Jakarta, CNN Indonesia —
Ikan purba Indonesian coelacanth yang langka bisa ditemukan di Indonesia berkat metode environmental DNA (eDNA).
Coelacanth merupakan spesies ikan yang sangat terancam punah. Para ilmuwan sebelumnya cuma dapat mempelajari spesies ini dari spesimen yang sudah ditangkap dan mati.
Onny Nurrahman Marwayana, Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memaparkan pendeteksian ikan purba ini terjadi pada 2017-2019.
Tekniknya melalui eDNA yang diambil sampelnya dari air laut di perairan Manado, Sulawesi Utara, dan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Intinya, riset ekologi dengan penggunaan teknologi molekuler pada ekosistem marine dan terrestrial.
“Environmental DNA (eDNA) adalah material genetik atau DNA yang ditemukan di suatu lingkungan, baik perairan, darat, maupun udara yang dapat dijadikan sampel serta dianalisis menggunakan metode molekuler. Metode ini mulai diterapkan pada awal 2000-an,” tuturnya, dikutip dari situs BRIN, Kamis (12/10).
Menurutnya, eDNA metabarcoding juga bisa dimanfaatkan untuk biomonitoring, deteksi spesies, dan deteksi spesies langka. Di luar itu, eDNA juga dapat menjelaskan interaksi spesies tumbuhan dengan polinatornya, jenis makanan yang dikonsumsi oleh hewan tertentu.
Tak ketinggalan, ada manfaat deteksi invasif spesies dan melacak biodiversitas yang hilang.
Onny menyebut mulanya sampel diambil dari zona mesopelagik atau di sekitar kedalaman 200 hingga 1000 meter.
“Melalui tahapan pengambilan sampel air di zona mesopelagic laut, melakukan filtrasi, membuat DNA ekstract, amplify, dan sequence DNA untuk mencocokkan dengan referensi, hasilnya confirm bahwa itu jenis coelacanth yang kami cari,” lanjut dia, yang saat ini sedang menyelesaikan Ph.D di University of California, Los Angeles (UCLA).
Coelacanth versi hidup pertama kali ditangkap bukan di Indonesia.
Spesies yang bentuknya hampir tidak berubah selama 420 juta tahun itu, dikutip dari The Guardian, pertama kali ditangkap hidup-hidup di lepas pantai kota pelabuhan London Timur pada 1938.
Penemuan ini diikuti dengan penangkapan beberapa spesimen hidup lainnya di lepas kepulauan Komoro pada 1950-an yang menegaskan bahwa Coelacanth belum punah.
Sempat meyakini Coelacanth hidup sekitar 20 tahun, hasil riset pakar Prancis yang diterbitkan di Current Biology menyebut ikan ini bisa hidup selama seabad.
Selain itu, ahli menemukan Coelacanth betina mencapai kematangan seksual sampai akhir usia 50-an dan dapat hamil selama lima tahun. Sementara, ikan jantan matang secara seksual di usia 40-69 tahun.
[Gambas:Video CNN]
(tim/arh)