Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Israel dan kelompok Hamas masih terus berlanjut dengan korban yang terus berjatuhan. Update terakhir, pasukan Israel membunuh 300 warga Palestina dalam 24 jam terakhir.
Secara total angka kematian warga Palestina di Gaza tembus 18.000 orang akibat serangan bertubi-tubi yang dilancarkan militer Israel. Di tengah konflik tersebut, informasi sesat masih bertebaran di internet dan memicu situasi makin panas.
X alias Twitter merupakan salah satu platform yang kerap menjadi sumber pencarian informasi dan update terkait berbagai hal, termasuk konflik di Timur Tengah. Sayangnya, platform milik Elon Musk itu tak berbenah diri untuk memberantas hoax.
Berdalih ‘mendukung kebebasan berpendapat’, X menjadi salah satu platform yang memiliki kebijakan kontroversial terkait pemblokiran dan perizinan akun.
Terbaru Musk memberikan karpet merah pada ‘raja hoax’ Alex Jones, setelah 5 tahun ditendang dari Twitter, dikutip dari CNBC International, Senin (11/12/2023).
Padahal, setahun lalu Musk berjanji tak mau mengembalikan akun Jones. Pada 2018, Twitter memblokir akun konspirasi tersebut karena dinilai bertentangan dengan kebijakan platform.
Salah satu ‘dosa’ terbesar Jones adalah membuat konspirasi tentang penembakan di Sandy Hook Elementary School pada 14 Desember 2012. Dalam indisen tersebut, 20 anak-anak dan 6 guru meninggal dunia.
Namun, Jones secara semena-mena mengatakan berita itu palsu melalui akun ‘Infowars’ miliknya. Ia menuduh pemberitaan itu sengaja dirancang untuk memperketat regulasi soal kepemilikan senjata di AS.
Pengikut Jones lalu menyebarkan ujaran kebencian dan mengancam keluarga korban penembakan. Bahkan, beberapa menyerang secara fisik dan menuduh para keluarga korban sebagai aktor yang lihat bersandiwara, menurut laporan Associated Press.
Beberapa keluarga korban terpaksa pindah rumah berkali-kali karena merasa tak aman. Alhasil para keluarga korban menuntut Jones ke meja hijau dan menang. Jones diminta membayar US$ 1,5 miliar.
Menanggapi keputusan kontroversialnya membawa kembali akun Jones, Musk menanggapi dengan santai.
“Platform ini adalah wadah diskusi global. Karena itu, akan sangat jarang ada akun yang diblokir permanen,” kata dia.
Musk mengembalikan Jones setelah menggelar voting di X. Sebanyak 2 juta orang menanggapinya dan lebih dari setengah ingin Jones kembali ada di X. Namun, akun Infowars hingga kini belum terlihat kembali ke X.
Dengan alasan itu, Musk bahkan mengatakan Jones tidak melanggar hukum. Ia mengklaim jika Jones berbuat salah, maka komunitas di X akan mengoreksinya.
Pertama kali kembali ke X, Jones langsung me-repost ucapan selamat datang dari Andrew Tate. Sosok tersebut selama ini dikenal sebagai influencer yang kerap mengumbar opini-opini misoginis di ranah online.
Tate bahkan tengah dalam proses hukum atas gugata pemerkosaan, perdagangan manusia, dan pembentukan kelompok yang mengeksploitasi perempuan di Romania.
Tate menuntut orang yang melayangkan gugatan hukum kepadanya. X tetap membiarkan akun Tate dimonetisasi di platformnya. Tate mengatakan telah meraup ribuan dolar AS dari X.
Di kala Musk sangat longgar terhadap akun-akun konspirasi yang memicu kebencian di internet, ia justru sangat tegas terhadap akun-akun yang terbukti kredibel.
Misalnya, X masih memblokir pengembang software Travis Brown, akun pelacar jet pribadi yang dibuat Jack Sweeney, dan Aaron Greenspan selaku pendiri basis data hukum dan catatan publik PlainSite.
Di bawah manajemen Musk, X menuntut lembaga pengawas media, ‘Media Matters’, usai melaporkan soal maraknya berita sesat yang beriklan di X.
Dikutip dari Reuters, akun podcast Jones telah diblokir dari layanan internet lain seperti Apple, YouTube, dan Facebook. Alasannya karena Jones melanggar standar komunitas mereka.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jawaban Kenapa Palestina Tak Ada di Google Maps Cuma Israel
(fab/fab)