Jakarta, CNN Indonesia —
Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat sempat digadang-gadang sebagai situs tertua di dunia. Sayangnya, penelitian pada situs arkeologi ini diduga terabaikan pihak pemerintah saat ini.
Proyek arkeologi berskala besar tersebut terangkat kembali usai temuan Piramid atau Piramida Toba, Sumatra Utara. Tim penelitinya dipimpin oleh orang yang sama, yakni Pakar Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja.
Danny menduga Piramid Toba memiliki beberapa kemiripan dengan Gunung Padang meski ada beberapa perbedaan struktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya ingin tahu struktur di luarnya lebih detail lagi, kita juga ingin tahu apakah ada struktur lagi di dalamnya, seperti Gunung Padang,” ucapnya, saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Kemiripan keduanya ada pada penyusunan batu dan teras. Sementara, perbedaannya adalah Piramid Toba mayoritas masih utuh dan jenis batuannya.
“Kalau Gunung Padang kan hanya di puncaknya saja yang masih utuh ya, kalau ini dari atas sampai ke bawah masih utuh. Jenis batunya lain. Kalau yang gunung padang itukan jenis yang batu panjang. Kalau ini batunya membulat bahkan lebih gede,” jelas Danny.
Pernah raih karpet merah
Berdasarkan pemberitaan, Situs Gunung Padang ini pernah diklaim berusia 10 ribu tahun dan semasa dengan situs Göbekli Tepe di Turki. Situs yang diprakirakan pertama kali dibangun pada 8.000 Sebelum Masehi ini juga diduga memiliki struktur ruangan di dalamnya.
Jika benar, usianya lebih tua dari Piramida di Mesir yang dibangun sekitar 2.500 SM, peninggalan kota tua Mahenjo Daro dan Harrapa di India yang berusia 3.000 tahun, dan budaya Mesopotamia yang berada di era yang sama.
Pada 2018, Danny menyebut situs megalitikum Gunung Padang tidak dibangun pada satu era. Pasalnya, struktur tersebut tampak dibangun berkelanjutan dalam tiga masa dari 8.000 SM hingga 1.000 SM.
Lapisan tertua yang berusia 10 ribu tahun tertimbun di bawah tanah, sedangkan lapisan termuda berusia 3.000 tahun.
Penelitian situs Gunung Padang sempat mendapat dukungan besar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Staf Khusus Presiden Andi Arief pun menjadi bagian tim ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh ikut mendukungnya.
Sejumlah prajurit TNI dikerahkan ke lokasi untuk ikut menggali situs dengan menggunakan cangkul hingga bor. Helipad dibangun untuk menyambut kedatangan SBY, Februari 2014.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu kemudian menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pelindungan, Penelitian, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Situs Gunung Padang.
Meski demikian, penelitian pada situs ini tak berlanjut saat rezim berganti.
“Nasibnya agak terkatung-katung, kurang diperhatikan. Padahal merupakan warisan Indonesia yang besar. Bukan hanya untuk ilmu pengetahuan, tapi bisa jadi ikon pariwisata yang tidak kalah dengan Piramida Giza,” keluh Danny.
“Padahal setahu saya sudah ada Perpres, Permen dari Kemendikbud di tahun 2014 untuk meneruskan penelitian dan pemugaran,” lanjutnya.
Kritik para ahli di halaman selanjutnya…