Jakarta, CNN Indonesia —
Gempa bumi Maroko menewaskan ratusan warga dan merusak bangunan di wilayah yang luas. Apa sebabnya bencana ini begitu merusak?
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Maroko, dalam siaran di televisi pemerintah Al Aoula, mengungkap korban tewas akibat gempa bumi ini meningkat menjadi 820 orang, dengan korban luka mencapai 672 orang.
Selain itu, ada 205 orang dalam kondisi kritis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagian besar korban berasal dari Marrakesh, yang merupakan mantan ibu kota Maroko, dan lima provinsi dekat pusat gempa. Jumlah korban diperkirakan akan bertambah seiring pencarian korban.
Berikut beberapa alasan banyaknya korban jiwa dan kerusakan akibat gempa tersebut:
Gempa dangkal
Dikutip dari Indian Express, Lembaga Survei Geologi AS (USGS) mengungkap gempa itu terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat (05.11 WIB) itu punya Magnitodo 6,8. Gempa susulan berkekuatan M 4,9 mengguncang 19 menit kemudian.
Pusat gempa berada di kota Ighil, sekitar 70 km barat daya Marrakesh.
USGS melaporkan bahwa pusat gempa berada sekitar 18,5 km di bawah permukaan Bumi. Sementara, badan seismik Maroko memperkirakan kedalamannya 11 km. Bagaimanapun juga, gempa ini terbilang cukup dangkal.
Menurut para ahli, gempa seperti ini umumnya lebih berbahaya karena membawa lebih banyak energi dibandingkan saat muncul ke permukaan, jika dibandingkan dengan gempa yang terjadi jauh di bawah permukaan.
Jarang gempa
USGS mengungkap gempa bumi jarang terjadi di kawasan Afrika Utara, dengan tingkat kegempaan yang relatif rendah di sepanjang tepi utara benua Afrika.
Lahcen Mhanni, Kepala Departemen Pemantauan dan Peringatan Seismik di National Institute of Geophysics, dikutip dari AP, mengatakan gempa tersebut adalah yang terkuat yang pernah tercatat di wilayah pegunungan tersebut.
Berbeda dengan wilayah yang sering dilanda gempa, Maroko juga tidak siap menghadapi bencana serupa.
Meskipun tingkat kegempaan rendah, USGS mengungkap “gempa bumi besar yang merusak pernah tercatat dan dilaporkan dari Maroko di Mediterania barat”.
Bangunan tak siap
Meski pernah diguncang gempa bumi 1960 yang menewaskan ribuan orang, yang juga membawa perubahan pada peraturan konstruksi bangunan, sebagian besar bangunan di Maroko, terutama di daerah pedesaan dan kota-kota tua, tidak dibangun untuk tahan terhadap guncangan sekuat itu.
Dalam gempa terbaru ini, banyak rumah di kota lama Marrakesh yang padat penduduk, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, runtuh.
Rekaman menunjukkan tembok kota abad pertengahan mengalami retakan besar dan bagian-bagian yang runtuh. Tim penyelamat saat ini bekerja untuk menemukan orang-orang di bawah reruntuhan.
Di desa-desa dekat pusat gempa, kondisinya kemungkinan lebih buruk.
“Tetangga kami ada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa itu,” kata Montasir Itri, seorang penduduk desa pegunungan Asni yang dekat pusat gempa, dikutip dari Reuters.
Menurutnya, sebagian besar rumah di desa tersebut rusak. Desa-desa seperti Asni ini terletak di pegunungan Atlas dengan akses yang sulit buat pihak berwenang dan tim penyelamat.
Sesar miring
Gempa terbaru ini, kata USGS, terjadi karena “konvergensi lempeng Afrika ke arah utara terhadap lempeng Eurasia di sepanjang batas lempeng yang kompleks”.
Soal penyebab gempa terakhir ini, USGS mengaitkannya dengan “sesar miring terbalik (oblique-reverse faulting) pada kedalaman dangkal di pegunungan Atlas Tinggi Maroko.”
Sesar merupakan rekahan atau zona rekahan antara dua lempeng batuan. Sesar memungkinkan lempeng-lempeng Bumi bergerak relatif satu sama lain dan menyebabkan gempa bumi. Saat terjadi gempa, batu di satu sisi patahan tiba-tiba tergelincir terhadap sisi lainnya.
Para ilmuwan menggunakan sudut sesar terhadap permukaan (dikenal sebagai kemiringan/dip) dan arah slip di sepanjang sesar untuk mengklasifikasikan sesar.
Sesar yang bergerak searah dengan bidang kemiringan disebut sesar dip-slip, sedangkan sesar yang bergerak secara horizontal disebut sesar mendatar (strike-slip faults).
[Gambas:Video CNN]
(tim/arh)