Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan fungsi Satelit SATRIA-1 di saat sudah ada menara telekomunikasi (BTS) untuk layanan internet.
Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo, Sri Sanggrama Aradea menjelaskan keberadaan satelit ditujukan untuk wilayah fasilitas pemerintahan yang berada di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) tak terjangkau BTS.
“Sebenarnya apa yang kita bangun bersama ini sifatnya complimentary saling mendukung satu dan lainnya jadi tidak juga menutup kemungkinan nantinya ke depannya bahwa Satria ini juga akan menjadi pendukung untuk di BTS-nya sendiri untuk kapasitasnya sendiri ya bandwidth nya,” kata dia dalam program Secret at Newsroom (Setroom) CNN Indonesia, Jumat (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan proyek pembangunan BTS dan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) memang berbeda. Namun, tujuannya sama yaitu memberikan akses informasi pada khalayak.
“Namun memang untuk Satria ini karena ini difokuskan untuk layanan-layanan publik jadi memang yang menggunakannya adalah tempat-tempat tersebut terutama pendidikan ya,” tuturnya.
Pasalnya, sejumlah wilayah di RI ada yang tak terjangkau layanan internet dari operator swasta.
“Kominfo melalui Bakti menginisiasi program Satria 1 ini memang bertujuan untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak layak secara komersial,” tuturnya.
Di antaranya seperti sekolah, klinik, kantor desa atau pelayanan publik seperti pertahanan keamanan.
Pada kesempatan yang sama, pakar satelit Widodo Mardijono menjelaskan satelit punya keunggulan dibanding menara BTS dalam hal jangkauan meski harganya memang mahal.
“Dengan adanya satelit, memang bangunnya tiga tahun, tapi semua pojok titik di mana pun di Indonesia itu ter-cover. Beda dengan BTS seluler, mau bangun seluruh Indonesia berpuluh tahun, enggak akan bisa selesai mau ratusan ribuan BTS pun juga belum bisa,” tuturnya.
Widodo juga mengungkap satelit SATRIA-1 bisa berperan sebagai pembuka jalan masuknya operator seluler komersial.
Ia menjelaskan dana pembangunan BAKTI ini sebagian berasal dari para penyedia layanan telekomunikasi lewat Universal Service Obligation (USO). Artinya, pemerintah menghimpun dana dari pihak swasta untuk membangun layanan internet di wilayah yang tak tercover pihak swasta.
Jika nanti wilayah 3T itu sudah tersedia layanan internet dari BAKTI, diharapkan perlahan operator juga melihat peningkatan permintaan layanan itu.
“Tadi sedikit bahasanya penetrator. Nanti kalau itu sudah berkembang, operator masuk, Bu. Nah, [SATRIA-1] jadi pembuka jalan, babat alas,” ucapnya.
[Gambas:Video CNN]
(can/rfi/arh)