Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Teknologi Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan tantangan dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Tanah Air. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dan campur tangan negara untuk menghadapi tantangan ini dan melancarkan transformasi digital.
Tantangan pertama adalah kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga persebaran masyarakat pun tidak merata. Hal ini menyebabkan demand atau kebutuhan akan jaringan pun tidak merata dan masih terpusat di Pulau Jawa.
Hal ini berdampak pada besarnya investasi yang harus disiapkan untuk pembangunan infrastruktur. Persebaran penduduk yang tidak merata pun membuat ada kesenjangan perekonomian dan daya beli di setiap daerah, terutama wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar).
“Karena pembangunan di wilayah-wilayah tersebut memiliki tantangan keamanan yang besar dan investasi yang lebih besar karena memang wilayah luas, penduduk sedikit, dan daya beli masih rendah. Ini perlu campur tangan negara untuk menyediakan akses yang sama bagi warga di Indonesia,” kata dia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2023 Best Tech and Telco Companies, Kamis (23/11/2023).
Kolaborasi dengan Internet Service Provider (ISP) juga diperlukan, sehingga ada pemerataan akses konektivitas yang menjangkau seluruh Indonesia.
“Walaupun sektor telekomunikasi sudah diprivatisasi sejak 1999 hingga sektor telekomunikasi menjadi terbuka ruang usaha untuk semua pelaku usaha. Namun digital divide masih menjadi tantangan Pemerintah perlu turun langsung juga mengingat pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia,” terang Budi.
Hingga kini, ada berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerataan internet. Salah satunya peluncuran Satelit Republik Indonesia-1 atau SATRIA-1 beberapa waktu lalu.
Satelit yang dibangun oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) dan dirakit oleh Thales Alenia Space (TAS) di Perancis ini digadang-gadang bakal meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Peluncuran SATRIA-1 ditujukan untuk akselerasi dan pemerataan internet di seluruh masyarakat Indonesia. SATRIA-1 yang meluncur mulai beroperasi di akhir dan awal tahun depan,” ungkap dia.
Pemerintah juga tengah memasang akses internet di 4.000 titik lokasi di Indonesia, terutama pada sekolah dan kantor pemerintah desa untuk bisa mengakses koneksi yang dihasilkan SATRIA-1.
“Di samping itu, ada penyebaran 50 ribu titik Wifi gratis dilakukan bertahap selama dua tahun ke depan. Selain itu, kecepatan di masing-masing lokasi di blank spot ditingkatkan mencapai 4 mbps per titik. Ini kan lompatan bagi di daerah 3T sangat luar biasa,” pungkas Budi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Budi Arie Sah Menkominfo, Ini Hal Pertama yang Dilakukan
(rah/rah)