Jakarta, CNBC Indonesia – Program Biomedical and Genome Science Initiatives (BGSi) yang digagas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan didukung oleh Nalagenetics dan East Ventures. Rencananya sampel genetika dari penjuru Indonesia dikumpulkan supaya pengobatan penyakit di Indonesia bisa lebih akurat.
East Ventures dan Nalagenetics mengumumkan kerja sama dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. East Ventures akan menyediakan reagen dan bahan habis pakai bernilai lebih dari Rp 1 miliar, sedangkan Nalagenetics akan menyediakan dukungan sumber daya manusia ke BGSi.
Founding Partner East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa Kemenkes berambisi mengambil 10.000 sampel untuk membangun database genomik populasi Indonesia.
“Jadi kami berikan semacam support karena mereka punya mesinnya tapi enggak ada orang yang bisa operate dan perlengkapan itu mahal sekali,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.
Nalagenetics akan bekerja sama dengan BGSi dengan transfer ilmu dan keahlian dalam melakukan sequencing.
Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan inovasi produk baru berbasis data genetik lokal dalam memanfaatkan potensi dari data genomik populasi Indonesia.
“Kalau genomik itu bisa dipetakan di Indonesia, ke depannya jika ada penyakit baru kita bisa membidik lebih presisi dari database,” terangnya
Ia menjelaskan sampel darah akan diambil kemudian dilakukan sequencing untuk memisahkan DNA. Dari proses sequencing itu, akan dibuat semacam kamus yang dibangun berdasarkan DNA orang Indonesia.
“Karena selama ini kamus ini ada tapi berdasarkan negara barat. Sementara itu, DNA orang barat dan timur kan beda. Makanya negara mana yang punya ini dia bisa lebih presisi melakukan preventif,” kata Willson.
Unicorn sektor kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkapkan potensi lahirnya unicorn dari perusahaan rintisan tanah air di bidang kesehatan. Dia mengatakan di industri kesehatan ada dua sektor yang menyimpan potensi besar, yakni obat-obatan dan jasa layanan kesehatan.
Industri kesehatan tanah air bisa memiliki banyak perusahaan rintisan atau startup yang bisa cepat menjadi unicorn. Menurutnya syarat startup berubah menjadi unicorn yakni tumbuh di sektor industri tengah berkembang pesat salah satunya kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara Collaboration For Innovation Tech Confrence di Sopo del Tower, Jakarta, Selasa (22/8/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
“Industri ini (kesehatan) ini tinggi dalam hierarki investasi yang tinggi. Potensi upsize-nya besar dibandingkan negara lainnya,” kata Budi Gunadi di CNBC Indonesia Tech Conference 2023, Selasa (22/8/2023).
Dia memaparkan rata-rata usia hidup di Indonesia hingga 72 tahun, dan untuk mencapai usia tersebut ada ‘belanja’ kesehatan yang dikeluarkan. Hal ini pun bisa dimanfaatkan para startup untuk menunjang kehidupan masyarakat, untuk mencapai angka harapan hidup tersebut.
Selain itu, reformasi di sektor kesehatan juga akan memberikan perkembangan besar pada biotechnology dan teknologi kesehatan.
“Banyak startup travel, logistik, di healthcare juga ada. Telemedicine juga, lalu ada AI diagnostic. Kemudian juga healthcare biotech karena memang industri kesehatan semakin presisi,” kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
(dem/dem)