Fakta Mengejutkan Soal Beda Polusi Udara dari Mobil BBM dan EV


Jakarta, CNN Indonesia —

Polusi udara yang dihasilkan kendaraan listrik, yang digadang-gadang jadi solusi kualitas udara lebih bersih, malah lebih banyak dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) jadi pemicunya.

Dalam beberapa kesempatan, sejumlah pejabat mempromosikan kendaraan listrik berbasis baterai alias electric vehicle (EV) sebagai solusi udara yang lebih bersih.

“Untuk itu saya berharap teman-teman para pengusaha, inovator, pemegang kebijakan jangan ragu-ragu bahwa EV adalah mobil masa depan untuk kepentingan dunia yang semakin bersih,” ujar Moeldoko, Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) sekaligus Kepala Staf Kepresidenan, dalam acara pembukaan pameran kendaraan listrik PEVS 2023 di JIExpo, Maret lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Senada, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan mewajibkan pegawai Pemprov DKI menggunakan kendaraan listrik sebagai upaya menekan polusi udara di Jakarta.

“Pak Menteri kan menyarankan WFH, terus lebih dipikirkan untuk tarif parkir dan lain-lain. Kalau saya nanti pegawai DKI eselon IV ke atas harus menggunakan kendaraan listrik, minimal motor listrik,” kata dia, belum lama ini.

Benarkah demikian faktanya?

Studi dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyebutkan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) memang bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah polusi.

Namun, yang perlu diingat adalah saat ini listrik yang digunakan masih banyak yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Dalam studinya, CREA mengungkap pembangkit listrik batu bara menghasilkan polusi yang sangat tinggi karena kurangnya pengendalian emisi terhadap polutan yang paling berbahaya.

“Akibatnya, mengendarai kendaraan listrik yang menggunakan jaringan listrik rata-rata saat ini di Jawa-Bali akan menghasilkan jumlah emisi SO2 yang jauh lebih besar, emisi PM yang sedikit lebih banyak, dan jumlah emisi NOx yang sama dengan rata-rata kendaraan baru berbahan bakar bensin,” demikian laporan CREA dalam studinya, Rabu (30/8).

Laporan CREA juga menunjukkan perbandingan emisi dari mobil listrik dan mobil bensin tidak terlalu berbeda jauh. Emisi gas buang yang dihasilkan itu di antaranya Sulfur Dioksida (SO2), NOx (Mono-Nitrogren Oksida), CO2 (Karbon Dioksida), hingga Particulate Matter (PM).

Hasilnya, emisi SO2 dari mobil listrik mencapai 0,19 gram/km, jauh lebih tinggi dari mobil bensin yang hanya menghasilkan 0,04 g/km.

Untuk emisi NOx, baik mobil listrik dan mobil bensin sama-sama menghasilkan 0,25 g/km.

Senada, mobil listrik juga menghasilkan PM lebih besar, yakni 0,03 g/km dibanding mobil bensin yang cuma menghasilkan 0,025 g/km.

Namun, emisi gas CO2 yang dikeluarkan mobil listrik lebih sedikit, yakni 104 g/km, beda tipis dari mobil bensin yang menghasilkan 140 g/km Karbon Dioksida.

Menurut CREA hasil studi ini tidak untuk menunda transisi ke kendaraan listrik, tapi lebih untuk “mempercepat pembersihan jaringan listrik”.

“Transisi ke pembangkit listrik ramah lingkungan dan transisi ke kendaraan listrik membutuhkan waktu, sehingga kedua transisi tersebut harus segera dimulai,” kata CREA.

“Tanpa transisi ke pembangkit listrik ramah lingkungan, peralihan ke kendaraan listrik hanya akan memindahkan emisi dari satu tempat ke tempat lain, bukan menghilangkannya,” lanjut lembaga nirlaba itu.

Terpisah, Guru Besar Teknik Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari, yang tak terkait studi CREA, mengungkap penggunaan mobil listrik di Indonesia dapat menurunkan kadar emisi pada 2030 hingga 20 persen.

Ia mengingatkan penetrasi terkait penggunaan mobil listrik terhadap pasar harus jadi perhatian pemerintah.

“Penetrasinya tidak bisa seperti kita membalikkan tangan. Kalau mobil listrik itu perlu waktu ya untuk penetrasi ke market, penetrasi ke pemakaian itu berapa persen,” kata Puji.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *