Punya Prospek Menarik, Bos Operator Blak-blakan soal FMC

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah perusahaan operator telekomunikasi (telko) memproyeksikan bisnis fixed mobile convergence (FMC) akan menjadi sumber pendapatan baru yang sangat menjanjikan. Segmen bisnis ini tumbuh begitu cepat dipicu oleh perubahan perilaku konsumen.

FMC merupakan perpaduan layanan antara seluler dengan fixed broadband (Wi-Fi) yang terintegrasi. Sederhananya, pengguna hanya menggunakan ‘satu operator’ yang dapat melayani seluruh kebutuhan internet baik di rumah maupun di luar rumah. Dengan demikian, layanan akan saling melengkapi.

Direktur Sales PT Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), Adiwinahyu B Sigit, menjelaskan layanan konvergensi merupakan bentuk adaptasi industri terhadap permintaan konsumen yang terus berubah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perubahan tren ini terjadi ketika banyak sekali demand dan traffic (data) datang tak hanya dari kantor-kantor tetapi juga dari pengguna di rumah-rumah,” ujarnya saat berbicara di acara diskusi ‘Arah Industri Telekomunikasi Indonesia’, pekan lalu.

Sebagai panelis di forum yang sama, Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk (EXCL), mengamini pernyataan Sigit. Dia mengatakan perubahan tren layanan operator telko ke FMC ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan telekomunikasi yang akan mengubah operator telko menjadi perusahaan teknologi (techno).

“Saya setuju FMC is the future. FMC is the future suatu keniscayaan bahwa operator itu nggak bisa lepas dari memberikan layanan convergence kepada masyarakat Indonesia,” katanya. 

FMC berkembang pesat karena mampu merepresentasikan integrasi dari jaringan, layanan, dan aplikasi komunikasi tetap dan bergerak. Teknologi ini menggabungkan layanan suara, data, dan multimedia melalui infrastruktur jaringan tunggal, baik selular maupun Wi-Fi. Dengan layanan ini, konsumen bisa menikmati akses internet terus-menerus, kapan pun dan di manapun.

Ekspansi operator Telko ke FMC tak pelak memacu pertumbuhan bisnis di industri jasa pendukung, seperti ketersediaan menara dan serat optik untuk menjamin kualitas koneksi dan jangkauan. Maka itu, ketergantungan mereka terhadap perusahaan menara (TowerCo) sangat tinggi, terutama di wilayah luar pulau jawa.

Saat ini, industri menara dihuni tiga pemain besar, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Dari ketiga pemain ini, MTEL memiliki jumlah menara terbanyak dan sangat mendominasi pangsa pasar luar Jawa.

Pada akhir semester I-2023, Mitratel memiliki 36.719 menara, meningkat 27,6% dari periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6% menjadi 54.718 tenant.

Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara. Dari sisi tenancy, penambahan tenant di luar jawa sebesar 26%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 22%.

Sementara dari sisi serat optik, Telkom memiliki aset paling mumpuni. Induk usaha MTEL ini menguasai jaringan serat optik sepanjang 173 ribu km. Sebagai pembanding, TOWR memiliki serat optik sepanjang 93 ribu km, TBIG sepanjang 32 ribu km dan MTEL sepanjang 27 ribu km.

Pelaku pasar meyakini MTEL dan TLKM akan saling memanfaatkan aset Fiber untuk memberikan penawaran yang menarik bagi pelanggan serta dapat mengoptimalisasi CAPEX sehingga memiliki gain yang optimal bagi kedua belah pihak.

Menurut dua analis PT Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), Yosua Zisokhi dan Daniel A. Widjaja datangnya era 5G dan kesiapan emiten menara telco untuk membangun jaringan fiber optik akan semakin mendongkrak permintaan. “Karenanya, kami tetap memberikan rating overweight untuk sektor menara telko,” tulis keduanya, dalam riset yang dipublikasikan baru-baru ini.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Telkom Tinjau Kesiapan Infrastruktur & Layanan Jelang Lebaran

(dpu/dpu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *