Jakarta, CNN Indonesia —
Wahana antariksa India Chandrayaan-3 mendeteksi getaran misterius yang diduga gempa di permukaan Bulan. Deteksi ini diduga jadi yang pertama sejak 1970-an.
Robot penjelajah Bulan milik India bernama Vikram, yang merupakan bagian dari misi Chandrayaan-3, kemungkinan telah mendeteksi bukti pertama “gempa bulan” sejak tahun 1970-an.
Robot itu dilengkapi Instrumen Aktivitas Seismik Bulan (ILSA) dan mendeteksi aktivitas seismik di permukaan Bulan pada 26 Agustus, atau tiga hari setelah wahana tersebut mendarat di kutub selatan Bulan.
Jika dikonfirmasi, gempa bulan yang dideteksi oleh misi ini bersama dengan aktivitas lain termasuk pergerakan penjelajah Pragyan milik India, dapat memberikan para ilmuwan wawasan yang langka ke dalam jeroan misterius yang bergejolak di Bulan.
Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) mengatakan robot tersebut telah merekam sebuah peristiwa, yang kelihatannya peristiwa alami, pada tanggal 26 Agustus 2023.
“Sumber dari peristiwa ini sedang diselidiki,” cuit ISRO dalam akun Twitter resmi mereka, mengutip Live Science, Jumat (8/9).
Muatan ILSA pada misi Chandrayaan-3 adalah contoh pertama instrumen berbasis teknologi Micro Electro Mechanical Systems (MEMS) di Bulan. Instrumen ini merekam getaran yang terjadi akibat pergerakan Rover dan muatan lainnya.
ILSA terdiri dari sekelompok enam akselerometer dengan sensitivitas tinggi, yang dibuat secara lokal menggunakan proses Silicon Micromachining. Elemen penginderaan inti terdiri dari sistem massa pegas dengan elektroda berstruktur sisir.
Mengutip keterangan resmi ISRO, getaran eksternal menyebabkan defleksi pegas, menghasilkan perubahan kapasitansi yang diubah menjadi tegangan. Tujuan utama ILSA adalah untuk mengukur getaran tanah yang dihasilkan oleh gempa bumi, benturan, dan peristiwa buatan.
Bukan gempa bulan pertama
Kendati begitu, “gempa bulan” yang terdeteksi oleh robot Vikram ini bukan pertama kali dalam sejarah.
Misi bulan Apollo antara tahun 1969 dan 1977 pertama kali mendeteksi aktivitas seismik di Bulan, yang membuktikan satelit alami Bumi ini memiliki struktur geologi kompleks yang tersembunyi jauh di dalam, bukannya berbatu secara seragam seperti bulan-bulan Mars, Phobos dan Deimos.
Dalam beberapa tahun terakhir, alat analisis canggih dan model komputer telah memungkinkan para ilmuwan untuk menyaring data yang dikumpulkan oleh Apollo dan misi lainnya dan membangun gambaran yang lebih jelas tentang interior bulan yang misterius.
Sebuah studi NASA pada 2011 mengungkapkan inti Bulan, seperti halnya Bumi, kemungkinan besar terdiri dari cairan besi yang mengelilingi bola besi padat dan padat.
Pada Mei 2023, para peneliti menggunakan data medan gravitasi untuk mengonfirmasi hipotesis inti besi ini.
Hasilnya menunjukkan gumpalan-gumpalan mantel cair Bulan dapat dipisahkan dari yang lain, mengambang ke permukaan sebagai gumpalan-gumpalan besi dan menghasilkan gempa saat mereka pergi.
Namun, temuan ini hanyalah awal dari rahasia Bulan. Medan magnet dihasilkan di dalam tubuh planet oleh pergerakan materi yang bergejolak di dalam inti cair yang bersifat konduktif secara elektrik.
Saat ini, bagian dalam bulan yang tidak bermagnet sangat berbeda dengan jeroan Bumi yang bermagnet – padat dan sebagian besar membeku, hanya mengandung sedikit bagian inti luar yang cair dan meleleh.
Para ilmuwan meyakini bagian dalam Bulan mendingin dengan cepat dan merata setelah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Ini berarti Bulan tidak memiliki medan magnet yang kuat, dan banyak ilmuwan meyakini Bulan tidak pernah memiliki medan magnet.
Lalu, bagaimana mungkin beberapa batuan berusia 3 miliar tahun yang diambil selama misi Apollo NASA terlihat seperti terbentuk di dalam medan geomagnetik yang cukup kuat untuk menyaingi Bumi?
Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang bisa dijawab oleh Chandrayaan-3. Karena pendarat dan penjelajah misi ini bertenaga surya, mereka saat ini berada dalam mode tidur hingga bulan keluar dari malamnya yang berlangsung selama 14 hari.
Ketika Matahari kembali menyinari permukaan kutub selatan Bulan pada 22 September, kedua alat ini akan siap untuk mencari jawabannya.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)