Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi digital menjadi faktor pendukung yang penting disetiap industri, tak terkecuali dunia perikanan. Apalagi, Indonesia adalah salah satu negara perikanan terbesar di dunia.
Seperti yang dilakukan oleh Aruna, startup yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan. Arunaa menggunakan teknologi sebagai alat yang membantu nelayan menangkap hasil laut hingga mengolahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi.
CSO Aruna Utari Octavianty mengatakan Aruna tidak menyodorkan teknologi langsung ke nelayan, seperti meminta mereka menggunakan aplikasi atau menyuruh nelayan berjualan melalui ecommerce.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka membangun teknologi untuk membuat seluruh proses bisnis di ekosistem perdagangan hasil laut di Indonesia lebih mulus sehingga nelayan tidak bingung lagi menjual produknya.
“Kami membuat pabrik pemrosesan mini di mana kami dapat melakukan transaksi langsung dengan nelayan, di mana nelayan juga memasang Internet of Things, seperti analitik pelacak GPS, yang terintegrasi dengan beberapa perusahaan berbasis cloud,” kata Utari dalam ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF), di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Lalu, sistem yang dirancang perusahaan bisa melacak pergerakan nelayan, setelah itu mereka bisa melacak hasil laut yang didapatkan. Ini menjadi sesuatu yang penting bagi para pelanggan.
Aruna mengekspor produk hasil laut Indonesia ke luar negeri termasuk negara di bagian utara Amerika dan Jepang. Banyak konsumen di negara tersebut sangat memperhatikan produk laut yang mereka beli, terkait keamanan pangan, kualitas, hingga lokasi dan cara penangkapan.
“Jadi begitulah yang ada di Aruna, kami berusaha melayani para nelayan tidak hanya terdidik untuk menangkap ikan, tetapi mereka juga bisa menghasilkan makanan laut dengan pola pikir keberlanjutan,” jelasnya.
Saat ini Aruna memiliki 150 desa nelayan yang sudah bergabung, dan ada sekitar 40.000 nelayan di dalamnya. Untuk bisa menjangkau semuanya, jika ada keperluan tim Aruna menggunakan beberapa teknologi sederhana seperti Zoom untuk berkomunikasi dengan nelayan. Perusahaan juga menggunakan platform seperti Coursera untuk meningkatkan pendidikan nelayan mereka.
“Kami tidak mengajari mereka cara memancing karena mereka sudah ahli dalam hal tersebut, namun kami mengajari para nelayan cara berkomunikasi, cara memahami makanan laut yang berkelanjutan, bagaimana AI dapat membantu mereka dan anak-anak mereka menjadi nelayan yang lebih hebat di masa depan.” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Merah Putih Fund Keker 30 Startup, Siap Kasih Dana Rp 4,7 T
(dem/dem)