Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah blunder tercatat jelas dilakukan akun media sosial otoritas pertahanan Israel, IDF, dan akun resmi lainnya soal perang di Gaza. Malu enggak tuh?
Perang ini dimulai ketika kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza menyerbu wilayah Israel pada Sabtu (7/10). Israel menyebut sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera.
Negara Zionis melakukan serangan balasan ke Gaza memburu Hamas secara membabi-buta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per Sabtu (18/11), Pemerintahan Hamas di Gaza mengungkap jumlah korban perang di kawasan Palestina sudah mencapai 12.300 orang sejak 7 Oktober.
Di antara para korban jiwa itu, lebih dari 5.000-nya merupakan anak kecil, 3.300 wanita. Di luar itu, 30 ribu orang lainnya terluka.
Menurut data PBB, sekitar 1,6 juta orang menjadi pengungsi di dalam Jalur Gaza selama enam pekan peperangan.
Dalam misinya memburu Hamas, Israel melancarakan pula operasi media sosial termasuk yang dilakukan oleh akun Twitter atau X milik tentara nasional Israel (IDF).
Masalahnya, beberapa informasi yang diunggah ketahuan bohongnya atau setidaknya cacat secara logika. Terlepas dari blunder-blunder itu, mereka enggak ada malu-malunya atau pun mengakui kesalahan itu.
Berikut deret blunder akun IDF tersebut dirangkum dari penelusuran dan berbagai sumber:
Lupa edit video
IDF dirujak habis netizen usai kedapatan menghapus sebuah unggahan video yang menunjukkan penggeledahan gedung khusus magnetic resonance imaging (MRI) di Rumah Sakit Al Shifa, Jalur Gaza.
Dikutip dari Al Jazeera, aksi militer Tel Aviv menghapus, menyunting, dan mengunggah ulang video itu dilakukan pada Kamis (16/11) di media sosial X (sebelumnya Twitter).
Dalam video tersebut, salah satu tentara Israel berusaha meyakinkan netizen telah menemukan bukti keberadaan Hamas di RS Al Shifa melalui video yang langsung diunggah tanpa diedit.
Sayangnya, ada beberapa bagian dari video yang diedit, termasuk diburamkan (blur) dan dipotong, sehingga memicu pertanyaan netizen soal validitas video tersebut.
“Situ lupa memburamkan laptop di unggahan sebelumnya, karena itu menunjukkan bahwa laptop tersebut milik IDF ya?” sindir salah satu netizen.
“Anda mengunggah ulang dan menghapus kalimat ‘tidak ada potongan, tidak ada editan, kebenaran yang tidak bisa disangkal’, apakah artinya video baru ini benar-benar telah diedit dan tidak ada kebenarannya?” tulis seorang warganet lain.
Salah satu warganet juga ada yang mengatakan laptop yang terekam pada video pertama menunjukkan merek Lenovo Thinkpad T490, yang pada video kedua diblur oleh Israel.
Tepat di sebelah laptop tersebut, ada tumpukan disc yang sempat disentuh oleh juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus, selaku narator video. Namun, yang jadi masalah ialah tipe laptop tersebut tidak bisa memutar disc.
Kalender dianggap daftar anggota Hamas
Blunder berikutnya dilakukan IDF ketika mereka salah mengira kalender sebagai daftar nama anggota Hamas.
Dalam sebuah video yang diunggah akun IDF, seorang anggota IDF berhasil melewati sebuah terowongan yang diklaim sebagai tempat menawan sandera. Ia tiba di sebuah ruangan yang diklaimnya sebagai tempat para anggota Hamas menahan para sandera.
“Kami sedang melakukan operasi […] melawan Israel,” kata anggota tersebut dalam video, sambil menunjuk sebuah kalender yang dipaku di dinding.
Dikutip dari Geo, dia menggambarkannya sebagai “daftar penjagaan di mana setiap teroris menulis namanya dan setiap teroris memiliki giliran jaga masing-masing untuk menjaga orang-orang yang ada di sini.”
Ketika militer Israel mengunggah video tersebut di akun X, orang-orang dengan cepat menyebut bahwa IDF perlu belajar bahasa Arab karena mereka dikelilingi oleh negara-negara berbahasa Arab.
Kesaksian palsu di halaman berikutnya…