Jakarta, CNN Indonesia —
Penerbangan kedua pesawat antariksa milik SpaceX, Starship, kembali menemui kegagalan dalam tak lama setelah proses pemisahan roket dengan pesawatnya.
Kendaraan ini terdiri dari dua elemen, keduanya dirancang agar dapat digunakan kembali secara penuh dan cepat. Pertama, roket raksasa terbesar yang pernah ada bernama Super Heavy. Kedua, pesawat ruang angkasa tahap atas setinggi 50 meter yang dikenal sebagai Starship.
Keduanya tergabung dalam kendaraan luar angkasa terbesar dan terkuat yang pernah dibuat. Jika kedua unit itu ditumpuk, Starship akan memiliki tinggi hampir 122 meter.
Dalam uji terbang kedua ini, tak lama setelah pemisahan tahap, roket Super Heavy meledak dan bagian atas Starship-nya meletus sebelum mencapai ketinggian target.
SpaceX pun menyebutnya sebagai “pembongkaran cepat yang tidak terjadwal segera setelah pemisahan tahap.”
“Sementara mesin Starship menyala selama beberapa menit dalam perjalanan ke luar angkasa,” lanjut perusahaan yang dipimpin oleh miliarder Elon Musk itu.
“Apa yang kami yakini saat ini adalah bahwa sistem penghentian penerbangan otomatis pada tahap kedua tampaknya telah memicu kebakaran yang sangat terlambat, karena kami sedang menuju ke arah yang lebih rendah di Teluk Meksiko,” kata John Insprucker, insinyur integrasi utama SpaceX, dikutip dari Space.
Starship dan Super Heavy sebelumnya lepas landas, Sabtu (18/11) pukul 08.00 EDT (20.00 WIB) dari fasilitas pengujian dan manufaktur Starbase SpaceX di Boca Chica.
Ratusan penonton berkumpul pagi ini untuk menyaksikan peluncuran tersebut. Mereka bersorak ketika cahaya oranye dari 33 mesin Raptor tahap pertama Starship menyala melalui asap knalpotnya saat roket besar itu mulai mendaki.
Dengan tinggi hampir 122 meter, Starship adalah roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, dan dapat dilihat bermil-mil saat ditumpuk dan berdiri di landasan peluncuran Starbase.
Sebelum penerbangan pada Sabtu ini, SpaceX sempay menjadwalkan peluncurannya pada sehari sebelumnya. Namun, itu diundur akibat pergantian bagian grid fin acuator.
Starship merupakan sistem transportasi luar angkasa generasi berikutnya dari SpaceX yang dikembangkan perusahaan untuk membawa manusia dan kargo ke Bulan hingga Mars.
Pada uji terbang pertamanya, 20 April, pesawat ini juga mengalami kegagalan.
Saat itu, tujuannya mengirim tahap atas mengelilingi Bumi. Pesawat ini mulanya ditargetkan nyebur (splashdown) di Samudera Pasifik dekat Hawaii.
Namun, tahap atasnya, yang adalah pesawat antariksanya, tidak bisa terlepas dari roket Super Heavy. SpaceX pun meledakkan kendaraan tersebut jauh di atas Teluk Meksiko 4 menit setelah lepas landas.
Untuk uji terbang kedua pada Sabtu (18/11), targetnya secara umum sama dengan misi 20 April. Yakni, Roket Super Heavy akan mendarat di air di Teluk Meksiko sekitar 7 menit setelah lepas landas.
Sementara itu, pesawat antariksa Starship akan terbang mendekati kecepatan orbit dengan mengelilingi sebagian Bumi. Pesawat ini akan mendarat di dekat Hawaii sekitar 90 menit setelah peluncuran.
Usai kegagalan ini, SpaceX belum mengungkap lagi rencana uji terbang berikutnya.
(tim/arh)