Jakarta, CNN Indonesia —
Meta dikabarkan telah membubarkan tim Responsible AI (RAI) karena lebih banyak menggunakan sumber dayanya untuk mengembangkan kecerdasan buatan.
Sebuah laporan menyebutkan, sebagian besar anggota RAI akan pindah ke tim produk AI generatif perusahaan, sementara yang lain akan bekerja pada infrastruktur AI Meta.
Perusahaan mengatakan bahwa mereka ingin mengembangkan AI secara bertanggung jawab dan bahkan memiliki halaman yang dikhususkan untuk janji tersebut, di mana perusahaan mencantumkan “pilar-pilar AI yang bertanggung jawab”, termasuk akuntabilitas, transparansi, keamanan, privasi, dan lainnya, mengutip The Verge.
Laporan tersebut mengutip Jon Carvill, perwakilan Meta, yang mengatakan bahwa perusahaan akan “terus memprioritaskan dan berinvestasi dalam pengembangan AI yang aman dan bertanggung jawab.”
Dia menambahkan bahwa meskipun perusahaan memecah tim, para anggota tersebut akan “terus mendukung upaya lintas Meta yang relevan dalam pengembangan dan penggunaan AI yang bertanggung jawab.”
Meta tidak menanggapi permintaan komentar pada saat berita ini diturunkan.
Tim tersebut telah mengalami restrukturisasi awal tahun ini, yang menurut Business Insider termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membuat RAI menjadi “cangkang dari sebuah tim.” Laporan itu selanjutnya mengatakan bahwa tim RAI, yang telah ada sejak 2019, memiliki sedikit otonomi dan inisiatifnya harus melalui negosiasi pemangku kepentingan yang panjang sebelum dapat diimplementasikan.
RAI dibentuk untuk mengidentifikasi masalah dengan pendekatan pelatihan AI, termasuk apakah model perusahaan dilatih dengan informasi yang cukup beragam, dengan tujuan untuk mencegah hal-hal seperti masalah moderasi pada platformnya.
Sistem otomatis pada platform sosial Meta telah menyebabkan masalah seperti masalah terjemahan Facebook yang menyebabkan salah tangkap, pembuatan stiker AI WhatsApp yang menghasilkan gambar yang bias ketika diberi petunjuk tertentu, dan algoritme Instagram yang membantu orang menemukan materi pelecehan seksual terhadap anak.
Langkah-langkah seperti yang dilakukan Meta dan langkah serupa yang dilakukan oleh Microsoft pada awal tahun ini terjadi ketika pemerintah dunia berlomba untuk membuat pagar pembatas untuk pengembangan kecerdasan buatan. Pemerintah AS menandatangani perjanjian dengan perusahaan-perusahaan AI dan Presiden Biden kemudian mengarahkan lembaga-lembaga pemerintah untuk membuat aturan keamanan AI.
Sementara itu, Uni Eropa telah menerbitkan prinsip-prinsip AI dan masih berjuang untuk mengesahkan Undang-Undang AI.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]