Ternyata Ada 3 Jenis Pekerjaan Aman dari Serbuan AI, Ini Dia

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejak dimulainya revolusi industri, akan selalu ada ancaman dari mesin teknologi baru. Mulai dari masa alat tenun mekanis hingga microchip seperti saat ini, akan mengambil alih pekerjaan manusia.

Secara umum, manusialah yang selama ini selalu menang. Tapi kini, beberapa ahli percaya dengan kehadiran AI, ancaman tersebut menjadi nyata.

Robot benar-benar akan hadir ke tengah kehidupan masyarakat dan melakukan beberapa pekerjaan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Laporan dari Goldman Sachs pada Maret 2023 memperkirakan, AI yang mampu menghasilkan konten dapat melakukan seperempat dari seluruh pekerjaan yang saat ini dilakukan manusia.

Laporan tersebut lebih lanjut mencatat, di seluruh Uni Eropa dan AS, 300 juta pekerjaan bisa hilang akibat otomatisasi. Dan hal ini bisa berakibat buruk.

“Hal ini tidak hanya terjadi pada individu, tapi bisa juga terjadi secara sistemik,” kata Martin Ford, penulis Rule of the Robots: How Artificial Intelligence Will Transform Everything, dikutip dari BBC, Sabtu (2/9/2023).

“Ini bisa terjadi pada banyak orang, mungkin terjadi secara tiba-tiba, dan mungkin terjadi pada saat yang bersamaan. Dan hal ini berdampak tidak hanya pada individu-individu tersebut, namun juga pada perekonomian secara keseluruhan,” imbuhnya.

Pekerjaan yang “Aman” dari AI

Namun, tak semuanya berita buruk. Para ahli mengatakan masih ada hal-hal yang AI tidak mampu lakukan, misalnya tugas-tugas yang melibatkan kualitas manusia, seperti kecerdasan emosional dan pemikiran out-the-box.

Dan beralih ke peran atau pekerjaan pada bidang tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan digantikan oleh AI.

Ford membaginya menjadi tiga kategori jenis pekerjaan yang tidak akan ‘tersentuh’ oleh AI.

Pertama adalah pekerjaan yang benar-benar kreatif.

“Anda tidak melakukan pekerjaan yang diformulasikan atau hanya mengatur ulang sesuatu, namun Anda benar-benar memunculkan ide-ide baru dan membangun sesuatu yang baru,” ujarnya.

Tapi perlu dicatat, tidak semua pekerja kreatif bisa aman. Faktanya, hal-hal seperti desain grafis dan peran terkait seni visual mungkin termasuk yang pertama kali hilang karena digantikan AI. Algoritma dasar dapat mengarahkan bot untuk menganalisis jutaan gambar, sehingga memungkinkan AI menguasai estetika secara instan.

Rasa aman di bidang ‘kreatif’ lain bisa datang dari ilmu kedokteran, pengetahuan, dan hukum.

“Dalam ilmu pengetahuan, kedokteran, dan hukum, orang-orang yang tugasnya menghasilkan strategi hukum atau strategi bisnis baru. Saya pikir akan terus ada tempat di sana bagi umat manusia,” tuturnya.

Kategori terisolasi kedua, lanjutnya, adalah pekerjaan yang memerlukan hubungan interpersonal.

Profesi ini termasuk perawat, konsultan bisnis, dan jurnalis investigasi.

Ini adalah pekerjaan, di mana memerlukan pemahaman mendalam tentang orang. Ia menilai akan memakan waktu lama sebelum AI memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan cara yang benar-benar membangun hubungan”.

Zona aman ketiga, adalah pekerjaan yang sangat membutuhkan banyak mobilitas dan ketangkasan serta kemampuan memecahkan masalah dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi.

Seperti pekerjaan sebagai tukang listrik, tukang ledeng, tukang las dan sejenisnya, yang termasuk dalam kategori ini.

“Ini adalah jenis pekerjaan di mana Anda selalu menghadapi situasi baru,” kata dia.

“Mereka mungkin yang paling sulit untuk diotomatisasi. Untuk mengotomatiskan pekerjaan seperti ini, Anda memerlukan robot fiksi ilmiah. Anda memerlukan C-3PO Star Wars.”

Meskipun manusia kemungkinan besar akan tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut, bukan berarti profesi-profesi tersebut sepenuhnya terisolasi dari perkembangan AI.

Faktanya, kata Joanne Song McLaughlin, profesor ekonomi tenaga kerja di Universitas Buffalo, sebagian besar pekerjaan, apa pun industrinya, memiliki aspek yang cenderung diotomatisasi oleh teknologi.

“Dalam banyak kasus, tidak ada ancaman langsung terhadap pekerjaan, tetapi tugas akan berubah.” katanya.

“Pekerjaan manusia akan menjadi lebih fokus pada keterampilan interpersonal,”

“Sangat mudah untuk membayangkan bahwa, misalnya, AI akan mendeteksi kanker jauh lebih baik daripada manusia. Di masa depan, saya berasumsi dokter akan menggunakan teknologi baru tersebut. Namun menurut saya seluruh peran dokter tidak akan tergantikan.”

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


ChatGPT Bawa Malapetaka, Ini 4 Bahaya AI Buat Manusia

(dce)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *