Way Kambas Bergembira, Badak Jantan Sehat Lahir 10 Hari Lebih Cepat


Lampung, CNN Indonesia —

Seekor bayi Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin jantan lahir di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Sabtu (25/11).

Bayi badak Sumatra berjenis kelamin jantan itu lahir dari induk betina bernama Delilah hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Harapan. Dengan lahirnya seekor bayi badak Sumatra kedua di tahun 2023 tersebut, menambah populasi satwa kunci hutan Sumatra.

Pulau Sumatra merupakan habitat utama populasi spesies kunci dan kritis seperti Gajah Sumatra, Badak Sumatra, Harimau Sumatra dan Orangutan Sumatra.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Benar, seekor bayi badak Sumatra telah lahir di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK) pada Sabtu 25 November 2023 sekira pukul 04.00 WIB,” kata Humas Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Sukatmoko melalui ponselnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/11) sore.

Menurutnya, induk badak Delilah itu ditemukan oleh petugas penjaga satwa SRS TNWK sudah bersama anaknya di hutan sekira pukul 08.19 WIB.

Bayi badak Sumatra yang lahir itu berjenis kelamin jantan, dan bayi badak jantan itu lahir dari indukan bernama Delilah dari hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Harapan.

“Induk Delilah ini, merupakan badak yang lahir dari perkawinan badak betina bernama Ratu dan badak Andalas pada tanggal 11 Mei 2016 lalu SRS TNWK. Delilah ini juga, anak kedua dari induk badak Ratu,” ujarnya.

Dikatakannya, nama badak Delilah merupakan pemberian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara peluncuran dan penetapan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menjadi Taman Warisan ASEAN pada tanggal 28 Juli 2016 lalu.

Sedangkan badak jantan Harapan, kata Sukatmoko, lahir dari perkawinan ketiga dari badak bernama Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati Amerika Serikat pada tahun 2007. Badak jantan Harapan, mulai menempati SRS TNWK pada tahun 2015.

“Badak jantan Harapan ini, sekaligus menjadi badak Sumatra terakhir yang dipulangkan ke Indonesia serta menandakan tidak ada lagi badak Sumatra selain di Indonesia,” kata dia.

Sukatmoko mengutarakan induk badak Delilah melahirkan anak badak jantan di luar waktu perkiraaan yakni di hari kebuntingan ke 460 atau 10 hari lebih cepat dari perkiraan kelahirannya.

“Kelahiran bayi badak jantan ini, menjadi kelahiran anak badak kedua tahun 2023 di SRS TNWK dan sekaligus kelahiran pertama dari induk badak betina Delilah berusia 7 tahun,” ungkapnya.

Soal kondisi, ia mengungkap bayi badak jantan itu sudah dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan, bayi badak jantan dengan bobot berat 25 kilogram itu juga sudah bisa menyusu ke induknya dalam posisi berdiri.

“Saat ini induk dan anak badak itu sudah berada di dalam kandang perawatan (boma) di SRS TNWK,” terangnya.

Dari upaya pengembangbiakan badak Sumatra semi alami yang dilakukan, saat ini SRS TNWK telah sukses menghasilkan lima badak Sumatra yang lahir dilokasi TNWK.

Yakni, Andatu yang lahir pada 2012, Delilah lahir 2016, Sedah Mirah lahir 2022, anak ketiga dari Ratu-Andalas lahir 30 September 2023, dan anak dari Delilah-Harapan lahir 25 November 2023.

SRS TNWK dikelola oleh Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bersama dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI) berlokasi di zona khusus TNWK.

Tujuannya adalah menghasilkan anak badak Sumatra untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak Sumatra yang kini terancam punah.

Anak-anak badak Sumatra hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK, ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya.

Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (YABI), Jansen Manansang mengatakan, badak betina Delilah yang melahirkan anak pertamanya tersebut, merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK.

Menurutnya, bantuan teknologi seperti metode Asisted Reproductive Technology (ART), akan menjadi bagian integral dari upaya pengembangbiakan badak Sumatra di SRS TNWK.

“Ke depan, YABI terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung sepenuhnya program dan upaya Pemerintah Indonesia dalam upaya konservasi badak di Indonesia,”ujarnya.

Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 106 tahun 2018, lanjutnya, badak Sumatra (Dicerorhinus Sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia.

Dalam IUCN Red List, status konservasi badak Sumatra saat ini adalah critically endangered (CR).

Keberadaannya tersebar di hutan-hutan Sumatra seperti Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, serta sebagian kecil populasi berada di Kalimantan Timur.

“Kelahiran kelima badak Sumatra di SRS TNWK ini, tentunya memberikan semangat untuk kita semua agar terus berupaya semaksimal mungkin dalam melestarikan badak Sumatra,”tukasnya.

Dua bayi badak

Pada 30 September, kabar bahagia juga datang dari SRS TNWK atas kelahiran bayi badak Sumatra yang berasal induk betina bernama Ratu berusia 23 tahun.

Sebelumnya, badak betina Ratu melahirkan anak badak bernama Andatu pada tahun 2012 dan Delilah pada tahun 2016. Ketiga anak badak Sumatra tersebut, adalah hasil perkawinan badak betina Ratu dengan badak jantan bernama Andalas berusia 22 tahun.

Kemudian pada tanggal 25 November 2023, lahir kembali bayi badak Sumatra jantan di SRS TNWK dari induk badak betina bernama Delilah dari hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Harapan di SRS TNWK.

Selain Ratu, badak betina lain yang menempati SRSTNWK adalah badak bernama Bina, Rosa, Delilah dan Sedah Mirah. Sementara badak jantan terdapat tiga ekor yakni Andalas, Harapan dan Andatu.

Upaya konservasi badak Sumatra dengan kelahiran anak badak Sumatra ini, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya. Hal ini, semakin memperkuat jumlah badak Sumatra yang ada di SRS TNWK menjadi sembilan ekor.

[Gambas:Video CNN]

(zai/arh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *