Jakarta, CNN Indonesia —
Sampel batuanĀ Bulan yang dibawa oleh astronaut dalamĀ misi Apollo 17 pada tahun 1970-an berhasil mengungkap usia asli satelit alami Bumi itu. Simak hasil penelitiannya.
Potongan batuan Bulan yang dikumpulkan oleh astronaut Apollo 17 pada tahun 1970-an telah mengungkap bahwa Bulan berusia 40 juta tahun lebih tua dari yang diyakini sebelumnya.
Setelah mendarat di Bulan pada 11 Desember 1972, astronaut NASA Eugene Cernan dan Harrison Schmitt mengumpulkan batuan dan debu dari permukaan Bulan. Analisis baru terhadap sampel tersebut mendeteksi kristal zirkon dan menetapkan usianya menjadi 4,46 miliar tahun. Perkiraan sebelumnya menyebutkan bahwa bulan, yang terbentuk akibat tabrakan besar di angkasa, berusia 4,425 miliar tahun.
Temuan ini dipublikasikan pada hari Senin di jurnal Geochemical Perspectives Letters.
“Kristal-kristal ini merupakan benda padat tertua yang terbentuk setelah tabrakan raksasa. Dan karena kita tahu berapa usia kristal-kristal ini, mereka berfungsi sebagai jangkar untuk kronologi Bulan,” kata penulis studi senior Philipp Heck, Kurator Robert A. Pritzker untuk Meteorologi dan Studi Kutub di Field Museum of Natural History di Chicago, mengutip CNN, Senin (23/10).
Pembentukan awal tata surya adalah masa yang kacau, dengan benda-benda berbatu yang sering bertabrakan di luar angkasa. Menurut para peneliti, lebih dari 4 miliar tahun lalu, sebuah benda seukuran Mars menabrak Bumi, melontarkan bongkahan batu besar yang kemudian menjadi bulan.
Namun, para ilmuwan masih kesulitan untuk menentukan tanggal kejadian penting ini. Energi dari tumbukan benda seukuran Mars yang menghantam Bumi melelehkan batuan yang pada akhirnya membentuk permukaan Bulan.
“Ketika permukaannya cair seperti itu, kristal zirkon tidak bisa terbentuk dan bertahan. Jadi, kristal apa pun di permukaan Bulan pasti terbentuk setelah lautan magma Bulan mendingin,” kata Heck, yang juga direktur senior Pusat Penelitian Integratif Negaunee di museum tersebut dan seorang profesor di departemen ilmu geofisika di Universitas Chicago.
“Jika tidak, benda-benda itu akan meleleh dan tanda tangan kimianya akan terhapus.”
Penelitian sebelumnya oleh Bidong Zhang, asisten peneliti di departemen ilmu bumi, planet, dan antariksa di University of California, Los Angeles, menyarankan bahwa menentukan usia kristal di dalam debu Bulan dapat mengungkapkan usia bulan yang sebenarnya juga.=
Zhang dan Audrey Bouvier, profesor planetologi eksperimental di Universitas Bayreuth di Jerman, mendekati Heck dan rekan-rekannya untuk melihat kristal-kristal tersebut dalam skala nano dengan menggunakan teknik yang lebih maju untuk menentukan komposisi kimianya dan menentukan usia Bulan.
Penelitian ini menandai penggunaan pertama dari metode analitik penanggalan kristal dengan tomografi probe atom dan dilakukan dengan menggunakan instrumen di Northwestern University di Evanston, Illinois.
“Dalam tomografi pemeriksaan atom, kami mulai dengan mengasah sepotong sampel bulan menjadi ujung yang sangat tajam, menggunakan mikroskop berkas ion terfokus, hampir seperti rautan pensil yang sangat mewah,” kata peneliti utama studi ini, Jennika Greer.
Pakaian Astronaut di Ruang Angkasa dari Masa ke Masa (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
Penjelasan bagian tertua dari bulan di halaman berikutnya…