Belajar dari Hawaii, Teori Konspirasi Cepat Menyebar saat Bencana


Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah video teori konspirasi viral di media sosial dan membuat klaim yang tidak berdasar bahwa kebakaran hutan di Maui, Hawaii dibakar dengan sengaja.

Meskipun penyebab kebakaran belum diketahui, Hawaiian Electric, perusahaan listrik utama di Maui, berada di bawah pengawasan karena tidak mematikan saluran listrik ketika angin kencang menciptakan kondisi kebakaran yang berbahaya.

Hawaiian Electric sebelumnya mengatakan perusahaan dan negara bagian sedang melakukan investigasi atas apa yang terjadi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Maui mengalami angin kencang akibat Badai Dora di selatan dan juga mengalami kekeringan. Kebakaran hutan di seluruh wilayah ini telah lama menjadi perhatian.

Namun, teori konspirasi terus beredar karena hampir 400 orang masih belum ditemukan. Bukan hal yang aneh jika teori konspirasi muncul setelah terjadi krisis nasional.

Menurut Renee DiResta, seorang manajer riset di Universitas Stanford yang mempelajari misinformasi, orang sering mencari cara untuk memahami dunia ketika mereka cemas atau merasa tidak berdaya.

“Teori-teori yang mengaitkan penyebab krisis dengan aktor jahat tertentu menawarkan penjahat untuk disalahkan, seseorang yang berpotensi bertanggung jawab,” kata DiResta.

Menurutnya, teori konspirasi yang paling efektif dan masuk akal biasanya didasarkan pada beberapa butir kebenaran. Hal ini biasanya berhubungan dengan sejumlah kepercayaan yang ada tentang kondisi dunia.

Sebagai contoh, orang yang tidak mempercayai pemerintah mungkin akan cenderung mempercayai seseorang yang memposting hal negatif tentang lembaga pemerintah ketimbang yang positif.

Para penganut teori konspirasi di berbagai platform media sosial mengklaim kebakaran yang menewaskan sedikitnya 114 orang pada awal bulan ini direncanakan sebagai upaya strategis untuk menyingkirkan penduduk yang kurang mampu di Maui, sehingga memberikan ruang untuk pembangunan bernilai jutaan dolar.

Teori konspirasi merebak

Dalam sebuah video, pengguna mengklaim bahwa seorang teman mengiriminya video sinar laser yang “keluar dari langit, langsung menyasar kota.”

“Ini adalah serangan senjata energi langsung,” katanya.

Video tersebut tetap diposting, tetapi sekarang disertai label dari Instagram sebagai “informasi palsu.” Gambar tersebut tampaknya berasal dari peluncuran SpaceX di California.

Teori-teori tersebut mengatakan bahwa “sinar laser” diduga diprogram untuk tidak mengenai apa pun yang berwarna biru, yang menjelaskan mengapa begitu banyak payung pantai berwarna biru yang tidak rusak akibat kebakaran.

Pengguna media sosial lainnya menuduh penduduk elit Maui berada di balik kebakaran tersebut, sehingga mereka dapat membeli tanah yang hancur dengan harga diskon dan membangun kembali sebagai “kota pintar”.

“Anda mengatakan kepada saya bahwa rumah-rumah kelas menengah ke bawah yang lebih murah ini terbakar tepat di seberang jalan dan semua rumah mewah masih berdiri?” Kata seorang pengguna YouTube, merujuk pada citra udara dari bekas kebakaran.

Dikutip dari CNN, ketika sebuah teori konspirasi mendapatkan daya tarik di dunia maya, orang lain mungkin akan ikut menambahkan dan memberikan penjelasan atas detail yang tidak dibahas dalam postingan aslinya.

Algoritme media sosial juga dianggap dapat memperkuat teori-teori ini berdasarkan perhatian dan interaksi pengguna.

“Media sosial sangat berharga dalam peristiwa krisis karena orang-orang di lapangan dapat melaporkan fakta-fakta secara langsung, tetapi kegunaannya terbatas, dan bisa berbahaya, jika klaim yang menyesatkan berkembang biak terutama setelah kejadian,” kata DiResta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *