Deret Daerah Potensial Cuaca Ekstrem, Jatim Sekilas Disapa Hujan


Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah wilayah Indonesia, terutama wilayah Sumatra dan Papua, diprediksi masih rutin diguyur hujan dalam sepekan ke depan. Sementara itu, daerah-daerah di Pulau Jawa, selain Jawa Timur, diprediksi masih kering.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)” kata BMKG dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 19-25 September 2023.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan di wilayah,” lanjut BMKG.

Faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia sangat mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

Daerah yang berpotensi akan dilanda hujan lebat salah satunya adalah Sumatra bagian utara dan daerah-daerah lain yang sudah masuk musim hujan. Berikut daftar lengkapnya:

19 – 20 September 2023:

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat, Papua.

21 – 22 September 2023

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Papua.

23 – 25 September 2023

Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Papua Barat, dan Papua.

Mengapa hujan lebat belum merata di Pulau Jawa? BMKG menuturkan sejumlah fenomena atmosfer berpengaruh pada kondisi ini.

Aktivitas gelombang Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian besar Sumatra, Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan, dan Maluku Utara.

Sementara itu, gelombang Kelvin diprakirakan aktif di sebagian wilayah Sumatra Selatan, Lampung, Maluku bagian selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Papua dalam sepekan ke depan.

“Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” kata BMKG.

Sedangkan untuk skala global, nilai Southern Oscillation Index (SOI), IOD, dan Nino 3.4 menurut BMKG tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

MJO aktif pada kuadran 2 (Samudera Hindia), menunjukkan kondisi yang tidak signifikan untuk wilayah Indonesia. Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Selanjutnya, sirkulasi siklonik terpantau di Laut Sulu selatan Filipina dan di Samudera Pasifik timur Filipina yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi).

Kondisi ini memanjang dari Laut Sulu hingga Laut Sulawesi, dari perairan Kepulauan Sangihe-Talaud hingga Laut Sulu, dan dari Samudera Pasifik utara Papua Barat.

Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat dan dari Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(dir/dmi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *