Jakarta, CNBC Indonesia – Astronom di Australia menerima sinyal dari galaksi sejauh 8 miliar tahun cahaya. Peristiwa pancaran rentetan radio (fast radio burst) ini disebut dengan FRB 20220610A.
Berusia 8 miliar tahun, FRB 20220610A adalah FRB “tertua” yang pernah direkam manusia. Energi yang dipancarkan juga sangat besar, melampaui titik maksimum teoritis hingga 3,5 kali lipat.
Ilmuwan masih belum tahu sumber FRB yang terdeteksi di Bumi. Beberapa FRB hanya sekali terdeteksi, beberapa terjadi berulang kali. Sinyal FRB yang berulang kali terdeteksi diperkirakan berasal dari bintang neutron yang mengelilingi sebuah objek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bintang neutron memiliki daya magnet yang sangat besar. Interaksi bintang neutron dengan plasma di sekelilingnya menciptakan ledakan energi dalam bentuk gelombang radio dalam waktu pendek.
Ratusan FBR telah terdeteksi dari Bumi sejak 2007.
“Ledakan ini memiliki energi setara dengan energi yang dihasilkan Matahari dalam 30 tahun. Energi ini cukup untuk membuat popcorn di mangkok seukuran dua kali Matahari,” kata Ryan Shannon dari Swinburne University of Technology seperti dikutip New Scientist, Senin (23/10/2023).
Shannon dan tim mendeteksi sinyal berusia 8 miliar tahun tersebut menggunakan teleskop radio Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP).
Menurutnya, sinyal radio seperti FRB bisa memecahkan misteri soal antariksa.
“Kami kemudia menggunakan European Southern Observatory (ESO) Very Large Telescope (VLT) di Cile untuk mencari galaksi asalnya, yang ternyata jauh lebih tua dan jauh dibandingkan dengan sumber FRB lainnya,” kata Stuart Ryder dari Macquarie University dikutip oleh IFL Science.
Hingga saat ini, astronom baru berhasil mendeteksi galaksi asal 50 FRB. Penelitian soal FRB bisa digunakan untuk mencari “material yang hilang” di antariksa.
“Jika kita menghitung jumlah material normal di antariksa, atom yang menyusun kita semua, sekitar setengahnya masih hilang. Kami memperkirakan material yang hilang ini tersembunyi di ruang antara galaksi. Namun, saking panasnya, material ini tidak bisa tampak menggunakan teknik yang normal,” kata Shannon.
FRB bisa digunakan untuk mendeteksi material yang terionisasi ini. “Bahkan di ruang yang nyaris kosong mereka bisa membantu melihat semua elektron, sehingga kita bisa memperkirakan berapa banyak ‘benda’ ada di antara galaksi,” kata Shannon.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Peneliti Ungkap 99% Emas Bumi Terkubur di Wilayah Ini
(dem/dem)