Jakarta, CNN Indonesia —
Aksi protes berbau vandalisme terhadap jet pribadi, yacht atau kapal pesiar, hingga mobil golf milik kaum superkaya dinilai bisa memicu perubahan meski masalah pemanasan global secara keseluruhan masih jauh dari selesai.
Aktivis iklim sejak lama mengkritik tajam superyacht, memblokir jet pribadi lepas landas, dan memboikot lapangan golf sebagai bagian dari kampanye intensif melawan gaya hidup ultrakaya yang memuntahkan emisi.
Para ahli menyebut emisi sejumlah gas memicu penumpukan gas rumah kaca di atmosfer yang membuat Bumi makin panas hingga tingkat berbahaya, memicu panas yang lebih ekstrem, banjir, badai, dan kebakaran hutan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Taktik demo pun menjadi lebih radikal, dengan beberapa pengunjuk rasa menempelkan diri ke jalan, mengganggu acara olahraga terkenal seperti golf dan tenis dan bahkan memercikkan karya seni terkenal dengan cat atau sup.
Mereka sekarang mengalihkan perhatian mereka ke orang kaya, setelah lama menargetkan beberapa perusahaan paling menguntungkan di dunia seperti konglomerat minyak dan gas, bank dan perusahaan asuransi yang terus berinvestasi dalam bahan bakar fosil.
“Kami tidak menuding orang-orang tetapi pada gaya hidup mereka, ketidakadilan yang diwakilinya,” kata Karen Killeen, seorang aktivis Extinction Rebellion yang terlibat dalam protes di Ibiza, Spanyol, tempat musim panas favorit bagi orang kaya, dikutip dari Associated Press.
Dia mengatakan pihaknya memrotes pengeluaran emisi yang tidak perlu seperti yang dilakukan orang-orang superkaya, contohnya mengambil pizza dengan perahu. “Dalam keadaan darurat iklim, ini adalah kekejaman,” katanya.
Killeen dan kelompok aktivis iklim Futuro Vegetal atau Vegetable Future pun menyemprotkan cat ke superyacht senilai US$300 juta (Rp4,57 triliun) milik pewaris Walmart Nancy Walton Laurie.
Para pengunjuk rasa pun mengangkat papan bertuliskan, “Anda makan, orang lain menderita.”
Di Swiss, sekitar 100 aktivis mengganggu pameran penjualan jet pribadi terbesar di Eropa di Jenewa ketika mereka merantai diri mereka ke pesawat dan pintu masuk pameran.
Di Jerman, kelompok iklim Letzte Generation – yang diterjemahkan menjadi Generasi Terakhir – menyemprot jet pribadi di pulau resor Sylt, di Laut Utara.
Di Spanyol, aktivis memasang lubang di lapangan golf untuk memrotes kebutuhan air olahraga yang berat selama musim kemarau yang panas.
Di AS, Abigail Disney, cucu keponakan Walt Disney, ditangkap di Bandara East Hampton Town, New York, pada Juli bersama dengan 13 pengunjuk rasa lainnya karena memblokir mobil masuk atau keluar dari tempat parkir.
Aktivis juga menabrak lapangan golf, mengganggu gala museum, dan berdemonstrasi di luar beberapa rumah mewah pribadi.
“Praktik mewah secara tidak proporsional berkontribusi terhadap krisis iklim pada saat ini,” kata ilmuwan sosial Universitas Amerika Dana Fisher.
Menurut laporan organisasi nirlaba Oxfam 2021, jika semua emisi pemanasan planet dikaitkan dengan orang-orang yang memproduksinya, 1 persen orang terkaya akan bertanggung jawab atas sekitar 16 persen emisi pada 2030.
“Sangat masuk akal bagi para aktivis ini untuk menyerukan perilaku beracun ini.”
Richard Wilk, seorang antropolog ekonomi di Indiana University, mengatakan perjalanan mewah adalah “penyebab sebenarnya” dari emisi orang ultrakaya itu.
Wilk menerbitkan perkiraan emisi tahunan miliarder teratas pada 2021 dan menemukan bahwa superyacht – dengan awak permanen, landasan helikopter, kapal selam, dan kolam renang – memancarkan sekitar 7.020 ton karbon dioksida per tahun.
Angka ini 1.500 kali lebih tinggi daripada mobil keluarga biasa.
Kemudian, pesawat pribadi di Eropa saja tahun lalu menyebabkan lebih dari 3 juta ton polusi karbon, setara dengan emisi CO2 tahunan rata-rata lebih dari setengah juta penduduk Uni Eropa, menurut organisasi nirlaba Greenpeace.
Ganggu kampanye
Namun, ilmuwan iklim Universitas Pennsylvania Michael Mann memperingatkan dampak buruk buat fokus ke orang kaya. Pasalnya, ini bisa mengalihkan perhatian dari perusahaan bahan bakar fosil yang bertanggung jawab atas setidaknya 70 persen dari semua emisi dunia.
Menurutnya pula, orang kaya dapat “bermain langsung ke tangan industri bahan bakar fosil dan ‘kampanye defleksi’ yang mereka gunakan untuk mengalihkan perhatian dari regulasi dengan menekankan jejak karbon individu di atas jejak pencemar yang jauh lebih besar.”
“Solusinya adalah membuat semua orang menggunakan lebih sedikit energi berbasis karbon,” katanya.
David Gitman, presiden Monarch Air Group, penyedia charter udara swasta Florida, mendorong para aktivis untuk berpikir dua kali tentang apakah mereka mengambil pendekatan yang tepat atau tidak.
“Jika aktivisme mereka mengarah pada semacam bantuan aktual untuk program nyata untuk membuat perubahan nyata seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan, seperti penyeimbangan karbon, saya pikir aktivisme semacam ini dapat membantu mencapai hasil tersebut,” kata Gitman.
“Sekarang, jika mereka pergi keluar dan mereka menyemprotkan cat ke jet pribadi di bandara di Eropa, apakah itu akan mendapatkan hasilnya? Menurut pendapat saya tidak.”
Fisher, pakar dari University of Maryland, juga skeptis bahwa aktivisme itu efektif dalam mengubah perilaku orang kaya.
Dalam beberapa kasus, pemerintah sudah melakukan terobosan; Prancis menindak penggunaan jet pribadi untuk perjalanan singkat, dan awal tahun ini, Bandara Schiphol Belanda juga mengumumkan rencana untuk melarang jet pribadi.
Meski begitu, Fisher dan Wilk mengaku sepakat aksi semacam itu bisa memicu perubahan perilaku.
“Mempermalukan secara publik adalah salah satu cara paling ampuh untuk mengendalikan orang,” kata Wilk, “Untuk membuat mereka lebih sadar akan konsekuensi dari tindakan mereka.”
(rfi/arh)