itu tampak memiliki warna keabu-abuan dengan fitur wajah seperti manusia dan berukuran mungil percis seperti penggambaran alien dalam karya-karya fiksi selama ini.

Keduanya dibawa oleh Jaime Maussan, seorang jurnalis dan penggila UFO asal Meksiko. Ia mengatakan dua spesimen ini ditemukan di Peru dekat Garis Nazca kuno pada 2017.

Dia menyebut dua ‘alien’ ini berusia sekitar 1.000 tahun berdasarkan melalui analisis penanggalan karbon terhadap DNA dan Sinar-X oleh National Autonomous University of Mexico (Universidad Nacional Autónoma de México/UNAM).

“Spesimen ini bukan bagian dari evolusi terestrial (Bumi) kita… Ini bukanlah makhluk yang ditemukan setelah tabrakan UFO. Mereka ditemukan di tambang diatom (alga), dan kemudian menjadi fosil,” ujar Maussan.

Sejumlah cacat pun mulai terbuka. Berikut rinciannya:

Universitas bantah

Buntut viralnya klaim alien ini, UNAM merilis kembali pernyataan yang pernah dikeluarkan mereka pada 2017.

Universitas, lewat National Laboratory of Mass Spectrometry with Accelerators (Laboratorio Nacional de Espectrometría de Masas con Aceleradores/LEMA) di Institut Fisika, memang pernah menganalisis spesimen dari Peru lewat teknik penanggalan karbon, Mei 2017.

Spesimen yang didapat dari “klien” itu berupa jaringan kulit dan otak kurang lebih 0,5 gram. Hasilnya dikeluarkan pada Juni 2017 dan sudah dikirimkan kepada pengguna.

UNAM, yang mengaku hasil analisisnya rahasia dan tak bisa membocorkan, mengaku tak menyimpulkan soal asal-usul sampel Peru itu, termasuk soal kemungkinan itu alien. 

“Pekerjaan penanggalan karbon 14 yang dilakukan di LEMA hanya dimaksudkan untuk menentukan usia sampel yang dibawa oleh setiap pengguna dan kami tidak membuat kesimpulan tentang asal usul sampel tersebut,” tutur universitas.

“Staf LEMA tidak melakukan pengambilan sampel apa pun dan juga tidak melakukan kontak dengan sumber asli sampel di tempat aslinya.”

Cacat analisis

Julieta Fierro, peneliti di Institut Astronomi di UNAM, mengungkap klaim para peneliti bahwa universitasnya mendukung penemuan mereka tersebut adalah keliru.

“Tentu saja semuanya dibuat-buat,” ucap dia, dikutip dari ABC.

Ia juga mengatakan banyak rincian tentang sosok-sosok ‘alien’ tersebut “tidak masuk akal.”

Menurut Fierro, para ilmuwan butuh teknologi yang lebih canggih ketimbang sinar-X yang diklaim digunakan untuk menentukan apakah makhluk-makhluk itu adalah “non-manusia”.

Selain itu, Fierro menunjukkan penanggalan karbon-14, yang digunakan untuk menentukan usia spesimen, tidak akan berguna jika makhluk tersebut berasal dari planet lain.

Unsur kimiawi mereka akan berbeda dan diperlukan metode lain untuk menganalisis usia mereka yang sebenarnya.

Sosok kontroversial

Fierro mengatakan sosok Maussan juga punya rekam jejak hoaks dan cacat logika.

“Maussan sudah melakukan banyak hal. Dia mengatakan pernah berbicara dengan Virgin of Guadalupe (penampakan Bunda Maria di Meksiko 1531),” katanya, dikutip dari AP.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa makhluk luar angkasa tidak berbicara kepadaku seperti mereka berbicara kepadanya (Fierro) karena saya tidak percaya kepada mereka (alien),” imbuhnya.

Pada 2015, Maussan juga memimpin sebuah acara di Meksiko yang mengklaim temuan tubuh mumi alien. Menurut situs pengecekan fakta Snopes, klaim tersebut salah dan masih belum jelas apakah mumi tersebut cuma mayat atau tipuan.

Tak ketinggalan, Maussan pun mengungkap temuan ini tanpa berlandaskan studi yang dimuat jurnal ilmiah dan sudah mendapat kajian sejawat (peer review).

Tak ada dukungan Peru

Fierro menyindir presentasi ‘alien’ itu aneh lantaran tak ada dukungan Pemerintah Peru. Maussan dkk, katanya, mengambil sesuatu yang mestinya akan menjadi “harta karun bangsa” Peru tanpa mengundang duta besar Peru.

Terlebih, membawa ‘harta karun’ itu keluar Peru mestinya akan sulit, terutama terkait proses di bea cukai.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Tanda-tanda Laut Ditemukan di Planet 120 Tahun Cahaya dari Bumi


Jakarta, CNN Indonesia —

Teleskop antariksa James Webb (JWST) milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan tanda-tanda kehidupan dan laut di planet yang dianggap sebagai rumah alien.

Penyelidikan yang dilakukan oleh observatorium berbasis ruang angkasa itu mengungkapkan planet ekstrasurya atau exoplanet K2-18 b diduga memiliki beberapa fitur utama dari sebuah planet yang dapat mendukung perairan dan kehidupan.

Exoplanet K2-18 b ini berada di zona laik huni bintang, atau zona Goldilocks, dan bermassa 8,6 massa Bumi. Menurut NASA, Planet ini mengorbit bintang katai dingin K2-18 dan terletak di 120 tahun cahaya dari Bumi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasil analisis pengamatan Webb menunjukkan planet ini memiliki kandungan metana dan karbon dioksida yang melimpah di atmosfernya.

Keberadaan molekul-molekul pembawa karbon ini, bersama dengan kelangkaan amonia, dapat mengindikasikan atmosfer yang kaya akan hidrogen yang mengelilingi dunia lautan.

Dikutip dari CNN, karbon dianggap sebagai bahan penyusun bentuk kehidupan di Bumi.

Teleskop Hubble mulanya menemukan bukti uap air di atmosfer exoplanet tersebut. Temuan ini merupakan lanjutan dari sebuah studi pada September 2019. Hal tersebut membantu para ilmuwan untuk menemukan K2-18b untuk studi lebih lanjut.

Teleskop Webb bisa mendeteksi cahaya inframerah yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia dan mencari tahu elemen apa saja yang ada di atmosfer planet tersebut.

Pengamatan terbaru dari planet ini juga mengisyaratkan keberadaan molekul yang sangat spesial, yang disebut dimetil sulfida, yang mungkin ada di K2-18b.

Di Bumi, dimetil sulfida hanya diproduksi oleh kehidupan. Sebagian besar DMS di atmosfer Bumi dipancarkan dari fitoplankton di lingkungan laut.

Para peneliti tidak secara langsung menyatakan bahwa K2-18b penuh dengan kehidupan asing. Namun, hal itu bisa dijadikan referensi untuk penelitian lanjutan.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi keberadaan dimetil sulfida,” kata astronom Nikku Madhusudhan, profesor astrofisika dan ilmu exoplanet di University of Cambridge.

Madhusudhan adalah penulis utama makalah ilmiah baru yang meneliti temuan ini dan telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters.

Efek rumah kaca

Penemuan tentang komposisi atmosfernya menunjukkan kalau planet ini bisa jadi merupakan “exoplanet Hycean”, sebuah tipe planet ekstrasurya teoritis yang panas tapi diselimuti lautan dan memiliki atmosfer yang kaya akan hidrogen.

Di mana ada lautan cair, di situ ada potensi kehidupan. Namun, para peneliti masih belum yakin planet Hycean bisa mendukung kehidupan.

Studi di atas menunjukkan bahwa planet-planet tersebut akan mengalami efek rumah kaca yang akan menghancurkan planet itu sendiri.

“Sifat atmosfernya menjadi bahan perdebatan aktif di antara para astronom,” kata NASA dalam rilis berita.

Namun, para peneliti yang terlibat dalam analisis pengamatan terbaru K2-18b menekankan bahwa terus mengungkap misteri planet ini sangatlah penting.

“Tujuan utama kami adalah mengidentifikasi kehidupan di exoplanet yang dapat dihuni, yang akan mengubah pemahaman kita tentang tempat kita di alam semesta,” kata Madhusudhan.

“Temuan kami merupakan langkah yang menjanjikan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia lautan dalam pencarian ini,” sambungnya.

Para peneliti berencana terus menggunakan teleskop Webb untuk mempelajari planet yang jauh dan mencoba untuk memvalidasi lebih lanjut temuan baru ini.

[Gambas:Video CNN]

(can/dmi)

NASA Blak-blakan Soal UFO Malam ini


Jakarta, CNN Indonesia —

Tim ahli independen yang dibentuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) segera mengungkap temuannya soal fenomena benda terbang tak dikenal (UFO) atau Unidentified Anomalous Phenomena (UAP).

Badan tersebut menugaskan panel ahli itu sejak 2022 untuk memeriksa data terkait penampakan UAP.

UAP merupakan istilah baru untuk UFO yang sekarang mencakup objek atau peristiwa abnormal di langit, di bawah air, atau di luar angkasa yang tidak dapat segera diidentifikasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Para pakar itu akan merilis laporan pertamanya pada Kamis (14/9) pukul 21.00 WIB.

Sekitar 30 menit sebelum acara, badan tersebut akan mempublikasikan laporan lengkap tim secara online. Tujuannya adalah untuk memberi tahu NASA soal kemungkinan data apa yang dapat dikumpulkan di masa depan untuk menjelaskan sifat dan asal-usul UAP.

NASA juga mencatat bahwa “laporan tersebut bukan tinjauan atau penilaian atas observasi-observasi sebelumnya yang tidak dapat diidentifikasi.”

Para pemimpin NASA, termasuk Direktur Bill Nelson, akan bergabung dengan ketua kelompok studi UAP David Spergel, yang juga presiden Simons Foundation, untuk menjadi tuan rumah perilisan laporan pertama kelompok tersebut.

Pemaparannya disiarkan secara langsung di NASA Television, aplikasi NASA, dan websites agensi pada link ini.

Sementara, salinan laporan tim studi UAP akan tersedia secara online sebelum acara media dimulai di tautan berikut.

Sejak Oktober

Tim yang terdiri dari 16 ahli independen itu mulai bekerja pada Senin (24/10/2022).

Selama sembilan bulan, tim ini bertugas melakukan pengamatan pada peristiwa langit yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pesawat terbang atau fenomena alam yang diketahui dikategorikan sebagai fenomena udara tak teridentifikasi (UAP).

Mereka mengidentifikasi bagaimana data yang dikumpulkan oleh entitas pemerintah sipil, data komersial, dan data dari sumber lain berpotensi dapat dianalisis untuk menjelaskan UAP.

Pejabat NASA yang bertanggung jawab untuk mengatur penelitian ini adalah Daniel Evans, asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian di Direktorat Misi Sains NASA.

Selain David Spergel, kelompok ini juga di antaranya beranggotakan Anamaria Berea, peneliti di Institut SETI (Search for Intelligence Life) di Mountainview, California; pensiunan astronot NASA dan pilot uji Scott Kelly; dan anggota lainnya, mulai dari ahli kelautan hingga astrofisikawan hingga jurnalis sains.

Tim telah mengadakan satu pertemuan publik pada 31 Mei. Selama pertemuan itu, kelompok ahli sebagian besar membahas cara-cara agar data yang lebih baik dapat dikumpulkan untuk membantu menghilangkan beberapa misteri seputar UAP.

Salah satu tema umum dari pertemuan itu adalah kebutuhan akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik. Kelangkaan data UAP saat ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa kemampuan banyak sensor canggih yang dioperasikan oleh pemerintah dan militer AS tetap diklasifikasikan.

Topik UAP/UFO sendiri sering dibahas di pemerintah federal dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli, dua mantan penerbang militer AS memberikan kesaksian tentang pertemuan dengan benda-benda aneh yang terjadi di wilayah udara AS yang dikendalikan.

“Mayoritas objek tak dikenal yang dilaporkan ke AARO menunjukkan karakteristik duniawi balon, sistem udara [tak berawak], kekacauan, fenomena alam atau sumber lain yang mudah dijelaskan,” kata Sean Kirkpatrick (Kepala Kantor Resolusi Anomali Semua Domain Pentagon) kepada Komite Senat Amerika Serikat untuk Angkatan Bersenjata.

[Gambas:Video CNN]

(rfi/arh)

Pakar Paparkan Misteri Cahaya Sebelum Gempa, Tak Cuma di Maroko


Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah pakar mengungkap riwayat panjang kemunculan cahaya misterius sebelum beberapa gempa besar, termasuk yang terjadi di Maroko pekan lalu.

Kondisi ini berkenaan dengan heboh muncul kilatan cahaya misterius beberapa saat sebelum gempa magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9).

Video soal kilatan cahaya misterius itu tampaknya berasal dari rekaman CCTV. Perekamannya tertulis berlangsung pada Jumat (8/9) pukul 23.08 waktu setempat, sebelum terjadinya gempa yang setidaknya menewaskan 2.862 orang itu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Semburan cahaya terang yang menari-nari dalam berbagai warna telah lama membingungkan para ilmuwan, dan masih belum ada konsensus mengenai penyebabnya.

John Derr, pensiunan ahli geofisika yang pernah bekerja di US Geological Survey (USGS), mengatakan hal itu “pasti nyata,” dikutip dari CNN.

Dia menulis beberapa makalah ilmiah tentang cahaya gempa, atau fenomena seperti kilatan lembaran, bola cahaya, pita, dan cahaya tetap, yang dilaporkan berhubungan dengan gempa bumi yang disebut EQL.

“Melihat EQL bergantung pada kegelapan dan faktor pendukung lainnya,” jelasnya dalam sebuah email.

Dia mengatakan bahwa video dari Maroko itu terlihat seperti cahaya yang tertangkap kamera keamanan selama gempa bumi di Pisco, Peru, 2007.

Profesor fisika di Universidad Nacional Mayor de San Marcos di Peru, Juan Antonio Lira Cacho, yang juga mempelajari fenomena ini, mengatakan video ponsel dan penggunaan kamera keamanan yang meluas telah membuat studi tentang cahaya dan gempa menjadi lebih mudah.

“Empat puluh tahun yang lalu, hal ini tidak mungkin dilakukan. Jika Anda melihatnya, tak seorang pun akan percaya dengan apa yang Anda lihat,” kata dia.

Bentuk berbeda

Menurut sebuah bab tentang fenomena yang ditulis oleh Derr dan diterbitkan dalam Encyclopedia of Solid Earth Geophysics edisi 2019, cahaya gempa bumi dapat memiliki beberapa bentuk yang berbeda.

Kadang-kadang, cahaya itu tampak seperti petir biasa, atau seperti pita bercahaya di atmosfer yang mirip dengan aurora kutub.

Di lain waktu, cahaya tersebut menyerupai bola bercahaya yang melayang di udara. Cahaya ini juga dapat terlihat seperti api kecil yang berkedip-kedip atau merayap di dekat tanah, atau api yang lebih besar yang muncul dari dalam tanah.

Sebuah video yang diambil di China sesaat sebelum gempa bumi Sichuan pada 2008 menunjukkan awan bercahaya melayang-layang di langit.

Untuk lebih memahami cahaya gempa, Derr dan rekan-rekannya mengumpulkan informasi dari 65 gempa bumi di Amerika dan Eropa yang terkait dengan laporan yang dapat dipercaya tentang cahaya gempa yang berasal dari tahun 1600.

Mereka membagikan hasil penelitian mereka dalam sebuah makalah tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Seismological Research Letters.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar 80 persen dari kejadian EQL yang diteliti diamati untuk gempa bumi dengan magnitudo lebih besar dari 5,0.

Dalam kebanyakan kasus, fenomena ini teramati sesaat sebelum atau selama kejadian seismik, dan terlihat hingga 600 kilometer dari episentrum gempa.

Teori soal benturan batuan di halaman berikutnya…

Muncul Fenomena Cahaya Aneh Sebelum Gempa Bumi, Ini Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia – Kemunculan cahaya aneh di Maroko pekan lalu bikin geger. Pasalnya fenomena ini muncul sesaat sebelum gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang negara tersebut pada Jumat (8/9/2023).

Namun rupanya laporan tentang ‘cahaya gempa’ seperti yang terlihat dalam video yang beredar di media sosial, berasal dari zaman Yunani kuno berabad-abad yang lalu.

John Derr, pensiunan ahli geofisika yang pernah bekerja di Survei Geologi Amerika Serikat (AS), mengatakan semburan cahaya terang yang menari-nari dalam berbagai warna telah lama membingungkan para ilmuwan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia mengatakan masih belum ada konsensus mengenai penyebabnya, namun ledakan cahaya tersebut pasti nyata. “Melihat EQL bergantung pada kegelapan dan faktor kesukaan lainnya,” katanya, seperti dikutip oleh CNN International, Kamis (14/9/2023).

Lebih lanjut, Derr mengatakan video dari Maroko yang dibagikan secara online tampak seperti cahaya gempa yang tertangkap kamera keamanan saat gempa tahun 2007 di Pisco, Peru.

Menurut sebuah bab tentang fenomena yang ditulis bersama oleh Derr dan diterbitkan dalam Encyclopedia of Solid Earth Geophysics edisi 2019, cahaya gempa dapat terjadi dalam beberapa bentuk berbeda.

Terkadang, cahayanya tampak mirip dengan petir biasa, atau mungkin seperti pita bercahaya di atmosfer yang mirip dengan aurora kutub. Di lain waktu, mereka menyerupai bola bercahaya yang melayang di udara. Mereka mungkin juga terlihat seperti nyala api kecil yang berkedip-kedip atau merambat di sepanjang atau dekat tanah, atau nyala api yang lebih besar yang muncul dari dalam tanah.

Sebuah video yang diambil di China sesaat sebelum gempa bumi Sichuan tahun 2008 menunjukkan awan bercahaya mengambang di langit.

Untuk lebih memahami cahaya gempa, Derr dan rekan-rekannya mengumpulkan informasi tentang 65 gempa bumi di Amerika dan Eropa yang terkait dengan laporan terpercaya tentang cahaya gempa yang berasal dari tahun 1600. Mereka membagikan hasil penelitian mereka dalam makalah tahun 2014 yang diterbitkan di jurnal Seismological Research Letters.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar 80% kejadian EQL yang diteliti teramati pada gempa bumi dengan magnitudo lebih besar dari 5,0. Dalam kebanyakan kasus, fenomena tersebut diamati sesaat sebelum atau selama peristiwa seismik, dan terlihat hingga jarak 600 kilometer (372,8 mil) dari pusat gempa.

Gempa bumi, terutama yang berkekuatan besar, kemungkinan besar terjadi di sepanjang atau di sekitar daerah pertemuan lempeng tektonik. Namun, studi tahun 2014 menemukan sebagian besar gempa bumi yang terkait dengan fenomena cahaya terjadi di dalam lempeng tektonik, bukan di perbatasan lempeng tektonik.

Selain itu, cahaya gempa lebih mungkin terjadi di atau dekat lembah keretakan, tempat di mana kerak bumi telah terkoyak pada suatu saat di masa lalu, sehingga menciptakan wilayah dataran rendah memanjang yang terletak di antara dua blok daratan yang lebih tinggi.




Foto: Sebuah cahaya misterius nampak dari sebuah rekaman video saat gempa mengguncang Maroko. (Dok. CNN Internasional)
Sebuah cahaya misterius nampak dari sebuah rekaman video saat gempa mengguncang Maroko. (Dok. CNN Internasional)



Kemungkinan Penyebab Cahaya Gempa

Friedemann Freund, kolaborator Derr dan asisten profesor di Universitas San Jose dan mantan peneliti di Pusat Penelitian Ames NASA, telah mengemukakan satu teori tentang cahaya gempa.

Freund menjelaskan, ketika cacat atau kotoran tertentu pada kristal batuan terkena tekanan mekanis, misalnya selama penumpukan tekanan tektonik sebelum atau selama gempa bumi besar, maka cacat tersebut akan langsung pecah dan menghasilkan listrik.

Ia mengatakan batuan adalah isolator yang jika diberi tekanan mekanis akan menjadi semikonduktor.

“Sebelum gempa bumi, sejumlah besar batuan – ratusan ribu kilometer kubik batuan di kerak bumi – mengalami tekanan dan tekanan tersebut menyebabkan pergeseran butiran, butiran mineral relatif (terhadap) satu sama lain,” katanya.

“Ini seperti menyalakan baterai, menghasilkan muatan listrik yang dapat mengalir keluar dari batuan yang mengalami tekanan ke dalam dan melalui batuan yang tidak mengalami tekanan. Muatannya bergerak cepat, hingga sekitar 200 meter per detik,” jelasnya dalam artikel The Conversation tahun 2014.

Teori lain tentang penyebab cahaya gempa antara lain listrik statis yang dihasilkan oleh rekahan batuan dan pancaran radon.

Saat ini belum ada konsensus di kalangan seismolog mengenai mekanisme penyebab gempa bumi, dan para ilmuwan masih berusaha mengungkap misteri ledakan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

(dce)

Heboh Jasad Alien Nongol di Meksiko, Cek Faktanya!

Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang luar biasa di Parlemen Meksiko mendadak heboh. Pasalnya, jasad yang diklaim sebagai alien hadir dalam sidang mengenai UU Perlindungan Ruang Angkasa.

Jasad itu diperlihatkan oleh seorang peneliti UFO bernama Jaime Maussan. Namun benarkah klaim tersebut?

Salah satu yang skeptis dengan klaim tersebut adalah Julieta Fierro. Peneliti National Autonomous University of Mexico itu mengatakan banyak rincian yang tidak masuk akal.

Julieta juga membantah klaim kampusnya mendukung temuan tersebut. Dalam sidang, Maussan mengatakan National Autonomous University of Mexico melakukan tes pada jasad.

Hasilnya, lebih dari 30% DNA spesimen tidak diketahui yang merujuk bahwa mereka bukan bagian dari evolusi terestrial manusia.

Namun menurut Julieta, para ilmuwan butuh teknologi lebih maju dari sinar-X yang diklaim digunakan untuk menentukan apakah tubuh tertentu masuk dalam klasifikasi ‘bukan manusia’.

“Maussan telah melakukan banyak hal. Dia mengatakan telah berbicara dengan Virgin of Guadalupa. Dia mengatakan kepada syaa makhluk luar angkasa tidak berbicara kepada saya seperti kepada dirinya karena saya tidak percaya mereka,” kata Julieta dikutip dari AP, Kamis (14/9/2023).

Temuan di Cusco, Peru itu juga mencurigakan. Menurutnya, aneh jika mereka mengambil sesuatu yang bisa jadi harta bangsa Peru tanpa mengundang duta besar negara itu.

Sementara itu, anggota kongres Sergio Gutierrez menjelaskan pihaknya belum mengambil sikap pada temuan Maussan. Dia juga menekankan pentingnya mendengarkan semua orang dan semua opini, serta memandang positif soal dialog yang transparan soal masalah makhluk luar angkasa itu.

Menurut laporan USA Today, klaim Maussan tersebut disampaikan tanpa bukti pihak ketiga. Laman tersebut juga mengatakan banyak temuan Maussan yang terbukti salah.

Misalnya pada 2015, Maussan mengungkapkan keberadaan obyek yang diduga benda asing di Nazca Peru. Namun temuan dibantah dan berdasarkan pengecekan fakta snopes.com, mayat mumi terbukti sebagai mayat anak manusia dengan kelainan bentuk kepala.

Menurut para antropolog, tengkorak memanjang terjadikarena adanya deformasi tengkorak buatan pada zaman dahulu. Kepala anak akan diikat dengan kain, tali, atau papan kayu sebagai bagian dari ritual keagamaan kuno.

Pada awal tahun ini, terdapat foto yang disebut UFO melayang di atas stadion sepak bola FC Juarez. Dia mengatakan obyek tersebut merupakan ‘kapal yang bukan berasal dari manusia’.

Sementara itu, pada 2017, Maussan pernah membuat klaim serupa di Peru seperti di sidang Meksiko belum lama ini. Namun laporan kantor kejaksaan setempat menemukan mayat-mayat itu adalah ‘boneka yang baru diproduksi dan dilapisi campuran kerta serta lem sintetis untuk meniru kulit’.

Temuan itu tidak diumumkan ke publik saat itu. Tidak jelas juga apakah jasad tersebut sama seperti yang hadir di kongres Meksiko.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


NASA Simulasi ‘Kiamat’ Lokal, Bumi Cuma Punya Waktu 30 Menit

(fab/fab)

Dewa Teknologi Rapat Bicara Nasib Manusia, Ini Daftarnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat pemerintah Amerika Serikat gelisah. Para petinggi perusahaan teknologi dunia dikumpulkan agar AI tidak justru menjadi liar dan menghancurkan masa depan manusia.

Diskusi soal AI digelar oleh pemimpin Senat Amerika Serikat Chuck Schumer. Para “dewa teknologi” yang turun ke Washington D.C. berdiskusi dengan skeitar 60 senator AS dan perwakilan dari organisasi buruh, perusahaan media, dan aktivis hak asasi manusia.

Schumer menyatakan pertemuan soal AI di ibu kota Amerika Serikat tersebut adalah yang pertama dan digelar tertutup. Dalam pertemuan berikutnya, Schumer berencana membukanya untuk publik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT




Foto: REUTERS/LEAH MILLIS
Mantan CEO Microsoft Bill Gates tiba di Forum Wawasan Kecerdasan Buatan (AI) bipartisan untuk seluruh senator AS yang diselenggarakan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-NY) di US Capitol di Washington, AS, 13 September 2023. (REUTERS/Leah Millis)



Schumer menekankan pentingnya regulasi soal AI menjelang pemilu AS pada 2024, terutama terkait penggunaan deep fakes yaitu konten audio, video, atau gambar yang diciptakan oleh AI yang sangat menyerupai konten asli.




CEO Tesla Elon Musk melambai saat ia tiba di Forum Wawasan Kecerdasan Buatan (AI) bipartisan untuk seluruh senator AS yang diselenggarakan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-NY) di US Capitol di Washington, AS, 13 September 2023. (REUTERS/Leah Millis)



Pada Maret lalu, Musk dan sekelompok ahli kecerdasan buatan meminta pengembangan AI yang lebih canggih dari GPT-4 buatan OpenAI disetop selama 6 bulan. GPT-4 adalah teknologi yang mendasari ChatGPT, robot chat yang bisa menciptakan artikel, puisi, dan tulisan lain.

Pemerintah di seluruh dunia khawatir teknologi AI digunakan untuk menciptakan teks, gambar, audio, dan video rekayasa yang tidak bisa dideteksi.




CEO Alphabet Sundar Pichai tiba di Forum Wawasan Kecerdasan Buatan (AI) bipartisan untuk seluruh senator AS yang diselenggarakan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-NY) di US Capitol di Washington, AS, 13 September 2023. (REUTERS/Julia Nikhinson)



Pada Selasa, Adobe, IBM, Nvidia, dan beberapa perusahaan lain telah menandatangani komitmen memberikan watermark di semua konten ciptaan AI di hadapan Presiden AS Joe Biden.




Salah satu pendiri Facebook dan CEO Meta Mark Zuckerberg duduk di kursinya di dalam Forum Wawasan Kecerdasan Buatan (AI) bipartisan untuk semua senator AS yang diselenggarakan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-NY) di US Capitol di Washington, AS, 13 September , 2023. (REUTERS/Leah Millis)



Berikut adalah daftar “dewa teknologi” yang ikut dalam pertemuan soal AI:

  • CEO OpenAI, Sam Altman (pemilik ChatGPT)
  • Pendiri Microsoft Bill Gates
  • CEO Nvidia Jensen Huang
  • CEO Palantir Alex Karp
  • CEO IBM Arvind Krishna
  • CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk (pemilik X yang dulu bernama Twitter)
  • CEO Microsoft Satya Nadella
  • CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai
  • Pendiri Google Eric Schmidt
  • CEO Meta Mark Zuckerberg (Meta adalah pemilik Instagram, WhatsApp, dan Twitter)

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Warga RI Bisa Pakai Google Bard Gratis, Ga Usah Bayar ChatGPT

(dem/dem)

Umat Manusia Terancam, Elon Musk Sebut Syarat Manusia Selamat

Jakarta, CNBC Indonesia – Bos raksasa teknologi global berkumpul di gedung parlemen Amerika Serikat. Pendiri Microsoft Bill Gates, CEO Tesla Elon Musk, CEO Meta Mark Zuckerberg, dan CEO Google Sundar Pichai berkumpul untuk membicarakan potensi dan ancaman kecerdasan buatan seperti ChatGPT.

Pemimpin Senat Amerika Serikat Chuck Schumer mengumpulkan para bos teknologi bersama aktivitas buruh dan hak asasi manusia ke panel diskusi soal kecerdasan buatan.

Usai pertemuan, Elon Musk menegaskan bahwa harus ada “wasit” supaya pengembangan dan komersialisasi teknologi kecerdasan buatan digunakan dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Penting buat kita untuk punya wasit, untuk memastikan perusahaan selalu mempertimbangkan kepentingan masyarakat umum dan keselamatan,” kata Musk.

Musk adalah CEO di perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan industri antariksa SpaceX, dan perusahaan implantasi chip otak Neuralink. Ia juga merupakan pemilik X, perusahaan media sosial yang dulu bernama Twitter.

Menurut Musk, diskusi di Washington adalah upaya “demi kemanusiaan” dan bisa “tercatat di sejarah sebagai titik penting untuk masa depan peradaban manusia.” Di forum tersebut, Musk menyebut AI sebagai “pedang bermata dua.”

Zuckerberg, yang perusahaannya mengelola media sosial Instagram, Facebook, dan WhatsApp, menyatakan, “kongres AS harus berinteraksi dengan AI untuk mendukung inovasi dan menjaga keamanan. Ini adalah teknologi yang masih berkembang. Banyak hal yang harus dipastikan seimbang dan pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab.”

Menurut Zuckerberg, “standar soal AI sebaiknya dibuat oleh perusahaan AS yang bisa bekerja bersama pemerintah.”

Schumer menekankan pentingnya regulasi soal AI menjelang pemilu AS pada 2024, terutama terkait penggunaan deep fakes yaitu konten audio, video, atau gambar yang diciptakan oleh AI yang sangat menyerupai konten asli.

Pada Maret lalu, Musk dan sekelompok ahli kecerdasan buatan meminta pengembangan AI yang lebih canggih dari GPT-4 buatan OpenAI disetop selama 6 bulan. GPT-4 adalah teknologi yang mendasari ChatGPT, robot chat yang bisa menciptakan artikel, puisi, dan tulisan lain.

Pemerintah di seluruh dunia khawatir teknologi AI digunakan untuk menciptakan teks, gambar, audio, dan video rekayasa yang tidak bisa dideteksi

Pada Selasa, Adobe, IBM, Nvidia, dan beberapa perusahaan lain telah menandatangani komitmen untuk memberikan “tanda air” (watermark) di semua konten yang diciptakan oleh AI di hadapan Presiden AS Joe Biden.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Habis Hajar WhatsApp, Elon Musk Mau Buat Kembarannya

(dem/dem)