Jakarta, CNN Indonesia —
Telegram memblokir sejumlah channel milik kelompok militan Palestina yang bikin Israel ketar-ketir, Hamas, di ponsel Android. Cek alasannya.
Setidaknya ada dua channel Telegram milik Hamas, yakni ‘hamas_com’ dan ‘al-Qassam brigades’ yang kini tidak lagi bisa diakses oleh pengguna Android. Namun, channel lain seperti ‘Gaza Now’ masih dapat diakses di Telegram.
Telegram menuding pemblokiran tersebut karena pedoman Google Play Store, menurut laporan The Jerusalem Post. Pengguna yang mencoba mengakses channel tersebut mengatakan bahwa channel-channel tersebut tidak dapat dilihat di “aplikasi Telegram yang diunduh dari Google Play Store.
Hal ini menyiratkan bahwa larangan tersebut tidak berlaku untuk aplikasi ketika diunduh dari tempat lain atau digunakan pada sistem operasi lain, mengutip The Verge, Jumat (27/10).
Narasumber dari Google yang tidak bersedia disebutkan namanya membenarkan berita The Jerusalem Post. Mereka merujuk pada kebijakan Google yang melarang konten kekerasan “yang berhubungan dengan terorisme” di dalam aplikasi.
Setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, platform media sosial seperti Meta dan X (sebelumnya Twitter) telah mengambil tindakan untuk memblokir akun-akun yang terkait dengan Hamas dan membatasi penyebaran informasi yang salah tentang perang di platform mereka.
Tapi, kebijakan Telegram biasanya lebih longgar dan jarang memblokir channel kecuali terpaksa. CEO Telegram Pavel Durov bahkan sempat ragu menutup channel milik Hamas.
Dalam postingan di channel pribadinya pada 13 Oktober, Durov menolak menghapus channel milik Hamas dengan mengatakan bahwa “menangani liputan yang berhubungan dengan perang jarang terjadi.”
Dan, lanjut dia, Hamas telah menggunakan Telegram untuk memperingatkan warga sipil agar mengungsi dari sebuah daerah sebelum mereka menyerang daerah tersebut.
Namun, laporan Human Rights Watch menyebutkan Hamas juga menggunakan Telegram untuk menyebarkan video-video serangannya.
Sebelumnya, channel Telegram Hamas sempat kebanjiran follower usai melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Salah satu akun milik Brigade al-Qassam, unit bersenjata gerakan Hamas, mengalami peningkatan pengikut hingga tiga kali lipat. Selain itu, akun tersebut mengalami peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah penayangan video dan konten lain yang dipostingnya.
Lebih lanjut, saluran Telegram milik Brigade al-Qassam mempunyai sekitar 200 ribu pengikut pada saat serangan terjadi. Pengikut saluran ini kemudian meningkat lebih dari tiga kali lipat, menurut analisis dari Laboratorium Penelitian Forensik Digital Atlantic Council.
Sebelum serangan, unggahan oleh saluran tersebut dilihat rata-rata sekitar 25 ribu kali. Sekarang unggahan saluran tersebut dilihat lebih dari 300 ribu kali, meningkat lebih dari 10 kali lipat.
Saluran lain yang mengunggah pesan video dari juru bicara Hamas memiliki sekitar 166.000 pengikut sebelum tanggal 7 Oktober dan sekarang memiliki lebih dari 414.000 pengikut, menurut Memetica, sebuah perusahaan analisis ancaman.
(tim/dmi)