Produk Teknologi Israel yang Diboikot Warga Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan yang dilakukan Israel ke jalur Gaza mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Bahkan saat ini banyak yang melakukan boikot terhadap sejumlah produk dari Israel, termasuk bidang teknologi. Popularitas gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) pun makin meningkat di beberapa negara.

BDS adalah gerakan boikot (penolakan) dari konsumen guna meyakinkan para pelaku perdagangan di seluruh dunia untuk berhenti menjual produk asal Israel. BDS bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel agar memberikan hak setara kepada Palestina.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Umumnya, gerakan BDS mencakup perusahaan yang melibatkan pemukiman ilegal, mengeksploitasi sumber daya alam dari tanah Palestina, dan menggunakan warga Palestina sebagai tenaga kerja murah.

Berikut produk-produk teknologi milik Israel yang diboikot melalui gerakan BDS, seperti dihimpun CNBC Indonesia.

1. HP

Menurut BDS Movement, perusahaan-perusahaan merek HP menyediakan dan mengoperasikan teknologi yang digunakan oleh Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukiman di atas rakyat Palestina.




Foto: REUTERS/Stephen Lam



“Selain menyediakan layanan dan teknologi kepada tentara dan polisi Israel yang menjaga pendudukan ilegal Israel dan pengepungan Gaza, HP juga menyediakan Itanium servers eksklusif kepada Otoritas Penduduk dan Imigrasi Israel untuk sistem Aviv mereka,” tulis BDS Movement.

2. Siemens

Siemens diklaim terlibat dalam usaha pembangunan EuroAsia Interconnector di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat.

EuroAsia Interconnector ini rencananya akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa. Dilaporkan, pemukiman ilegal di tanah Palestina akan dicuri untuk mendapatkan manfaat dari perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.

3. Waze

Layanan peta digital ini banyak digunakan oleh pengguna global. Aplikasi itu menggunakan data real time dari pengguna, lalu akan memberikan rute terbaik dengan mengukur seperti kecelakaan maupun macet.




Aplikasi Waze



Perusahaan tersebut didirikan oleh Uri Levine, Ehud Shabtai dan Amir Shinar pada 2008. Sekitar 2013, perusahaan dibeli oleh Google dengan harga US$1,1 miliar.

4. Tailor Brands

Didirikan pada 2014, startup teknologi pemasaran itu memanfaatkan teknologi AI. Selain itu, Tailor Brands juga menyediakan logo dan web yang dipersonalisasi serta untuk membentuk LLC.

Perusahaan ini didirikan oleh Nadav Shatz, Tom Lahat, dan Yali Saar. Startup tersebut telah mengamankan pendanaan mencapai US$70,6 juta dari investor seperti GoDaddy dan Pitango VC.

5. Helios

Helios didirikan oleh Eli Cohen dan Ran Nozik. Mereka membuat perusahaan yang dapat memecahkan masalah, memahami dan menguji seluruh layanan serta aplikasi.

Startup tersebut telah meraih pendanaan sebesar US$5 juta. Beberapa investornya termasuk Entree Capital dan Amiti Ventures.

6. Firebolt

Startup ini berdiri pada 2019 dan didirikan oleh Ariel Yaroshevich, Eldad Farkash, dan Saar Bitner. Sejauh ini, Firebolt telah mendapatkan pendanaan US$26 juta dan Alkeon Capital jadi salah satu investornya.

Sebagai informasi, Firebolt telah mengembangkan data cloud untuk pengguna dapat menyederhanakan akses pada wawasan serta kemampuan analisanya. Selain itu, pengguna dapat menganalisa sub-second dan memanfaatkan teknologi komputasi serta penyimpanan yang dioptimalkan.

7. Jolt

Jolt berdiri pada tahun 2015 oleh Lior Frenkel, Nadav Leshem, Nitzan Cohen Arazi, dan Roei Deutsch. Pendanaan yang telah didapatkan US$23,3 juta, dari investor termasuk Balderton Capital, Octopus Ventures, UpWest, serta Hillsven Capital.

Beberapa lulusan program dari startup ed-tech ini bekerja di Uber, Netflix, Shopify, Facebook, dan Youtube.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Buat Hamas-Israel Makin Panas, Eropa Kasih Elon Musk 1×24 Jam

(dem/dem)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *