Jakarta, CNBC Indonesia – Roket milik angkatan luar angkasa Amerika Serikat (US Space Force) membuat langit menjadi ‘bolong’.
Pada September 2023 lalu, US Space Force memerintahkan peluncuran roket ke luar angkasa. Dalam 27 jam setelah perintah peluncuran, Firefly Aerospace meluncurkan roket Alpha dari pangkalan peluncuran roket Vandenberg di California pada 14 September 2023 pukul 10.28 malam waktu setempat.
Melansir dari Space.com, peristiwa tersebut adalah rekor waktu tersingkat dari keluarnya perintah hingga ke peluncuran roket. Diketahui, peluncuran roket ternyata dilakukan secara diam-diam tanpa publikasi, termasuk siaran langsung melalui platform streaming.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Space Force, Roket Alpha membawa satelit Victus Nox milik militer AS yang bertugas menjalankan misi “pengawasan wilayah luar angkasa” agar AS selalu mengetahui apa yang terjadi di orbit Bumi.
Letusan asap roket Alpha terlihat dari jarak 1.600 kilometer. Setelah asap hilang, cercah cahaya merah terlihat di langit.
Menurut Space.com, cahaya merah tersebut adalah tanda ada lubang di ionosfer, yaitu lapisan atmosfer yang berjarak di wilayah antara 80 km dan 645 km dari permukaan Bumi.
Lubang ionosfer juga pernah terlihat saat roket Falcon 9 buatan SpaceX milik Elon Musk diluncurkan pada Juli lalu. Sebuah noktah berwarna merah darah terlihat di atas Arizona dari jarak ratusan kilometer.
Lubang ionosfer tercipta saat bahan bakar roket terbakar di bagian tengah ionosfer (200 km hingga 300 km di atas permukaan Bumi). Menurut Live Science, fenomena ini tercipta karena buangan karbon dioksida dan uap air dari roket membuat oksigen yang terionisasi kembali berubah menjadi molekul oksigen normal.
Proses deionisasi membuat molekul “terangsang” sehingga menghasilkan energi yang tampak sebagai cahaya. Aurora juga terbentuk oleh proses serupa. Perbedaannya, cahaya aurora terbentuk karena pancaran radiasi matahari di ionosfer.
Lubang di ionosfer akibat roket Space Force tertutup dalam hitungan jam. Oleh karena itu, lubang tersebut tidak berbahaya bagi penduduk Bumi.
Firefly Aerospace meraih kontrak Victus Nox pada Oktober 2022. Dalam kontrak tersebut, Victus Nox akan ditempatkan di orbit yang tidak direncanakan dan harus meroket kurang dari 24 jam setelah perintah peluncuran.
Agar bisa meluncurkan roket dalam waktu singkat, tim Firefly Aerospace harus memprogram lintasan terbang roket, menyelimuti satelit dengan material proteksi, membawa satelit ke lokasi peluncuran, menempatkan satelit di roket, dan mengecek ulang dalam 24 jam.
Menurut Letkol MacKenzie Birchenough dari Space Force, tujuan misi Victus Nox adalah “memamerkan kemampuan AS untuk menempatkan aset di orbit kapan saja dan di mana saja sesuai kebutuhan, hanya dalam waktu singkat.”
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Akhirnya Astronaut Bisa Makan Kentang Goreng di Luar Angkasa
(Rindi Salsabilla/hsy)