Jakarta, CNN Indonesia —
Lebih dari seratus lumba-lumba ditemukan terdampar dalam kondisi mati di Amazonas, Brasil, imbas suhu panas yang mencapai rekor tertinggi 38,9 derajat celcius.
Insiden itu pertama kali dilaporkan oleh fasilitas penelitian yang didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil, Mamirauá Institute. Lumba-lumba yang mati ditemukan di Danau Tefé selama tujuh hari terakhir.
Lembaga tersebut mengatakan jumlah kematian yang tinggi itu tidak biasa. Mereka menduga suhu danau yang mencapai rekor tertinggi dan kekeringan bersejarah di Amazon sebagai penyebabnya.
Lumba-lumba Amazon terkapar di tepi danau di Brasil. (REUTERS/BRUNO KELLY)
Matinya lumba-lumba ini menambah kekhawatiran para pakar iklim soal dampak dari aktivitas manusia dan kekeringan ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.
“Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini, namun menurut para ahli kami, hal ini tentu saja terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefé, dengan beberapa titik melebihi 39 derajat Celcius (102 derajat Fahrenheit),” menurut keterangan resmi Mamirauá kepada CNN.
Lumba-lumba Sungai Amazon sebagian besar berwarna merah jambu mencolok. Mereka adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan dan merupakan salah satu dari segelintir spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.
Siklus reproduksi yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.
Sungai Amazon, jalur air terbesar di dunia, saat ini sedang mengalami musim kemarau, dan beberapa spesimen fauna sungai juga menderita karena suhu yang mencapai rekor tertinggi.
Dikutip dari Reuters, para peneliti yakin permukaan sungai yang rendah selama kekeringan parah telah memanaskan air hingga mencapai suhu yang tidak dapat ditoleransi oleh lumba-lumba.
Ribuan ikan baru-baru ini juga dilaporkan mati di Sungai Amazon karena kekurangan oksigen di dalam air.
Para peneliti dan aktivis berusaha menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup dengan memindahkan mereka dari laguna dan kolam di pinggiran ke bagian utama sungai yang airnya lebih dingin. Tetapi operasi ini tidak mudah karena keterpencilan daerah tersebut.
“Memindahkan lumba-lumba sungai ke sungai lain tidaklah aman karena penting untuk memverifikasi apakah ada racun atau virus yang ada [sebelum melepaskan hewan tersebut ke alam liar],” ujar André Coelho, peneliti di Mamiraua Institute, kepada CNN.
Kekeringan di Amazon juga berdampak pada ekonomi.
Tingkat air di bawah rata-rata telah dilaporkan di 59 kota di Negara Bagian Amazonas, sehingga menghambat kegiatan transportasi dan penangkapan ikan di sungai.
Pihak berwenang memperkirakan akan terjadi kekeringan yang lebih parah dalam beberapa minggu ke depan, yang dapat menyebabkan kematian lumba-lumba lebih lanjut.
[Gambas:Video CNN]
(can/arh)