Jakarta, CNBC Indonesia – FBI memperingatkan masyarakat tentang lonjakan penipuan dari “peretas hantu”. Istilah itu merujuk ke hacker yang secara khusus menargetkan warga lanjut usia. Penjahat siber ini mengelabui korbannya agar mengosongkan rekening bank.
Skema ini adalah variasi lain dari penipuan dukungan teknis yang telah berlangsung selama satu dekade. Korban awalnya akan melihat pop-up, email, atau pesan teks dari perusahaan teknologi berisi dukungan pelanggan yang mengklaim bahwa komputer mereka telah diretas.
Namun kenyataannya, komputer mereka tidak pernah disusupi. Pesan itu hanya membuat mereka takut sehingga mempercayainya.
Selama bertahun-tahun, penipu telah menggunakan metode itu untuk mengelabui korban yang tidak menaruh curiga. Setelah khawatir, korban akan menghubungi agen dukungan pelanggan yang seolah-olah dapat membantu mereka memperbaiki komputer.
Jika terkecoh, korban bisa membayar atau menyerahkan akses jarak jauh ke komputer mereka. Penipuan seperti ini telah menyebabkan kerugian ratusan juta dolar.
Kini, FBI mengatakan mereka melihat adanya variasi baru pada penipuan dukungan teknis. Para penipu tidak hanya menyamar sebagai agen pendukung IT. Namun, mereka juga akan berpura-pura menjadi pejabat di bank atau lembaga pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan korban terhadap para penipu.
Salah satu variasi skema ini akan melibatkan penipu yang berpura-pura menjadi perwakilan bank dan kemudian memberikan informasi palsu kepada korban bahwa peretas asing telah membajak akun mereka.
Penipu kemudian akan mendesak korban untuk menransfer uang mereka ke rekening pihak ketiga yang aman, seperti rekening di Federal Reserve atau lembaga Pemerintah AS lainnya.
Tapi jelas itu hanyalah tipu muslihat untuk mengelabui korban agar mengirimkan dananya kepada penipu.
“Korban juga mungkin dihubungi oleh penipu yang menyamar sebagai pegawai di Federal Reserve atau lembaga Pemerintah AS lainnya,” kata FBI, dikutip dari PCMag, Selasa (3/10/2023).
“Jika korban curiga terhadap penipu pemerintah, penipu dapat mengirim email atau surat yang tampak seperti kop surat resmi Pemerintah AS untuk melegitimasi penipuan tersebut,” imbuh lembaga itu.
Skema tersebut tampaknya berhasil mengelabui banyak pengguna internet berusia lanjut. FBI menambahkan bahwa mereka telah menerima 19.000 pengaduan terkait penipuan dukungan teknis selama enam bulan pertama tahun ini, dengan perkiraan kerugian lebih dari US$542 juta.
“Hampir 50% dari korban yang dilaporkan ke IC3 berusia di atas 60 tahun, yang merupakan 66% dari total kerugian,” ungkap FBI.
Oleh karena itu, FBI mendesak konsumen untuk mengabaikan email, teks, dan pop-up yang mengklaim bahwa komputer mereka telah disusupi.
“Pemerintah AS tidak akan pernah meminta Anda mengirim uang melalui transfer kawat ke rekening asing, mata uang kripto, atau kartu hadiah/prabayar,” tambah badan tersebut.
Korban yang kehilangan uang karena penipuan didorong untuk mengajukan laporan lewat situs FBI.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Warning Pengguna Gmail, Berani Klik Gambar Ini Uang Lenyap!
(fab/fab)