Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat (AS) membatasi ekspor teknologi pembuatan chip ke China dengan alasan keamanan. Kini, giliran China yang menuduh AS mencuri teknologinya.
Produsen chip China Yangtze Memory Technologies Co (YMTC) mengajukan gugatan terhadap saingannya dari AS, Micron Technology, dengan tuduhan pelanggaran terhadap delapan patennya.
Sebelumnya, pemerintahan Xi Jinping sudah memblokir produk Micron Technology dari Negeri Tirai Bambu.
YMTC mengajukan gugatan terhadap Micron dan unit Micron Consumer Products Group pada 9 November di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California.
Menurut gugatan tersebut, Micron beralih ke teknologi yang dipatenkan YMTC untuk menangkis persaingan, serta mendapatkan dan melindungi pangsa pasar.
Dikatakan bahwa Micron tidak membayar bagiannya secara adil untuk menggunakan penemuan YMTC yang sudah mendapat hak paten.
“Meskipun kami tidak dapat membahas secara spesifik proses litigasi yang tertunda, saya dapat mengonfirmasi bahwa YMTC baru-baru ini mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California terhadap Micron Technology, Inc atas pelanggaran paten perusahaan kami terkait dengan desain, manufaktur, dan pengoperasian teknologi 3D NAND,” kata YMTC dalam pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (14/11/2023).
“Kami yakin masalah ini akan diselesaikan dengan cepat,” lanjut keterangan tersebut.
Micron menolak mengomentari masalah ini.
Micron membuat chip DRAM dan chip memori flash NAND dan bersaing dengan Samsung Electronics dari Korea Selatan dan SK Hynix serta Kioxia dari Jepang.
Sementara, YMTC adalah saingannya yang jauh lebih kecil. YMTC sejak tahun lalu dilarang oleh AS untuk membeli komponen tertentu dari AS.
Pada bulan Mei, China mengatakan produk Micron gagal dalam tinjauan keamanan jaringan dan melarang pembeliannya oleh operator infrastruktur utama.
China pernah menjadi pasar terbesar Micron, menghasilkan setengah dari pendapatan perusahaan sebesar US$20 miliar pada tahun fiskal 2017. Pangsa tersebut menyusut menjadi 16% pada tahun 2022, tahun ketika perusahaan tersebut menutup operasi DRAM di Shanghai.
Micron mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada pasar Tiongkok. Bulan Juni lalu, mereka mengatakan akan menginvestasikan 4,3 miliar yuan di tahun-tahun mendatang di pabrik pengemasan chip di kota Xian, dan untuk pertama kalinya dipamerkan di pameran perdagangan di Shanghai bulan ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Joe Biden Sukses Lumpuhkan Teknologi China, Cek Data Terbaru
(fab/fab)