Produk Pertanian Bisa Jadi Energi Lebih Ramah Lingkungan


Dubai, CNN Indonesia —

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa produk-produk pangan dan pertanian kini bisa digunakan sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Menurut Jokowi, untuk mendorong itu semua, diperlukan kolaborasi secara global dan memperkuat investasi di sektor tersebut.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP28 yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat (1/12) waktu setempat.

“Kolaborasi global harus diperkuat, investasi untuk pertanian dan perkebunan sangat diperlukan, terutama karena produk-produk pertanian dan pangan juga dapat menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan,” kata Jokowi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan biodiesel dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.

Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.

Di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari minyak sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk jadi bahan baku biodiesel di antaranya tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung, dan lainnya.

Sementara, bioetanol merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat diproduksi dari tumbuhan. Etanol dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya tebu, kentang, singkong, maupun jagung.

Menurut Jokowi rencana mengembangkan energi alternatif itu tentu memiliki dampak, yakni permintaan produk pertanian dan perkebunan akan meningkat sangat tajam.

“Permintaan akan produk pertanian dan perkebunan pasti akan meningkat sangat tajam, karena selain menghasilkan bahan pangan, juga menghasilkan bahan bakar nabati, seperti biodiesel, bieoetanol, dan lainnya,” jelas dia.

Menurut Jokowi saat ini tak ada satu solusi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, sebab setiap negara memiliki kekuatan yang berbeda.

“Misalnya Indonesia yang memiliki keunggulan dalam hal lahan yang cukup dan subur. Sumber daya manusia yang melimpah, 30 persen penduduk usia produktif Indonesia hidup dari sektor pertanian, dan konektivitas infrastruktur pendukung ekosistem yang memadai telah dibangun secara masif, termasuk bendungan, irigasi, jalan, dan embung,” ujar dia.

“Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran pertanian skala kecil dan juga untuk food estate skala besar yang didukung oleh pendanaan dan transfer teknologi tinggi dan berpotensi menjadi food estate besar yang menyuplai kebutuhan global,” ungkap dia menambahkan.

Oleh karena itu, menurut Jokowi, kolaborasi global harus diperkuat. Di sisi lain, investasi untuk pertanian dan perkebunan sangat diperlukan.

(stu/stu)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *