Pulau Jawa Belum Kebagian Hujan Lebat Walau Ada Siklon Tropis Saola


Jakarta, CNN Indonesia —

Daerah-daerah di Pulau Jawa masih belum akan kebagian hujan lebat dalam periode sepekan ke depan. Simak penjelasannya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat dalam sepekan ke depan mayoritas berada di Sumatera hingga Papua.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)” kata BMKG dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 29 Agustus – 4 September 2023.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan di wilayah.” lanjut BMKG.

Faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia sangat mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia dalam sepekan kedepan.
Daerah yang berpotensi akan dilanda hujan lebat salah satunya adalah Sumatera Utara. Berikut daftar lengkapnya:

31 Agustus – 01 September 2023:
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

02 – 04 September 2023:
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan bagian utara, Maluku Utara, Papua Barat, Papua.

Mengapa hujan lebat belum menyapa Pulau Jawa?

Aktivitas gelombang Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian wilayahSumatera bagianutara dan tengah, Jawa bagianbarat dan tengah, Kalimantan bagianutara, Maluku bagianselatan, dan Papua bagianselatan.

Sementara itu, gelombang Kelvin diprakirakan aktif di Aceh bagian utara dan Kalimantan Utara bagian utara dalam sepekan ke depan, sehingga faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Sedangkan untuk skala global, nilai Southern Oscillation Index (SOI), IOD, dan Nino 3.4 menurut BMKG tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

MJO aktif pada kuadran 1 (belahan Bumi Barat dan Afrika), menunjukkan kondisi yang kurang signifikan untuk wilayah Indonesia. Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Salah satu sistem yang dapat menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) adalah Siklon Tropis Saola di Laut Filipina.

Kemudian, konvergensi yang memanjang dari Laut China Selatan dan Laut Sulu hingga Laut Filipina, dua hal itu mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis tersebut.

Daerah konvergensi memanjang di Samudra Hindia barat Sumatera, dari Bengkulu hingga Selat Malaka, dari Kalimantan Utara hingga Laut Sulu, dari Laut Banda hingga Pulau Halmahera, dan dari Papua Nugini hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat.

Sedangkan untuk peningkatan Kecepatan Angin Permukaan lebih dari 25 knot berada di Selat Karimata, Laut Jawa, dari Teluk Tomini hingga Selat Makassar, di Laut Banda, di Laut Arafura, di Laut Sulu, di Laut Sulawesi, dan di Laut Filipina, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan sekitarnya.

[Gambas:Video CNN]

(rfi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *