Twitter Turut Jadi ‘Medan Perang’ Israel Vs Hamas, Musk Terjebak


Jakarta, CNN Indonesia —

Perang Israel melawan kelompok militan Palestina, Hamas, merembet ke media sosial. Pemilik X alias Twitter, Elon Musk, pun sempat terjebak hoaks. 

Sampai Senin (9/10) malam, total korban tewas dalam konflik ini mencapai lebih dari 1.600 orang dan korban luka 6.434 orang.

Kekacauan tidak hanya terjadi di medan perang, tapi juga di platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) milik Elon Musk.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per Selasa (10/10) pukul 18.01 WIB, kata kunci ‘Israel’ jadi trending topic nomor 1 nasional dengan 5,29 juta kicauan. Selain itu, kata kunci ‘hamas’ duduk di peringkat keenam dengan 5,8 juta kicauan.

Masalahnya, unggahan-unggahan itu banyak yang merupakan misinformasi dan hoaks.

Menurut laporan CNN, Selasa (10/10), setelah perang meletus, para pengguna dengan cepat menyebar klaim salah dan menyesatkan mengenai konflik tersebut. Musk terpantau mengarahkan para pengguna ke sebuah akun yang dikenal karena menyebarkan informasi yang keliru.

Beberapa pengguna selama akhir pekan membagikan rilis berita palsu dari Gedung Putih yang secara keliru mengklaim bahwa AS mengirimkan miliaran dolar dalam bentuk bantuan baru ke Israel sebagai tanggapan atas serangan itu.

Akun-akun di X dengan ratusan ribu pengikut, termasuk influencer Jackson Hinkle, dengan cepat menyebarkan siaran pers palsu Gedung Putih, Sabtu (7/10).

Hinkle mengklaim hal ini merupakan tamparan bagi Ukraina yang memohon Washington untuk mendapatkan lebih banyak uang untuk mempertahankan diri dari Rusia.

Masalahnya, Musk turut menambahkan kekacauan informasi ini.

Pada Minggu (8/10), manusia terkaya dunia versi Forbes ini merekomendasikan pengguna X untuk memantau perkembangan konflik Israel-Hamas dengan mengikuti akun penyebar hoaks yang juga pernah menyebar klaim palsu tentang ledakan di Pentagon awal 2023.

Musk dan Hinkle kemudian menghapus postingan tersebut. Setelahnya, Musk berkicau, “Seperti biasa, cobalah untuk tetap sedekat mungkin dengan kebenaran, bahkan untuk hal-hal yang tidak Anda sukai.”

[Gambas:Twitter]

Tidak hanya itu, sebuah akun yang mengaku-ngaku sebagai Jerusalem Post membagikan laporan palsu bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dirawat di rumah sakit. Belakangan, akun tersebut ditangguhkan.

Video-video yang keliru dan unggahan serupa lainnya juga menjadi viral di platform tersebut selama akhir pekan kemarin.

Sebuah video yang diklaim menunjukkan para jenderal Israel setelah ditangkap oleh pejuang Hamas ditonton lebih dari 1,7 juta kali pada Senin (9/10). Nyatanya, video tersebut ternyata berisikan penahanan para separatis di Azerbaijan.

Postingan lainnya menunjukkan pesawat yang ditembak jatuh dlihat lebih dari 500 ribu kali di X.

Namun, video tersebut sebetulnya adalah klip dari video game Arma 3, seperti ditulis dalam Catatan Komunitas (Community Notes) yang dilampirkan pada unggahan tersebut.




Apa Beda Yahudi, Israel, dan Zionis? (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)



Efek Twitter Blue berbayar di halaman berikutnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *