Hacker Mulai Serang Observatorium, Simak Dugaan Motifnya


Jakarta, CNN Indonesia —

Beberapa observatorium astronomi terkemuka di dunia melaporkan serangan siber yang mengakibatkan penghentian sementara operasional mereka.

National Science Foundation’s National Optical-Infrared Astronomy Research Laboratory, atau NOIRLab, melaporkan bahwa insiden keamanan siber yang terjadi pada 1 Agustus telah membuat teleskop luar angkasa miliknya berhenti beroperasi.

Observatorium luar angkasa yang bernama Gemini Utara di Hawaii dan Teleskop Gemini Selatan di Chili. Teleskop lain dengan kapasitas yang lebih kecil di Cerro Tololo, Chili, juga terkena dampaknya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Staf kami bekerja sama dengan para ahli keamanan siber untuk membuat semua teleskop yang terkena dampak dan situs web kami kembali online sesegera mungkin dan kami sangat senang dengan kemajuan yang dicapai sejauh ini,” tulis NOIRLab dalam sebuah pernyataan, 24 Agustus.

Hal ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Gemini North kembali beroperasi setelah proyek perbaikan dan pemugaran yang panjang.

Tidak jelas apa bentuk dan dari mana asalnya serangan siber itu. NOIRLab menunjukkan bahwa investigasi masih berlangsung dan akan berhati-hati dalam membagikan informasi mengenai gangguan tersebut.

Penutupan ini juga mempengaruhi beberapa teleskop kecil di Cerro Tololo di Chile. Ini termasuk jaringan Observatorium Skala Menengah dan Teleskop Penelitian Astrofisika Selatan.

Personel di lokasi segera mengamankan kedua fasilitas tersebut. Sementara itu, situs Gemini.edu masih ditutup meskipun informasi mengenai hal tersebut tetap tersedia di situs NOIRLab.

“Kami berencana untuk memberikan lebih banyak informasi kepada komunitas ketika kami mampu, sejalan dengan komitmen kami terhadap transparansi serta dedikasi kami terhadap keamanan infrastruktur kami,” kata perusahaan, dikutip dari Universe Today.

Serangan siber terhadap fasilitas NOIRLab terjadi, beberapa hari sebelum Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NCSC) mengeluarkan buletin yang mewanti-wanti perusahaan-perusahaan ruang angkasa dan organisasi penelitian Amerika tentang ancaman serangan siber dan spionase.

Mata-mata dan peretas asing, kata buletin itu, “menyadari pentingnya industri ruang angkasa komersial bagi ekonomi dan keamanan nasional AS, termasuk meningkatnya ketergantungan infrastruktur penting pada aset berbasis ruang angkasa.”

“Mereka melihat inovasi dan aset terkait ruang angkasa AS sebagai ancaman potensial serta peluang berharga untuk memperoleh teknologi dan keahlian penting.”

Ini bukan pertama kalinya observatorium astronomi menjadi target serangan siber. Pada Oktober 2022, peretas mengganggu operasi di Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili, dan NASA telah menjadi korban serangan siber selama bertahun-tahun.

Dikutip dari Space, pada 2021 ALMA dan NASA terkena dampak pelanggaran SolarWinds di seluruh dunia, yang oleh pimpinan NASA disebut sebagai ‘peringatan besar’ untuk keamanan siber.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *