Siti Nurbaya Ungkap Progres Aksi Iklim Indonesia Jelang COP28


Dubai, CNN Indonesia —

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya BakarĀ mengungkap progresĀ aksi iklim Indonesia. Sejauh mana capaian Indonesia dalam mengatasi krisis iklim?

“Indonesia termasuk negara yang cukup maju dalam aksi iklim dan upaya pengurangan emisi GRK (gas rumah kaca) dan siap untuk meningkatkan ambisi untuk mencapai target pengurangan emisi GRK pada tahun 2030,” kata Siti Nurbaya kepada wartawan jelang perhelatan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (29/11).

Siti mengungkapkan target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated Nationally Determined Contribution sebesar 29 persen meningkat ke 31,89 persen pada Enhanced NDC (ENDC). Sementara, target dengan dukungan internasional sebesar 41 persen meningkat ke 43,20 persen pada ENDC.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Siti target tersebut akan ditingkatkan pada NDC kedua yang saat ini tengah dipersiapkan, di antaranya dengan meningkatkan peningkatan serapan GRK dari mangrove dan padang lamun, serta pengelolaan emisi metana dalam pengelolaan limbah.

“Dalam perkembangan posisi internasional yang kami monitor hingga sekarang, tercatat bahwa target minimal penurunan emisi GRK diharapkan kepada setiap negara untuk menurunkan emisi sebesar 43 persen pada tahun 2030; sebesar 50 persen pada tahun 2035, dan net zero emission pada tahun 2050,” jelas Siti.

“Dengan kondisi ini maka sesungguhnya Indonesia sudah bisa committed dengan angka NDC sebesar 43,2 persen; dan itu pun sedang di improve dengan NDC kedua pada tahun 2024,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, data emisi karbon Indonesia yang sudah terverifikasi pada 2019 tercatat sebesar 1,84 GigaTon CO2eq; tahun 2020 sebesar 1,05 GigaTon CO2eq; tahun 2021 sebesar 1,14 GigaTon CO2eq; dan tahun 2022 sebesar 1,20 GigaTon CO2eq.

Data ini menunjukkan emisi tahun 2019 menurun sebesar 62 JutaTon CO2eq; tahun 2020 penurunan emisi sebesar 945 juta ton CO2eq; tahun 2021 penurunan sebesar 890 JutaTon CO2eq dan tahun 2022 penurunan emisi sebesar 884 Juta Ton CO2eq dibandingkan dengan emisi dari emisi pada business as usual dengan tahun dasar 2015.

Angka tahun 2022 ini menunjukkan penurunan sampai dengan 42 persen dari business as usual. Gambaran data menunjukkan bahwa masih tinggi emisi dari sektor energi sebesar 715 JutaTon CO2eq, sedangkan dari sektor pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan (FOLU) hanya 221 JutaTon CO2eq. Menurut dia Indonesia sedang kerja keras mengatasi dari sektor energi dan akan terus memantapkan sektor FOLU.

Indonesia siap jadi contoh

Siti juga mengatakan bahwa Indonesia siap menjadi yang terdepan dengan memberi contoh nyata pada COP28 dengan agenda penurunan emisi GRK dari sektor energi melalui agenda dekarbonisasi dan JETP yang sudah dirintis sejak Presidensi G20 Indonesia. Beberapa aksi iklim yang disampaikan meliputi:

Di bidang pengelolaan mangrove, Indonesia sebagai Presidensi G20 telah menginisiasi World Mangrove Center di Bali. Selain itu, Indonesia mendirikan 4 Mangrove Information Center (MIC) kerja sama Jepang, dan Mangrove Research Center sebagai pengembangan kerja sama MoU inisiatif Pemerintah PEA dan Indonesia.

Demikian pula Mangrove Hub dengan kerja sama Jerman. Semuanya berpusat di Bali sebagai World Mangrove Bali Centre Grand Park.

Mengenai rehabilitasi hutan dan lahan, Indonesia telah membangun enam unit persemaian skala besar seperti Mentawir dengan kapasitas 15-16 juta bibit; persemaian Rumpin dengan kapasitas 5-6 juta bibit; dan persemaian mangrove di Bali dengan kapasitas 5-6 juta bibit. Begitu juga di Toba, Likupang dan Labuan Bajo, serta segera menyusul Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Mandalika-Nusa Tenggara Barat.

“Implementasi komitmen Indonesia dilakukan mulai dari tingkat tapak, subnasional, nasional, regional, dan global dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan yang berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK. Didukung pendirian ASEAN Center for Transboundary Haze Pollution Control, penggalangan ASEAN Joint Statement on Climate Change for COP28, dan pelaksanaan Community-based Development Program di ASEAN,” ujar Siti.

Infografis Dampak Perubahan Iklim di Indonesia (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *