Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen untuk menuntaskan misi pemerataan konektivitas digital di Indonesia pada tahun depan.
Upaya pemerataan akses telekomunikasi dan layanan internet itu direalisasikan dengan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G.
Direktur Infrastruktur BAKTI Kementerian Kominfo Danny Januar Ismawan mengatakan, dari 9.113 titik, data final yang menjadi target pembangunan BTS 4G sebanyak 7.904 lokasi. Dari jumlah itu, 4.343 BTS 4G yang sudah on-air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jumlah itu, dalam perjalanannya, yang dikontrak oleh BAKTI di tahun 2021 total ada 5.618. Saat ini 4.343 sudah on-air, artinya perangkat elektroniknya sudah terinstal, tower-nya sudah berdiri, dan sudah melayani masyarakat,” ujar Danny.
Selain itu, ada juga tambahan 630 site yang siap dioperasionalkan, sehingga bakal ada potensi lebih dari 4.900 BTS yang bakal dimanfaatkan secara penuh, apabila proses hukum diselesaikan.
Meski begitu, 600 lebih lokasi tersebut perlu treatment khusus karena terkait faktor keamanan, mengingat lokasinya sebagian besar berada di Indonesia timur, Papua.
“Sebagian besar berada di wilayah yang bermasalah dari aspek keamanan,” ujarnya.
Upaya pembangunan ini menjadi misi BAKTI Kominfo yang menargetkan semua desa dapat terhubung dengan konektivitas digital pada tahun 2025 mendatang.
Danny menerangkan, berdasarkan perencanaan awal jumlah desa di Indonesia yang belum terlayani layanan 4G sebanyak 12.548 desa.
“Jumlah terbagi menjadi dua. Penugasannya, 9.113 dibangun Pemerintah melalui BAKTI Kominfo di wilayah 3T, kemudian di wilayah non-3T ada 3.435 dilaksanakan oleh operator seluler melalui penugasan dari Kementerian Kominfo,” jelasnya.
Sementara itu Dirut BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar mengatakan hasil evaluasi bersama Satuan Tugas BAKTI Kominfo merumuskan ulang penyesuaian pembangunan BTS dari 7.904 menjadi 5.618 titik.
“Selain agar persoalan hukum semuanya clear dulu, berkurangnya titik pembangunan karena masuknya pihak swasta di beberapa wilayah 3T sesuai hasil survei Kementerian Kominfo,” ujarnya.
“Kami harapkan sampai tahun 2025, seluruh desa berpemukiman di Indonesia itu sudah tercover teknologi seluler atau tersedia jaringan internet, bagaimana membawa negara ini menjadi lebih baik menuju Indonesia emas dengan pendekatan digitalisasi,” tambahnya.
(osc)