Usai Dinyatakan Langgar Etik, Anwar Usman Trending Topic di Twitter


Jakarta, CNN Indonesia —

Sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman jadi sorotan warganet usai dinyatakan melanggar kode etik berat. Anwar juga dijatuhi sanksi pencopotan dari jabatannya sebagai Ketua MK.

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) sehari sebelumnya membacakan putusan terkait pelanggaran kode etik terhadap Anwar di balik putusan MK tentang syarat usia capres-cawapres pada Selasa (7/11).

Sejak kemarin, warganet di platform X (sebelumnya Twitter) riuh membahas sosok Anwar Usman. Beberapa di antaranya bahkan menyinggung soal majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres karena putusan bermasalah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“pak @gibran_tweet sampean jadi cawapres di atas dasar pelanggaran berat penegak hukum, ketua mk, om bapak. ra isin,” kata akun @saiful_mujani, Selasa (7/11).

[Gambas:Twitter]

Sementara itu, akun @chicohakim menilai putusan MKMK terhadap Anwar Usman adalah keputusan yang tanggung. Pasalnya, Anwar hanya dicopot sebagai Ketua MK, bukan dari jabatan hakim MK.

“Putusan MKMK yang hanya mencopot Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK, namun tidak memberhentikannya sekaligus dari jabatan Hakim MK sesungguhnya adalah keputusan yang tanggung dalam upaya menebus ‘dosa’ putusan MK soal syarat menjadi capres/cawapres. Tapi ya sudahlah,” cuitnya.

[Gambas:Twitter]

Hal serupa disampaikan jurnalis senior Goenawan Mohammad. Dalam cuitannya, Gonawan berandai-andai, jika dirinya ada di posisi Usman akan sekaligus mengundurkan diri sebagai hakim MK.

“Andaikata saya Anwar Usman, yg dipecat dari kedudukan sbg Hakim Ketua Mahkamah Konstitusi, saya akan mengundurkan diri dari Mahkamah Konstitus sama sekali. Mungkin karena saya punya rasa malu….” cuitnya di akun @gm_gm.

[Gambas:Twitter]

Sementara itu, eks politikus Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla menyindir pernyataan Usman mengenai “jabatan milik Allah” yang sempat disuarakan Anwar. 

Menurutnya dengan prinsip begitu, seharusnya Anwar tidak menyalahgunakan jabatannya sebagai hakim MK.

“Sudah tahu itu jabatan milik Allah, kenapa disalah-gunakan? Kenapa, Pak Usman?” cuit dia.

 [Gambas:Twitter]

Sehari usai pembacaan putusan, Anwar menggelar konferensi pers. Ia menyebut ada upaya politisasi dan pembunuhan karakter terhadapnya terkait putusan MKMK.

“Sesungguhnya saya mengetahui dan telah mendapat kabar upaya melakukan politisasi dan menjadikan saya objek dalam berbagai putusan Mahkamah Konstitusi dan putusan MK terakhir maupun pembentukan MKMK, saya telah mendengar jauh sebelum MKMK terbentuk,” kata Anwar dalam konferensi pers di Gedung MK, Rabu (8/11).

Meski mengetahui ada upaya pembunuhan karakter terhadap dirinya, Anwar mengaku tetap berprasangka baik. Ia tetap menjalankan tugas sebagai Ketua MK dan membentuk MKMK.

“Namun meski setelah saya mendengar ada skenario untuk membunuh karakter saya, saya tetap berbaik sangka karena memang seharusnya begitulah cara dan karakter seorang Muslim berpikir,” ungkapnya.

Ia juga menyayangkan sidang kode etik Majelis Kehormatan digelar secara terbuka. Menurutnya, sesuai dengan aturan MK, sidang seharusnya digelar tertutup.

“Saya menyayangkan proses peradilan etik yang seharusnya tertutup sesuai dengan Peraturan MK dilakukan secara terbuka. Hal itu secara normatif tentu menyalahi aturan dan tidak sejalan dengan dibentuknya MKMK yang ditujukan untuk menjaga keluhuran MK baik secara individual maupun institusional,” paparnya.

Selain itu ia merasa difitnah dalam menangani perkara nomor 90 terkait batas usia cawapres.

“Fitnah yang sangat keji dan tidak berdasar atas hukum dan fakta,” katanya.

(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *