Mengejutkan, Begini Efek China Perangi Polusi Hingga Dipuji

Jakarta, CNBC Indonesia – Laporan tahunan Air Quality Life Index oleh Institut Kebijakan Energi di Universitas Chicago memuji keberhasilan China dalam mengatasi polusi. Dalam laporan yang sama, Air Quality Life Index menyebutkan bahwa rata-rata usia masyarakat China akan lebih panjang sekitar 2,2 tahun berkat kualitas udara yang mulai membaik.

Melansir dari CNN Internasional, tingkat polusi secara global dilaporkan sedikit menurun dari tahun 2013 hingga 2021.

Menurut laporan Air Quality Life Index, hal ini salah satunya berkat keberhasilan China dalam mengatasi polusi. Sebab, tanpa perbaikan yang dilakukan oleh China, rata-rata polusi dunia diklaim akan meningkat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, kota-kota China selalu mendominasi peringkat global sebagai kualitas udara terburuk di dunia. Pada 2021, Beijing sempat mencatat kualitas udara bulanan terbaik sejak 2013.

“Warna biru Beijing secara bertahap menjadi norma baru kita,” kata Menteri Lingkungan China saat itu, dikutip Sabtu (2/9/2023).

Kemajuan tersebut diklaim mampu dicapai China karena pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama untuk berusaha keras melawan polusi.

Sebagai contoh, laporan tersebut menyebutkan bahwa sejak 2014, pemerintah China telah membatasi jumlah mobil di jalanan kota-kota besar, melarang pembangunan pembangkit listrik batubara baru di daerah yang paling tercemar, mengurangi emisi atau menutup pabrik-pabrik yang sudah ada, dan mengurangi aktivitas industri yang tingkat polusinya tinggi, seperti pembuatan besi dan baja.

“Pada dasarnya, dasar dari tindakan-tindakan tersebut adalah elemen yang sama, yakni kemauan politik dan sumber daya, baik manusia maupun finansial, yang saling memperkuat,” tulis laporan tersebut.

“Ketika masyarakat dan pembuat kebijakan memiliki elemen ini maka tindakan bakal jauh lebih mungkin terjadi,” lanjut laporan tersebut.

Namun, laporan ini memperingatkan bahwa masih ada hal yang harus diselesaikan Negeri Tirai Bambu itu. Sebab, China masih menjadi negara paling tercemar ke-13 di dunia. Polusi partikulat di Beijing diklaim masih 40 persen lebih tinggi daripada di wilayah paling tercemar di Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan tersebut, meskipun tingkat polusi partikulat di China sesuai dengan standar nasionalnya, mereka secara signifikan melampaui pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, berbeda dengan China, di beberapa tempat lain situasi udara malah semakin memburuk.

Asia Selatan kini disebut sebagai ‘pusat polusi global’. Sebab, empat negara di Asia Selatan, yakni Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan yang secara kolektif mencakup hampir seperempat populasi dunia, memiliki kualitas udara yang sangat buruk.

Di masing-masing negara ini, rata-rata penduduk kehilangan lima tahun dari usia hidup mereka akibat polusi. Beban tersebut bahkan lebih tinggi di daerah-daerah yang paling tercemar.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Beda sama Anies, Bos Startup: Mobil Listrik Harus Banyak

(dce)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *