Jakarta, CNBC Indonesia – Miliarder Elon Musk mendapat hantaman keras di pengujung 2023. Miliarder tersebut harus rela harta kekayaannya berkurang drastis hingga US$ 41 miliar (Rp 652 miliar) menjadi US$ 193 miliar (Rp 3.070 triliun).
Meski masih menduduki posisi pertama sebagai orang terkaya, namun ini adalah kali pertama harta Elon Musk jatuh di bawah US$ 200 miliar sejak Juni 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut dipicu oleh kinerja buruk salah satu perusahaannya, Tesla, di Q3 2023. Tesla melaporkan pendapatan senilai US$ 19,6 miliar di Q3 2023 atau turun tajam dari US$ 21,3 miliar pada kuartal sebelumnya.
Harga saham Tesla anjlok 10% menyusul laporan kinerja Q3 2023 dan hingga kini terus menurun. Saham Tesla ditutup terjun 4,8% di angka US$ 197,36 pada perdagangan Senin (30/10) kemarin. Secara total, saham Tesla sudah jatuh 21% pada bulan ini.
Musk mengatakan kondisi makroekonomi global sangat sulit. Pesimisme Musk dan ekspresi frustasi yang ia tunjukkan di hadapan investor menambah sentimen negatif terhadap kepemimpinannya.
Twitter Investasi Bodong
Tak berhenti sampai di situ, pekan ini pun terungkap ke publik bahwa nilai Twitter (kini X) sekarang sisa US$ 19 miliar (Rp 301 triliun). Angka itu jatuh 55% dari harga awal saat dibeli Musk tahun lalu senilai US$ 44 miliar (Rp 698 triliun).
Bisa dibilang, Twitter merupakan investasi bodong yang diambil oleh Musk.
Pada awal pekan ini, para karyawan yang tersisa di X diberikan penghargaan saham perusahaan dengan nilai valuasi US$ 19 miliar atau US$ 45 per lembar saham, menurut dokumen internal yang dilihat TheVerge.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa nilai perusahaan per lembarnya ditentukan oleh dewan direksi berdasarkan beberapa faktor.
Setelah Musk mencaplok X, ia mengatakan ingin merombak model kompensasi perusahaan mirip dengan SpaceX, perusahaannya yang bergerak di sektor roket dan satelit.
Mekanismenya adalah saham dipegang secara privat, tetapi karyawan bisa melakukan cash out ke investor luar. Tipe saham yang diberikan ke karyawan ini dinamai ‘restricted stock units’ atau RSU.
RSU ini diperoleh selama jangka waktu empat tahun sejak tanggal pemberiannya dan memerlukan ‘peristiwa likuiditas’, seperti IPO atau penjualan perusahaan, untuk dikenakan pajak sebagai pendapatan, tertera dalam dokumen internal.
Sejak dibeli Musk hingga baru-baru ini, karyawan tak tahu soal nilai perusahaan. Namun, penghargaan saham memberikan jawaban atas pertanyaan mereka selama setahun terakhir.
Masa depan Twitter pun bisa dibilang suram. Salah satu berasal dari tekanan Uni Eropa yang meminta layanan tersebut membasmi disinformasi di platformnya atau kena denda 6% dari total pendapatan di Eropa.
Menurut laporan ordal, Musk berencana mencabut akses X dari Eropa karena tak mampu mematuhi aturan tersebut. Pasalnya, sebagian besar tim yang bertugas memoderasi konten telah dipangkas.
Ke depan, Musk juga berencana menjadikan X sebagai platform keuangan yang menyeluruh. Agaknya, Musk mulai menyerah mengoperasikan media sosial. Namun, rencana banting setir jadi platform keuangan pun bisa dibilang ‘gambling’. Kita tunggu saja kelanjutan rencana ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Miris! Elon Musk Orang Terkaya, Ibunya Malah Tidur di Garasi
(fab/fab)