Kominfo Sebut AI Bisa Lahirkan Profesi Baru, Gen Z Tak Perlu Khawatir

Jakarta, CNN Indonesia —

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria meminta generasi milenial dan Gen Z tak perlu khawatir soal potensi kecerdasan buatan (AI) mengambil pekerjaan mereka. Ia meyakini di masa depan masih akan banyak pekerjaan yang membutuhkan tenaga manusia seiring perkembangan teknologi.

Nezar mengatakan bahwa perkembangan teknologi tak selalu membuat hilangnya pekerjaan. Di sisi lain, inovasi teknologi justru bisa menciptakan lapangan kerja baru.

“Kekhawatiran kita sebetulnya lebih ke arah ancaman terhadap kemanusiaan tapi kalau di lapangan kerja selalu ada pekerjaan-pekerjaan baru yang terbuka dengan adanya inovasi teknologi,” kata Nezar dalam podcast What The Fact! Startech CNN Indonesia, Senin (11/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan bagaimana saat tahun-tahun awal penemuan radio dan televisi belum banyak profesi yang ditemukan. Namun, setelahnya mulai berkembang profesi seperti operator radio maupun kameramen.

Hal tersebut, menurut Nezar, juga bisa terjadi ketika teknologi AI berkembang dengan pesat di masa depan.

“Jadi ada begitu banyak pekerjaan yang mungkin akan dibutuhkan. Makannya yang harus diatur adalah tata kelola desain, pengembangan, sampai dengan pemakaian AI, nah ini yang dibutuhkan satu regulasi setidaknya memitigasi satu risiko yang bakal muncul,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nezar mengatakan bahwa untuk mengembangkan teknologi di Indonesia juga memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni. Hal ini, kata dia, bisa jadi celah untuk membuka lapangan pekerjaan baru.

Pasalnya, untuk mengembangkan teknologi AI perlu big data yang cukup besar. Menurut Nezar hal itu baru bisa tercapai jika SDM-nya terpenuhi.

“Untuk menopang satu transformasi digital sepeerti di Indonesia, talent-nya perlu banyak lagi. Kita setidaknya memelurkan 9 juta orang yang cakap secara digital di tahun 2023, yang sudah ngerti apa itu data science, apa itu big data, mengoperasikan cloud computing dan lain sebagainya masih kurang,” ujar dia.

“Dan Kominfo membuat program digital talent scholarship itu nanti buat anak-anak ya. Kita belum sampai ke sana, sejuta aja belum yang jadi digital talent-nya, baru 400 ribuan. Kita masih punya waktu sekitar tujuh tahun,” imbuh dia.

Sebelumnya, studi Populix mengungkap bahwa hampir sebagian besar pekerja dari generasi millenial dan Gen Z khawatir kehadiran kecerdasan buatan bakal menggantikan peran mereka di tempat kerja. Simak faktanya.

Populix dalam keterangannya mengatakan bahwa sentimen masyarakat terhadap masa depan dunia pekerjaan dii era perkembangan AI sangat beragam.

“Bagi sebagian responden, kekhawatiran terhadap pemanfaatan AI yang dapat menggantikan peran manusia di lingkup pekerjaan tampak besar. Sebanyak 55 persen responden menyatakan bahwa mereka khawatir pekerjaan mereka akan digantikan oleh AI,” kata Populix dalam keterangan resminya.

Penelitian dilakukan dengan menggabungkan beberapa metode, termasuk interview, review literatur, dan survei online pada September 2023.

Survei dilakukan selama dua minggu secara online melalui platform Poplite by Populix terhadap total 1.246 responden laki-laki dan perempuan Gen Z dan milienial di Indonesia.

(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *